1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertama Kali Sejak Invasi, Presiden Jerman Kunjungi Kyiv

25 Oktober 2022

Setelah berulangkali membatalkan kunjungan karena berbagai alasan, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier akhirnya melakukan perjalanan pertamanya ke ibu kota Ukraina sejak dilancarkannya invasi Rusia.

https://p.dw.com/p/4IdHQ
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier
Steinmeier mengunjungi Kyiv dengan menaiki keretaFoto: Michael Kappeler/dpa/picture alliance

Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier tiba di Kyiv pada hari Selasa (25/10), ini adalah kunjungan pertamanya ke Ukraina sejak invasi Rusia pada 24 Februari lalu.

"Pesan saya kepada Ukraina adalah, kami tidak hanya berdiri di sisi Anda. Kami akan terus mendukung Ukraina, secara ekonomi, politik, dan juga militer," katanya setelah tiba di ibu kota Ukraina.

Steinmeier juga menyampaikan pesan kepada masyarakat Jerman, jangan lupakan apa arti perang ini bagi orang-orang di sini di Ukraina. "Betapa banyak penderitaan, berapa banyak kehancuran yang ada. Orang-orang di Ukraina membutuhkan kita."

"Penting bagi saya, terutama sekarang dalam fase serangan udara dengan drone, rudal jelajah dan roket, untuk mengirim pesan solidaritas kepada Ukraina," tambah presiden Jerman itu.

Kehadiran Presiden Steinmeier di Ukraina telah dinantikan sejak Kamis (20/10) lalu. Namun, perjalanan itu dibatalkan karena alasan keamanan, di mana Kyiv dibom oleh rudal dan drone Moskow.

Seorang pejabat pemerintah di Berlin ketika itu mengatakan, otoritas keamanan dan Kementerian Luar Negeri Jerman menyarankan Steinmeier untuk tidak pergi dan menjadwalkan ulang kunjungan tersebut. Namun, para pemimpin negara lainnya terus mengunjungi Kyiv, seperti Presiden Swiss Ignazio Cassis yang mengunjungi ibu kota Ukraina pada hari yang sama saat Steinmeier dijadwalkan tiba.

Pembatalan kunjungan di bulan April lalu

Steinmeier sudah merencanakan perjalanan ke Kyiv pada bulan April lalu, bersamaan dengan kunjungan Presiden Polandia, Lituania, Estonia, dan Latvia. Namun, pemerintah Ukraina tidak mengundang Steinmeier, dengan alasan sikapnya yang ramah Rusia dalam beberapa tahun terakhir.

Posisi Ukraina itu membuat marah politisi Jerman. Steinmeier sendiri sebelumnya mengaku melakukan kesalahan terkait kebijakan terhadap Rusia. Baru pada awal Mei, Steinmeier dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akhirnya berhasil memperbaiki hubungan diplomatik lewat panggilan telepon. Presiden Zelenskyy secara pribadi mengundang Steinmeier untuk mengunjungi Ukraina.

Beberapa politisi Jerman juga telah melakukan perjalanan ke negara yang dilanda perang itu, termasuk Kanselir Olaf Scholz.

ha/as (dpa, Reuters)