1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kriminalitas

Seorang Perawat di Jerman Jadi Pembunuh Berantai

31 Oktober 2018

Ini kasus yang banyak disoroti media Jerman. Jururawat Niels Högel mengaku telah membunuh lebih dari 100 pasien di beberapa rumah sakit di Jerman.

https://p.dw.com/p/37R7O
Deutschland Prozess gegen Krankenpfleger Niels Högel
Foto: picture-alliance/dpa/J. Stratenschulte

Niels Högel sudah mendekam di penjara menjalani hukuman seumur hidup atas pembunuhan terhadap dua pasien. Selasa (30/10), Högel kembali diadili dengan tuduhan telah membunuh 100 pasien lainnya.

Ketika ditanya oleh hakim ketua apakah tuduhan terhadap dirinya akurat, Högel menjawab: "Ya."

Pengadilan besar-besaran dibuka di kota Oldenburg, Jerman, dengan mengheningkan cipta selama satu menit untuk mengenang para korban. Persidangan harus diadakan di aula gedung lain dan tidak di gedung pengadilan daerah Oldenburg agar bisa mengakomodasi 126 penggugat dalam kasus ini dan besarnya minat publik.

Hakim Ketua Sebastian Bührmann mengatakan bahwa tujuan dari persidangan adalah untuk mengungkapkan ruang lingkup penuh pembunuhan yang dibiarkan tidak terkendali selama bertahun-tahun.

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk mempelajari kebenaran," katanya. "Ini seperti sebuah rumah dengan kamar gelap - kami ingin membawa cahaya ke kegelapan."

Perawat berusia 41 tahun itu sudah menjalani hukuman seumur hidup setelah dinyatakan bersalah pada tahun 2015 karena membunuh dua pasien. Tim penyidik kemudian menemukan bahwa jumlah total korbannya kemungkinan jauh lebih tinggi - membuatnya menjadi salah satu pembunuh berantai dengan korban terbanyak dalam sejarah pasca perang Jerman.

Menurut surat dakwaan, Högel dituduh melakukan pembunuhan antara Februari 2000 dan Juni 2005 di dua rumah sakit di kota-kota Jerman utara, Oldenburg dan Delmenhorst.

Usia termuda korbannya adalah 34 tahun dan yang tertua adalah 96.

Jaksa berpendapat bahwa Högel secara acak memilih pasien dan menyuntik mereka dengan campuran obat-obatan yang menyebabkan mereka menderita serangan jantung atau menderita komplikasi lain sehingga dia bisa melakukan resusitasi atau menghidupkan mereka kembali.

"Kantor kejaksaan mengasumsikan bahwa dia menciptakan situasi yang mengancam jiwa untuk menunjukkan keterampilan resusitasi kepada kolega dan atasan," kata dakwaan. Jaksa juga mengatakan dia mungkin melakukannya karena merasa bosan.

Högel tertangkap basah oleh perawat di Delmenhorst pada musim panas 2005. Sebelumnya dia sudah dipecat di rumah sakit Oldenburg karena dicurigai meracuni pasien. Tetapi saat itu dia tidak dilaporkan ke polisi, bahkan diberi surat rekomendasi yang baik. Dengan rekomendasi itu, dia bisa kembali bekerja sebagai juru rawat di rumah sakit Delmenhorst. Butuh waktu bertahun-tahun hingga pembunuhan itu benar-benar terungkap.

Pihak penyidik meneliti 200 kasus yang mencurigakan dan menggali 130 mayat untuk diotopsi - termasuk dua mayat di Turki. Namun, banyak pasien yang meninggal di rumah sakit saat Högel bekerja telah dikremasi dan jenazah mereka tidak bisa menawarkan bukti.

Polisi Jerman telah mengatakan bahwa tindakan Högel kemungkinan bisa terungkap lebih dini jika pejabat kesehatan setempat tidak ragu untuk memberitahu pihak berwenang. Kasus kriminal saat ini juga sedang digelar terhadap mantan staf di dua rumah sakit tempat Högel bekerja.

Persidangan diperkirakan akan berlangsung hingga Mei tahun depan, dengan puluhan orang yang diharapkan akan bersaksi.

vlz/hp (AP, AFP, dpa)