Perkiraan Jumlah Penduduk hingga 2100
4 Mei 2011Hasil pendataan yang diperkenalkan Stiftung Weltbevölkerung tidak hanya menampilkan berita buruk. Di tahun 60-an jumlah anak-anak rata-rata dari setiap perempuan berkurang setengahnya. Ini adalah dampak perkembangan dan program keluarga berencana yang berhasil, demikian dijelaskan Thomas Büttner, wakil kepala bagian kependudukan pada PBB. Menurutnya ini adalah hasil perkembangan berkualitas.
Jumlah Kelahiran Terlalu Tinggi
Tetapi itu saja kabar baiknya. Karena terutama di negara-negara miskin, di mana anak-anak yang baru dilahirkan akan menghadapi paling banyak masalah untuk hidup, jumlah kelahiran baru masih terlalu tinggi. Jika jumlah rata-rata kelahiran di dunia tidak berubah, akhir abad ini jumlah penduduk dunia akan mencapai 27 milyar, yang berarti empat kali lebih banyak dari saat ini. Menurut teori itu, di Nigeria saja akan hidup dua milyar orang lebih banyak. Sebaliknya di Jerman jumlah penduduk akan berkurang setengahnya, dan di Cina berkurang 500 juta. Tetapi perkiraan jumlah penduduk dunia yang dikeluarkan PBB berdasar pada teori lain, demikian dijelaskan Büttner.
Teori ini terutama berdasar pada perkiraan bahwa tren yang paling dominan selama ini akan terus berlanjut di masa depan. Misalnya berkurangnya jumlah anak dalam sebuah keluarga, dan menurunnya jumlah kematian. Termasuk di dalamnya juga seluruh upaya pembangunan dan keluarga berencana, serta pengurangan jumlah kematian ibu dan anak.
Perhitungan PBB
Akibat perkiraan bahwa jumlah anak dari setiap perempuan di negara-negara paling miskin di dunia akan terus berkurang, pakar demografi dari PBB memperhitungkan jumlah penduduk dunia akan menjadi 10 milyar tahun 2100 mendatang. Namun demikian, jika jumlah rata-rata kelahiran dari setiap perempuan meningkat setengahnya saja, di akhir abad ini akan hidup 16 milyar orang di bumi. Itu adalah perhitungan tertinggi, yang dipandang realistis oleh para pakar PBB. Perhitungan terrendah, yaitu setengah lebih sedikit dari jumlah anak rata-rata setiap perempuan, penduduk bumi hanya akan berjumlah 6 milyar. Jadi bahkan lebih sedikit dari jumlah saat ini.
Variasi hasil perhitungan, antara 6 sampai 16 milyar itu, menunjukkan pengaruh politik pembangunan dan penduduk yang sukses atau kurang sukses. Saat ini politik tersebut tidak terlalu berhasil. PBB sekarang harus membuat perkiraan yang sangat berbeda dari perhitungan terakhir tahun 2008 lalu.
Reaksi Politisi
Renate Bähr, kepala yayasan Jerman yang mengurus penduduk dunia, Stiftung Weltbevölkerung mengatakan, "Untuk tahun 2050 saja perhitungan harus ditambah 200 juta dari jumlah yang dikatakan tahun 2008. Penyebabnya adalah, jumlah kelahiran dalam dua tahun terakhir ternyata tidak menurun seperti diperkirakan tahun 2008. Ini menjadi isyarat peringatan. Dan saya harap, politisi akan mendengar isyarat ini dan memberikan reaksi sesuai.“
Seberapa pentingnya reaksi politisi dijelaskan Renate Bähr dengan mengambil contoh Thailand dan Kenya. Kedua negara sama miskinnya dalam 44 tahun. Tetapi sejak tahun 1970-an, pemerintah Thailand mempropagandakan program keluarga berencana dengan jumlah anak dua saja dalam sebuah keluarga. Sekarang jumlah penduduk Kenya empat kali lipat lebih tinggi, sedangkan di Thailand hanya dua kali lipat. Sekarang pemerintah Kenya menyadari pentingnya pengurangan jumlah anak. Tetapi banyak pemerintah lainnya belum sadar.
Peter Stützle / Marjory Linardy
Editor: Hendra Pasuhuk