1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Stipendien Deutschland

Antje Binder21 September 2013

Beasiswa tidak hanya berupa bantuan keuangan. Tapi juga 'mempercantik' riwayat hidup. Dua persen mahasiswa di Jerman adalah penerima beasiswa.

https://p.dw.com/p/15Cwq
Hua-Jing HanFoto: DW

Hari-hari setelah wawancara seleksi calon penerima beasiswa sangat menegangkan. Ada yang bilang, kalau setelahnya menerima surat dalam amplop artinya sukses, sementara amplop kecil berarti gagal. "Akhirnya saya hanya menunggu datangnya sebuah surat, baik amplop besar maupun kecil", cerita Hua-Jing Han mengingat masa lalu. Dua minggu kemudian, ia menerima surat dalam amplop besar.

Symbolbild Stipendien für Studenten an Hochschulen
Foto: picture-alliance/dpa

Setahun kemudian, Hua-Jing Han masih ingat jelas lamarannya untuk mendapat beasiswa dari Studienstiftung Deutsches Volk di Jerman. Dia termasuk salah satu di murid terbaik ketika lulus sekolah tinggi. Karena itu dia direkomendasikan oleh sekolahnya untuk mendapat beasiswa.

Ada sekitar 10.000 murid terbaik yang setiap tahun turut serta dalam ujian seleksi. Tugas-tugas yang harus dilaksanakan setiap peserta terdiri dari ceramah, memimpin putaran diskusi dan melewati dua pembicaraan dengan komite seleksi.

Peluang bagi semua golongan masyarakat

Riwayat hidup Hua-Jing seperti banyak pelamar lain: Nilai sempurna pada ujian akhir, bisa memainkan instrumen musik biola, dan di waktu luang aktif di organisasi lingkungan Greenpeace. Namun, ia tidak menyangka bisa mendapat beasiswa. "Saya selalu pikir mereka cari pelajar yang tidak seperti saya". Seperti murid-murid dari sekolah terkenal dengan riwayat hidup yang luar biasa. Tetapi sesudah mendapat beasiswa, ia baru sadar tidak demikian halnya. "Penerima beasiswa lain yang sudah saya kenal ternyata berasal dari kalangan yang berbeda-beda."

Tiga hal penting yang dibutuhkan untuk sukses dalam proses seleksi beasiswa adalah: "Nilai yang baik di sekolah, aktivitas dalam perhimpunan atau organisasi, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat," jelas Gerhard Teufel, sekjen Studienstiftung Deutsches Volk.

Stipendien für Studenten an Hochschulen
Mahasiswa di perpustakaan di Universitas Osnabrück (03/11/09)Foto: picture-alliance/dpa

Aktivitas di luar sekolah bisa bermacam-macam bentuknya, Mulai dari aktif di NGO seperti Amnesty International atau Greenpeace bermain di marching band atau menjadi petugas pemadam kebakaran sukarela. Demikian tambah Teufel.

Bukan tempat mengasah kaum elit

Sepertinya, Studienstiftung Deutsches Volk bermaksud mengganti citranya sebagai "pengasah kelompok elit". Sejak tahun 2010, nilai-nilai yang sangat baik tidak terlalu penting lagi. Lamaran dari pelajar dengan latar belakang migran juga diterima dengan senang hati. Setiap orang bisa mengajukan permohonan. Juga tanpa rekomendasi dari sekolah.

Para penerima beasiswa memperoleh 150 Euro (sekitar 1,8 juta Rupiah) untuk kebutuhan buku dan bantuan keuangan yang besarnya bergantung pada pemasukan orang tuanya. Selain itu ada penawaran sekolah akademi liburan musim panas, kursus bahasa dan kontak ke jaringan yang besar.

Itu juga diketahui oleh Martin Lippert, yang ingin berkarir di departemen luar negeri. "Saya tertarik kenalan dengan murid lain yang sudah menerima beasiswa", katanya. Ketika ikut ujian seleksi, Lippert tidak tegang. "Saya pikir, bagus kalau diterima, tapi kalau tidak juga tidak apa-apa."

Sepertinya cara berpikir seperti ini membuahkan hasil bagi Martin Lippert. Bersama dengan Hua-Jing Han, ia termasuk dalam 3.000 penerima beasiswa. Awalnya masa percobaan selama empat semester. Kalau sesudah itu dia tetap termasuk 15 persen mahasiswa yang terbaik, dia akan menerima bantuan keuangan sampai akhir masa studinya.