1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Peringatan Pembunuhan Rafik Hariri

Jörg Kaminski15 Februari 2006

Ratusan ribu warga Lebanon memperingati setahun meninggalnya mantan PM Rafik Hariri.

https://p.dw.com/p/CJeT
Warga Lebanon: Bersatu di bawah panji anti-Suriah?
Warga Lebanon: Bersatu di bawah panji anti-Suriah?Foto: AP

Pukul 12:55 waktu Lebanon, ratusan ribu orang yang berkumpul di Lapangan Martir di pusat ibu kota Beirut mengheningkan cipta. Setahun lalu pada waktu sama, hanya beberapa kilometer dari Lapangan Martir, Rafik Hariri, yang selama bertahun-tahun menjadi Perdana Menteri Lebanon, tewas dibunuh.

Setelah mengheningkan cipta, warga kembali mengelu-elukan Lebanon dan menyerukan protes anti Suriah. Pada saat bersamaan terdengar dentang lonceng gereja dan seruan imam dari mesjid-mesjid. Beirut dipenuhi warna putih dan merah, warna bendera nasional Lebanon.

Politisi di Pengasingan

Peringatan tewasnya mantan Perdana Menteri Rafik Hariri adalah demonstrasi persatuan Lebanon. Itulah yang diharapkan anak sang perdana menteri, Saad Hariri. Pemimpin kekuatan terbesar di parlemen itu baru tiba dua hari lalu dari pengasingan selama berbulan-bulan.

Ia terpaksa tinggal di Arab Saudi dan Prancis karena ancaman pembunuhan. Setelah Rafik Hariri, serangan pembunuhan juga terjadi atas sejumlah besar politisi dan wartawan yang bersikap anti Suriah.

Suriah Bertanggungjawab atas Pembunuhan

Protes terhadap Suriah juga mewarnai demonstrasi, Selasa (14/02). Demonstrasi massal serupa itulah yang memaksa pemerintah di Damaskus menarik tentaranya dari negara tetangga Lebanon, setelah ditempatkan di sana selama 29 tahun.

Sebagian besar warga Lebanon menganggap rezim Bashar al Assad bertanggung-jawab atas pembunuhan Hariri, serta pembunuhan berlatar belakang politik lain. Dan tentunya, pendukung Bashar al Assad di Lebanon juga dianggap bersalah. Sehingga dalam sebuah pidatonya, Saad Hariri menyindir Presiden Lahoud yang dianggap kaki tangan Suriah.

Persatuan Hanya Impian

Demonstran yang mengelu-elukan kata-kata Hariri dan politisi anti Suriah lain memberikan kesan, seolah di Lebanon ada persatuan. Padahal masyarakat di negara itu terpecah belah. Sebagai contohnya, Partai Shiah Hisbulah dan sebuah partai Kristen tidak mengimbau anggotanya untuk hadir dalam peringatan pembunuhan Rafik Hariri. Selain itu, kekuatan yang pro dan anti Suriah menunjukkan permusuhan. Sementara warga Suni yang militan menghidupkan kembali ingatan akan perang saudara.

Saat Naila Tueni, putri wartawan Gebran Tueni, hadir di depan massa, ratusan ribu orang mengulang sumpah yang diucapkannya. 11 bulan lalu, sumpah sama diserukan bersama ayahnya, wartawan Gebran Tueni, yang dibunuh Desember lalu. "Kami bersumpah pada Tuhan yang Maha Kuasa. Muslim dan Kristen, kami bersatu untuk mempertahankan tanah air Lebanon. Hidup Lebanon!" Saat ini fakta menunjukkan bahwa sumpah itu cuma impian belaka. (ml)