1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perancis Buka TPU Muslim Pertama

13 Februari 2012

Perancis membuka tempat pemakaman umum bagi Muslim, yang pertama di negara itu. Sebuah langkah yang dipuji Muslim sebagai mimpi yang menjadi nyata.

https://p.dw.com/p/141XA
Foto: DW

"Luar biasa, ini saat yang bersejarah," kata Habiba Al-Aabqary dari Dewan Regional Muslim Alsace (CRCM Alsace) pada upacara pembukaan yang dihadiri tokoh-tokoh muslim dan pejabat setempat.

Wajah bundar Al-Aabqary memancarkan kegembiraan walaupun temperatur menunjukkan angka di bawah nol dan angin beku menyapu pemakaman yang tertutup salju. "Ini merupakan mimpi umat Muslim selama bertahun-tahun. Kami betul-betul bangga dan juga sangat gembira," kata perempuan berkerudung itu.

Muslimischer Friedhof Strassburg
Gebang TPU Muslim StrasbporgFoto: DW

Cukup untuk 1.000 kuburan, pemakaman di selatan kota Strasbourg membentang seluas 1,5 hektar, sekitar dua kali lapangan sepak bola. Tertutup rumput, diselang-seling pagar tanaman dan pepohonan, walau butuh beberapa tahun lagi sebelum pohon-pohon muda itu cukup tinggi untuk menaungi pengunjung yang berkabung.

Dikelilingi tembok tinggi dengan gerbang besi yang sangat mengesankan, pemakaman muslim baru di Strasbourg menghadap ke arah Mekah. Di pemakaman itu terdapat kawasan tertutup untuk bersembahyang, lengkap dengan blok untuk mengambil air wudhu.

Negara sekuler

Hukum Perancis yang menyerukan pemisahan antara gereja dan negara berarti, mayoritas taman pemakaman umum yang didanai oleh pajak tidak bisa diafiliasikan dengan agama apapun. Pemakaman umum harus terbuka bagi siapapun yang hendak dikuburkan di sana.

Tetapi undang-undang ini tidak berlaku di wilayah timur Alsace di mana Strasbourg berlokasi, karena provinsi ini bukanlah bagian dari Perancis tahun 1905, ketika undang-undang itu diberlakukan.

Pemakaman muslim lainnya, di Marseille dan Bobigny di pinggiran Paris, lebih merupakan inisiatif pribadi dan bukan pemerintah setempat.

Pemakaman Perancis

Muslimischer Friedhof Strassburg
Perancis memiliki komunitas Muslim terbesar di EropaFoto: DW

Menurut ketua Dewan Regional Muslim Alsace, Erkin Açikel, generasi berikutnya dari pendatang muslim di Perancis, lebih ingin dikuburkan di Perancis, walau disesalkan orangtua mereka yang lebih memilih dimakamkan di negara asalnya. Perkembangan inilah yang menyebabkan bertambahnya tempat pemakaman muslim di penjuru Perancis.

Seperti kota-kota lain di Perancis, Strasbourg memiliki sejumlah blok khusus muslim di dalam taman pemakaman umum, tetapi sektor khusus ini sudah penuh. Dewan Regional Muslim Rhone-Alpes memperkirakan dalam sebuah penelitian bahwa Perancis perlu menaikkan jumlah blok makam muslim sebanyak 300% untuk memenuhi permintaan dewasa ini. Lima sampai enam juta muslim hidup di Perancis.

Hamza Chargui yang kelahiran Perancis, orangtuanya tiba dari Maroko 35 tahun silam, berniat untuk menancapkan masa kini dan masa depannya di Strasbourg. "Saya berencana menikah dan membesarkan anak-anak saya di sini. Dengan begitu, saya harap anak-anak saya bisa berziarah ke makam saya," kata konsultan keuangan Chargui. "Saya tak mau mereka merasa terpaksa untuk kembali ke Maroko, untuk menziarahi saya."

Alsace yang konservatif

Makam Muslim di tempat pemakaman umum
Muslimischer Friedhof StrassburgFoto: DW

Alsace adalah salah satu kawasan paling konservatif di Perancis, di mana partai ekstrim kanan Front Nasional secara tetap menerima sampai 30 persen suara dalam pemilu. Tahun 2010, provinsi ini menyaksikan serangkaian aksi serangan terhadap Muslim dan Yahudi. Makam Muslim di kawasan ini secara tetap dinodai dengan slogan dan grafiti neo-nazi. Meski demikian, dewan baru Strasbourg yang didominasi kiri, yang mulai bekerja tahun 2010, berupaya untuk mengakomodasi kebutuhan warga muslim.

Tahun 2010 dewan kota praja dengan suara bulat sepakat untuk mendanai pemakaman Muslim sebesar 800.000 Euro atau sekitar 9,5 miliar Rupiah. Setahun kemudian, dewan menyetujui rancang bangun dua mesjid baru.

“Jika sebuah komunitas agama merasa betul-betul kerasan di sebuah kota, mereka harus dibantu dalam membangun tempat untuk bersembahyang dan untuk menguburkan umatnya," kata Walikota Strasbourg Roland Ries.

Dengan populasi muslim terbesar di Eropa, Perancis sejak lama menemui kesulitan dalam memutuskan tempat bagi Islam dalam lingkup kulturnya. Tetapi kini, tampaknya sejumlah wilayah bersedia membuat warga Muslim merasa bahwa Perancis adalah rumah mereka, untuk selamanya.

Kate Hairsine/Renata Permadi

Editor: Hendra Pasuhuk