1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Peresmian Pura Hindu di Berlin "Masih Menunggu Para Dewa"

Christoph Strack
1 September 2023

Apa hubungan perusahaan raksasa Amazon dengan pembangunan pura Hindu di Berlin? Pura ini akan menjadi pura terbesar di Jerman dan rencananya diresmikan bulan November mendatang.

https://p.dw.com/p/4Vn5g
Pura Hindu Sri Ganesha di Berlin
Pura Hindu Sri Ganesha di Berlin rencananya rampung November 2023Foto: Christoph Strack/DW

Hampir 20 tahun – itu waktu yang cukup lama untuk sebuah proyek bangunan di Berlin, ibu kota Jerman. Vilwanathan Krishnamurthy, yang berasal dari India, menceritakan kepada Deutsche Welle bagaimana dia datang ke Berlin Barat bersama istrinya hampir 50 tahun yang lalu dan mendapatkan pekerjaan di perusahaan elektronik AEG, "dengan upah tiga D-Mark per jam." Dia lalu mendirikan yayasan untuk pembangunan pura Hindu. Pura ini, katanya, "adalah mimpi bagi saya. Sebagai seorang Hindu, saya bisa merayakan apa pun di rumah, tapi saya tidak bisa merayakannya bersama orang lain di sana. Perlu tempat untuk merayakannya bersama orang lain, bersama teman, dan juga kegembiraan untuk berada di dalamnya."

Yayasan Pura Sri Ganesha telah aktif sejak tahun 2004 untuk pembangunan "Pura Hindu Sri Ganesha" di Berlin. Distrik Berlin menawarkan kepada yayasan itu sebuah lahan di tepi Hasenheide, taman antara distrik Kreuzberg, Neukölln, dan Tempelhof. "Sebuah anugerah dari Tuhan,” kata Vilwanathan Krishnamurthy.

Pekerjaan pembangunan dimulai tahun 2007. Ada beberapa kali upacara peletakan batu pertama. Krishnamurthy menceritakan prosedur rumit pembangunan gedung di Jerman, yang terkait dengan peraturan, prosedur persetujuan, tenggat waktu, dan konsep pembiayaan.

"Kami tidak ingin membangun pura dengan kredit. Nanti keturunan kami harus membayarnya kembali. Jadi kami hanya bergantung pada sumbangan,” katanya "Dalam lima tahun terakhir kami mengalami peningkatan donasi yang signifikan. Kaum muda Hindu yang ada di Jerman bersedia memberi lebih dengan banyak kemurahan hati.” Bulan November mendatang, Krishnamurthy berharap festival akbar selama enam hari bisa dilaksanakan untuk menandai pembukaan pura tersebut. "Kami sedang menunggu para dewa,” katanya sambil tersenyum.

Vilwanathan Krishnamurthy
Vilwanathan Krishnamurthy, pendiri Yayasan Pura Sri Ganesha di BerlinFoto: Christoph Strack/DW

Sumbangan para profesional Hindu di Jerman

Sekarang ada banyak pakar IT India yang sekarang bekerja di "Menara Amazon", yang jaraknya hanya tiga kilometer dari bangunan pura. Para profesional muda ini, kata Krishnamurthy, menyumbang sampai empat digit atau lebih. "Mereka datang ke Jerman untuk bekerja. Dan mereka ingin, seperti kami juga, melakukan ritual yang biasa mereka lakukan di India." Jadi mereka semua menunggu pura itu rampung.

Atapnya sudah terlihat menyala kuning jingga. Di depan gedungnya ada menara setinggi hampir 18 meter dalam keindahan warna-warni. Menara itu sudah terlihat dari jauh jika orang memasuki kawasan Hasenheide.

Namun, patung para dewa masih belum ada. Krishnamurthy menjelaskan ada profesi khusus di India untuk mengerjakan patung-patung dari batu dengan keahlian khusus sesuai spesifikasi yang sudah berusia lima ribu tahun. Seharusnya ada 27 patung, katanya. Sejauh ini masih terlihat relung-relung kosong patung dewa di bagian dalam pura. Di depan pura ada juga patung batu sebagai penjaga.

Menara pura dengan ketinggian 18 meter sudah terlihat dari jauh
Menara pura dengan ketinggian 18 meter sudah terlihat dari jauhFoto: Fabian Sommer/dpa/picture alliance

Peresmian dengan festival enam hari

Vilwanathan Krishnamurthy mengatakan puas dengan kemajuan proyek pembangunan pura, juga kemajuan pembuatan patung dewa-dewa. Dia menjelaskan, jalur pengangkutan dari India ke Jerman perlu waktu, termasuk perlunya pengecekan hasil pekerjaan dan batunya, misalnya dengan merendamnya selama beberapa minggu di dalam air.

Pada bulan November mendatang, sekitar perayaan Festival Cahaya Diwali, dia ingin pura sudah selesai, lalu akan ada upacara "Kumbhabhishekham", penyucian pura selama enam hari. "Kami percaya Tuhan menolong kami,” katanya. Karena bulan Desember adalah "Margashirsha", "bulan tidur" para dewa. Jadi peresmian tidak mungkin dilakukan pada bulan Desember.

Ketika tiba di Berlin dulu, Vilwanathan Krishnamurthy sering pergi ke sebuah pura kecil di Urbanstrasse di Kreuzberg. Dan setiap tahun dia berziarah ke Kota Hamm, di pura Hindu besar, yang dibangun oleh orang Tamil dan telah berdiri sejak 20 tahun lalu. Pura baru di Berlin akan menjadi pura terbesar di Jerman.

Dia berulang kali menekankan kebersamaan dan dialog. Saat ini, tidak hanya 20 hingga 50 orang, tapi sekitar 100 orang datang ke tempat ibadah sementara yang hanya buka dua jam sehari. Setiap tahun ada 60 sampai 70 grup sekolah yang datang untuk melihat pembangunan pura itu. "Ketika saya sudah menyelesaikan semuanya, saya akan mendapatkan kedamaian," kata Vilwanathan Krishnamurthy.

(hp/yf)