1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialPakistan

Perempuan Pakistan Dobrak Tabu dengan Komedi

Mavra Bari
7 Desember 2022

Terlepas dari segala rintangan dan hambatan sosial, perempuan di Pakistan menggunakan komedi untuk mematahkan stereotip gender, berbagi pengalaman pribadi, dan menantang praktik patriarki.

https://p.dw.com/p/4KXcO
Kelompok komedi perempuan Pakistan "The Khawatoons"
Kelompok komedi perempuan Pakistan "The Khawatoons"Foto: Khawatoons

Secara historis, komedi di Pakistan adalah bidang yang sangat didominasi laki-laki, dan penampil perempuan hanya muncul di televisi, itupun sangat jarang. Mereka yang melakukan stand-up comedy hingga saat ini belum diterima luas di Pakistan, karena ada beberapa konotasi negatif dan stigma sosial mengenai perempuan yang berada di atas panggung, sendirian dan tanpa pendamping.

Sementara penyanyi seperti Noor Jehan sudah lama menjadi ikon budaya pop, komedian perempuan tidak mendapat apresiasi yang sama. Dalam budaya Pakistan, perempuan biasanya hanya dilihat sebagai subjek lelucon, bukan orang yang menceritakannya.

Namun, dengan munculnya lebih banyak komedian stand-up dalam dekade terakhir, perempuan juga kini mulai merebut ruang sendiri dalam dunia komedi. Beberapa dari komedian ini mengatakan bahwa mereka menemukan kepercayaan diri dan keterampilan untuk melakukan komedi di depan umum berkat keamanan yang mereka rasakan di grup komedi yang semuanya terdiri dari perempuan.

Grup komedi dan media sosial

Amtul Baweja, 31 tahun, adalah pembuat konten digital dan comedian yang telah tampil sejak 2011, ketika masih mahasiswa. Tetapi dia merasa tidak nyaman melakukan komedi sampai pada tahun 2016 dia bergabung dengan grup komedi perempuan pertama di Asia Selatan, The Khawatoons.

"Kepercayaan diri saya meningkat saat tampil bersama perempuan lain. Sebelumnya komedi terasa sangat didominasi laki-laki, dan secara otomatis laki-laki akan mengambil peran yang lebih lucu, atau penonton akan menganggap laki-laki lebih lucu," kata Baweja kepada DW. "Tapi karena rombongan kami harus memainkan semua peran, juga peran laki-laki, kami mendapat begitu banyak tawa."

The Khawatoons dirintis oleh salah satu komedian terkenal Pakistan, Faiza Saleem. Dia memulai grup ini dengan tujuan agar para perempuan dapat memiliki ruang yang aman untuk mengekspresikan diri mereka secara bebas, dan mereka bisa "berbicara tentang hal-hal sulit melalui komedi," kata Faiza Saleem kepada DW.

Amtul Baweja dan Faiza Saleem meniti karir yang sangat sukses sebagai komedian, dengan memanfaatkan jangkauan media sosial. Amtul Baweja punya 47.000 pengikut di Instagram dan Faiza Saleem 178.000.

Menantang patriarki melalui humor

Robina Ahmed, 64 tahun, adalah pensiunan pejabat pemerintah yang mulai melakukan stand-up comedy empat tahun lalu. Dia bergabung kengan kelompok Auratnaak dan juga tampil solo. "Komedi bagi saya adalah pil berlapis gula, yang pahit tetapi lebih mudah untuk ditelan. Saya terutama berurusan dengan isu-isu yang berkaitan dengan perempuan... Patriarki, misogini, tabu, pelecehan emosional, identitas gender, preferensi seksual, itulah beberapa topik yang biasanya saya angkat," katanya kepada DW.

"Saya berbicara tentang hal-hal yang pernah saya alami dalam hidup. Saya tidak pernah berbicara tentang hal-hal atau situasi hipotetis. Saya pikir ini membuat ekspresi saya lebih otentik dan meyakinkan," ujarnya.

Amna Baig, 30 tahun, adalah seorang polisi di Islamabad, dan telah melakukan stand-up comedy tiga tahun terakhir. Namun, tujuan utama dia adalah untuk menghilangkan stigma dan menghilangkan mitos profesinya sebagai polwan: "Dengan memanusiakan polisi melalui set saya, saya mencoba mengubah persepsi orang tentang mereka. Sehingga ketika mereka membutuhkan bantuan, mereka tidak berpikir dua kali sebelumnya untuk mendekati polisi, dan lebih banyak perempuan bisa merasa nyaman untuk bergabung dengan polisi sebagai pekerja," katanya.

Sementara para perempuan telah membuktikan bakat yang melimpah di dunia komedi, masih banyak hambatan bagi mereka berkarir secara penuh waktu. Tapi Robina Ahmed optimis: "Saya melihat komedi dalam waktu dekat akan didominasi oleh perempuan. Mereka cerdas dan jenaka, mereka mengambil isu yang tepat, dan mereka tahu bagaimana menunjukkan cermin kepada masyarakat."

(hp/gtp)