1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perguruan Tinggi Elit di Jerman

28 Oktober 2007

Perguruan tinggi elit diharapkan menjadi perintis bagi dunia penelitian di Jerman dan siap kembali bersaing di dunia penelitian internasional.

https://p.dw.com/p/CJ8J
Universitas Teknik München dengan skulptur "Parabel"
Universitas Teknik München dengan skulptur "Parabel"Foto: picture-alliance/dpa

Baru-baru ini enam perguruan tinggi di Jerman dinobatkan sebagai perguruan tinggi elit. Tahun lalu, jumlahnya masih tiga saja.

Sekolah Tinggi Teknik Aachen atau RWTH Aachen, Universitas Freiburg, Universitas Göttingen, Universitas Heidelberg, Universitas Konstanz dan Freie Universität Berlin kini resmi disebut sebagai perguruan tinggi elit. Sebagai hadiahnya, perguruan tinggi tersebut berhak menerima dana sekitar 13 juta Euro atau sekitar 169 miliar rupiah setiap tahunnya hingga tahun 2011.

Tahun lalu, Universitas Teknik Karlsruhe, Universitas Ludwig Maximillian München dan Universitas Teknik München mendapatkan gelar yang sama. Ketua Perhimpunan Masyarakat Penelitian Jerman DFG Matthias Kleiner, dalam upacara pemberian penghargaan terhadap perguruan tinggi di Jerman yang dianggap memiliki konsep masa depan mengenai pembangunan penelitian terkemuka di tingkat perguruan tinggi tersebut di Bonn mengatakan:

„Kami mengharapkan di masa depan perguruan tinggi-perguruan tinggi ini akan menjadi perguruan tinggi terkemuka internasional.“

Seluruhnya hampir dua miliar Euro yang akan diberikan pemerintah Jerman kepada pemenang perlombaan kualitas perguruan tinggi se-Jerman tersebut.

Kategori Perguruan Tinggi Elit

Terdapat tiga kategori sayembara di mana seluruh perguruan tinggi se-Jerman dapat menjadi pesertanya. Kategori pertama adalah program pasca sarjana yang sangat mendukung munculnya peneliti-peneliti muda. Banyak program pasca sarjana tersebut yang merupakan program internasional dengan bahasa pengajaran bahasa Inggris. Seperti yang ditawarkan Universitas Ruprecht Karl di Heidelberg, yaitu “The Hartmut Hoffmann-Berling International Graduate School of Molecular and Cellular Biology”, program studi Master di bidang biologi molekular dan sel.

Selain program pasca sarjana ilmu eksakta, program pasca sarjana ilmu sosial juga berhak mendapatkan penghargaan yang sama. Seperti yang ditawarkan Freie Universität Berlin, yaitu program pasca sarjana studi budaya Islam, Muslim Cultures and Societies: Unity and Diversity.

Kategori kedua diberikan kepada jaringan penelitian di perguruan tinggi yang dianggap sangat berguna bagi kemanusiaan dan melibatkan banyak ilmuwan dari berbagai bidang, lembaga penelitian dan atau dari universitas yang berbeda. Seperti yang diraih tim penelitian Universitas Hamburg mengenai perubahan iklim, “Integrated Climate System Analysis and Prediction”. Penelitian yang dipimpin Profesor Martin Claußen ini melibatkan peneliti bidang meteorologi dari lembaga penelitian Max Planck, Pusat Penelitian Geesthacht GKSS, Pusat Komputasi Iklim Jerman DKRZ, Dinas Pelayaran dan Hidrografi Jerman, Badan Meteorologi Jerman dan Dinas Konstruksi Air Jerman. Sebagai hadiahnya, tim penelitian ini mendapatkan 25 juta Euro sebagai dana melanjutkan riset mereka.

Sedangkan kategori ketiga adalah perguruan tinggi elit yang dianggap memiliki konsep yang mencakup arah rencana penelitian yang dilakukan perguruan tinggi itu di masa depan. Seperti konsep yang ditawarkan Universitas Konstanz yaitu menciptakan iklim kerjasama antar peneliti muda dalam penelitian lintas disiplin ilmu. Universitas Konstanz berencana untuk mendirikan “Pusat Penelitian Khusus Ilmuwan Muda“ di mana tidak hanya ilmuwan yang sudah mapan akan membimbing ilmuwan muda dalam sistem mentor, tapi juga antar ilmuwan muda. Prinsip egaliter menjadi prioritas utama. Jadi diupayakan tidak akan terjadi senioritas bersifat negatif.

Sayembara semacam ini termasuk baru di Jerman, dan juga pemikiran mengenai perguruan tinggi elit. Tapi penentuan menjadi bagusnya suatu perguruan tinggi bukanlah sesuatu yang ditentukan dari atas, melainkan harus tumbuh dari bawah, dari civitas akademika masing-masing perguruan tinggi itu sendiri. Dikatakan Kleiner:

“Untuk menjadi yang paling atas harus dimulai dengan mengakhiri semua kebohongan. Semua perguruan tinggi pada dasarnya memiliki kualitas yang sama.”

Pemerintah federal Jerman dan pemerintah negara-negara bagian sangat puas dengan pencanangan perguruan tinggi bergengsi ini, yang berhadiah miliaran Euro dana penelitian. Untuk itu Menteri Penelitian Jerman Annette Schavan akan melanjutkan proyek ini

“Saya yakin semua putaran penilaian itu selesai dengan baik. Saya mengharapkan dan saya juga mengusulkan supaya kami dapat menandatangani kontrak baru antara Perhimpunan Masyarakat Penelitian Jerman dan Dewan Ilmu Pengetahuan dengan pemerintah negara bagian.”

Sebagian besar dana penelitian sebagai hadiah penghargaan memang diberikan Perhimpunan Masyarakat Penelitian Jerman dan Dewan Ilmu Pengetahuan, tapi secara politis pemerintah negara-negara bagian bertanggung jawab untuk setiap perguruan tinggi yang ada di wilayahnya. Sayembara itu berpengaruh tidak hanya karena beberapa perguruan tinggi memerlukan dana penelitian yang lebih banyak. Menurut Ketua Dewan Ilmu Pengetahuan Jerman Peter Strohschneider:

“Inisiatif perguruan tinggi elit menjadi gerakan penting bagi perbedaan kualitas perguruan tinggi, dalam hal penelitian. Dapat dikatakan, sayembara ini membuat dunia perguruan tinggi di Jerman jungkir balik.”

Ditambahkan Strohschneider

“Tujuan penghargaan ini adalah unjuk kemampuan pada dunia internasional. Dan tujuan ini dapat dikatakan berhasil dicapai. Memang anggaran kami dianggap kecil, tapi cukup efektif.”

Perguruan tinggi elit di Jerman tentu saja juga membuka kesempatan bagi peneliti-peneliti dari luar negeri yang berminat datang ke Jerman. Dikatakan Strohschneider, sebagian besar dana penelitian dialirkan untuk pekerjaan-pekerjaan baru di bidang ilmiah, bagi peneliti muda mau pun profesor yang sudah mapan

“Bagi peneliti asing tentu saja merupakan perbedaan besar karena perguruan tinggi di Jerman terkenal di mata internasional yang dapat menghubungkan pasaran pekerjaan internasional bagi ilmuwan.”