1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Nikah Massal Meriahkan Pembukaan Festival Es di Cina

6 Januari 2020

Udara dingin terbukti tidak dapat membekukan api cinta puluhan pasangan pengantin baru yang turut meramaikan pembukaan festival es tahunan di Harbin, Cina.

https://p.dw.com/p/3VlRr
China Harbin Ice & Snow Festival Paare
Foto: AFP

Deretan pasangan pengantin turut meramaikan pembukaan festival es dan salju tahunan di Harbin di timur laut Cina. Sedikitnya 43 pengantin perempuan dalam balutan gaun pengantin berenda dan jaket tebal berlapis bulu angsa berjalan beriringan dengan pasangan mereka untuk ikut berpartisipasi dalam pernikahan massal di tengah pahatan es dan salju.

Semarak kembang api menandai pembukaan resmi festival ini pada hari Minggu (05/01) malam. Para turis terlihat berjalan-jalan di antara menara es dan replika monumen-monumen terkenal yang diterangi warna-warni lampu di kota yang terletak di timur laut Cina ini. Festival Harbin adalah salah satu festival es terbesar di dunia.

Atraksi tahunan kali ini juga diramaikan dengan aksi para perenang yang dengan berani mengarungi air pada suhu udara di bawah titik beku. Para perenang dengan berani terjun ke kolam yang dibuat dari air Sungai Songhua yang membeku. Suhu di Harbin pada hari itu tetap berada di bawah minus tujuh derajat Celsius.

Baca juga: Reaksi Manusia Terhadap Suhu Dingin

Ratusan ribu kubik es diambil dari sungai beku

Festival Es dan Salju Internasional Harbin di Provinsi Heilongjiang tahun ini membutuhkan 170.000 meter kubik es yang diambil dari Sungai Songhua oleh lebih dari 100 pekerja. Jumlah balok es tersebut diperkirakan cukup untuk mengisi 70 kolam renang ukuran standar olimpiade.

China Harbin Schwimm-Wettbewerb im Songhua Fluss
Pengunjung berlomba renang di suhu udara -7 Celsius pada pembukaan Festival Es dan Salju di Harbin, Minggu (05/01). Foto: AFP/N. Celis

Selama berjam-jam para pekerja memotong dan mengukir es setiap harinya dalam beberapa minggu sebelum festival. Para pekerja kebanyakan adalah petani lokal yang bekerja mencari tambahan penghasilan. Di tengah musim dingin yang beku di daerah ini, mereka tidak lagi bisa membudidayakan tanaman seperti jagung dan kedelai. Karena itu, para petani seperti Liu Yantao bersama timnya, datang untuk ikut memanen es dari Sungai Songhua yang membeku.

Dari pekerjaan ini, para buruh pemahat es menghasilkan 500 Yuan (hampir sekitar Rp 1 juta) per harinya. "Tidak ada yang bisa dilakukan pada musim dingin. Orang-orang bermain mahyong di rumah. Saya tidak suka berjudi, jadi saya bekerja," ujar Liu, petani berusia 36 tahun yang memiliki satu orang anak.

"Harga-harga makin mahal. Saya berusaha mengais uang tambahan walau tidak banyak supaya hidup lebih mudah," ujarnya sambil terus merokok. Liu, bersama timnya dan ratusan pekerja lain bekerja di tengah udara membeku minus 18 derajat Celsius untuk memotong 2.000 balok es setiap hari selama tiga bulan. 

China Harbin Ice & Snow Festival Stadt aus Eis
Harbin termasuk salah satu provinsi paling dingin di Cina.Foto: Reuters/Aly Song

Sebagai hasilnya, Festival Harbin pun menampilkan istana yang berkilauan dan pemandangan fantastis yang dipahat dari es dan telah menarik jutaan orang selama bertahun-tahun untuk datang ke salah satu kota paling dingin di Cina.

Baca juga: Suhu -67° Celcius, Rambut Beku dan Termometer Pecah di Rusia

Festival tahun ini akan bertepatan dengan lomba maraton ski pertama di kota yang sama pada minggu ini, menurut Xinhua. Cina tengah meningkatkan promosi pariwisata salju dan es di negaranya menjelang Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing.

Cina juga tengah membangun tol yang menghubungkan Beijing dan Zhangjiakou, sebuah kota di Provinsi Hebei utara yang akan menjadi tuan rumah bersama Olimpiade tersebut. Sementara jalur kereta api berkecepatan tinggi yang menghubungkan kedua kota ini telah dibuka pada 30 Desember 2019.

ae/as (AFP)