1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perang Cyber di Internet

24 Agustus 2009

Dunia maya memang digunakan oleh gangster tertentu untuk mengintai mangsa dan menerkamnya.

https://p.dw.com/p/JHTs
Perlu kehati-hatian berselancar di dunia mayaFoto: AP

Pekan lalu (18/08) media melaporkan berita mengenai sebuah kasus kejahatan yang berkaitan dengan pencurian identitas. Laporan itu mengejutkan para pemilik kartu kredit. Data dari sekitar130 juta kartu kredit di Amerika Serikat telah dicuri olehtiga orang hacker. Ini merupakan kasus pencurian data terbesar dalam sejarah. Dunia maya memang digunakan oleh gangster tertentu untuk mengintai mangsa dan menerkamnya.

Data dan pengamanannya adalah dua unsur yang tak terpisahkan. Apalagi jika itu berupa data digital dan dapat dipertukar tanpa batas. Keamanan data kini sudah merupakan isu penting di Gedung Putih. Pasalnya, saat Presiden AS Barack Obama melancarkan aksi kampanye, ia sendiri sempat menjadi target serangan hacker. Dalam pidatonya 29 Mei lalu, Obama berbicara mengenai keamanan cyber. Pada kesempatan itu ia mengacu pada ketergantungan AS pada infrastruktur informasi yang berfungsi: "

Dunia maya adalah nyata. Tetapi bahaya yang datang bersamaan juga nyata. Yang termasuk ironi terbesar dalam era informasi ini adalah kenyataan bahwa justru teknologi yang memungkinkan kita untuk menciptakan dan membentuk sesuatu itu juga memperkuat tenaga yang berkeinginan merusak." Dunia kini terjalin dalam sebuah jaringan, karena itu memberikan kesempatan baik bagi penjahat-penjahat cyber mengakses data yang rawan dan rahasia.

Perangkat perusak ilegal yang dinamakan "malware" kerap menyusup ke komputer pemakai. Sejak 20 tahun ini Mikko Hyppponen, direktur bagian penelitian perusahaan keamanan Finlandia "F-Secure" meneliti keamanan cyber. Hanya dengan mengunjungi sebuah situs internet yang sudah dimanipulasi, komputer dapat terinfeksi "malware" tanpa diketahui oleh si pengguna, ujar Hypponen:

„Dari detik ini komputer itu bukan lagi komputer anda. Komputer anda kini dikontrol oleh online kriminal yang ingin mendapatkan uang. Mereka melakukannya dengan jalan menyusupkan unsur-unsur ilegal ke komputer anda, misalnya spam atau yang lebih sering, mereka merekam apa yang terjadi pada tuts anda dan berharap anda mengetik nomor kartu kredit anda saat berbelanja online. Ini yang menyebabkan banyak orang kecurian nomor kartu kreditnya." Kasus semacam itu terjadi baru-baru ini di AS. Komputer yang dikendalikan dari jauh kemudian akan menginfeksi komputer lainnya. Pada akhirnya terbentuk jaringan yang dikontrol secara ilegal dan dinamakan "botnet".

Di Universitas Bonn, Tillmann Werner melakukan penelitian mengenai botnets: „Kami mendefinisikan botnet sebagai sejumlah sistem-sistem yang terinfeksi dan dikontrol dari jarak jauh. Ada pusat komando dan lembaga kontrol. Penyedia layanan botnet itu yang mengontrol sistem-sistem terinfeksi. Pada umumnya orang dapat melakukan sesuatu yang diinginkannya dengan sistem itu atau tidak melakukan apa pun."

Botnets semcam itu dapat menimbulkan kerugian yang luar biasa besarnya. Akses dan kontrol botnets ramai diperdagangkan di antara penjahat-penjahat yang punya pengalaman teknologi di internet. Oktober 2008 kepolisian federal AS FBI mengungkapkan situs internet ilegal "Dark-Market" yang mencatat sekitar dua setengah ribu anggota. 56 orang ditangkap, termasuk anggota dari Jerman. Dan sejak beberapa tahun ini jurnalis Inggris Misha Glenny mengamati kegiatan globalisasi kejahatan terorganisir, termasuk kriminalitas cyber. Ia mengungkapkan, ada orang yang menyewakan atau menjual perangkat perusak "malware". Pembelinya kemudian dapat membuat botnetnya sendiri. Sangat mudah dan cepat untuk melakukannya. Tidak perlu kepandaian khusus hanya kemampuan dasar komputer seperti yang lazimnya dimiliki remaja usia 16 atau 17 tahun. Demikian Misha Glenny.

Matthias von Hein/Christa Saloh

Editor: Asril Ridwan