1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perahu Imigran Tenggelam di Pulau Natal

15 Desember 2010

Perahu motor itu diduga membawa puluhan imigran gelap asal Irak dan Iran yang ingin mencari suaka di Australia. Tim penyelamat Australia kesulitan menolong para korban karena cuaca buruk.

https://p.dw.com/p/QbNq
Foto yang diambil sesaat sebelum perahu berpenumpang imigran gelap tersebut menghantma karangFoto: AP

Perahu motor itu tenggelam di perairan Pulau Natal yang selama ini dipakai sebagai lokasi penampungan imigran gelap di Australia. Diduga, perahu motor tersebut terombang-ambing oleh badai sebelum akhirnya menghantam karang.

Belum ada kepastian mengenai jumlah imigran gelap yang ada di kapal nahas itu. Ada yang menyebut 30 penumpang. Sementara sumber resmi menyatakan jumlahnya adalah 80 orang. Seorang saksi mata, Philip Stewart, menyatakan, para korban berusaha menyelamatkan diri dengan menggapai puing-puing perahu yang bertebaran. "Kami yang ada di sana tak bisa berbuat apa-apa karena cuaca buruk. Mengerikan, karena kami hanya bisa duduk diam melihat para korban," Philip Stewart menceritakan.

Begitupun kapal Angkatan Laut Australia yang mencoba menyelamatkan para korban tak bisa mendekat ke lokasi kecelakaan, karena cuaca buruk. "Kapal Angkatan Laut memiliki dua sekoci penyelamat yang lebih kecil dengan motor tempel. Tapi mereka tak bisa mendekat karena ombak sangat tinggi dan cuaca ekstrim yang sangat buruk. Saya hanya bisa melihat satu orang yang bisa berenang dan mencapai sekoci penyelamat. Dia berhasil selamat, tapi tragisnya korban lain tak bisa ditolong termasuk perempuan dan anak-anak. Mereka tak ada harapan hidup karena terlempar 5 hingga 6 meter oleh ombak dan jatuh di atas batu karang yang tajam."

Pulau Natal, terletak 350 kilometer sebelah selatan Pulau Jawa, Indonesia. Pulau ini dipakai pemerintah Australia sebagai tempat penampungan utama para imigran gelap yang mencari suaka ke negara tersebut. Tahun 2010 ini, jumlah imigran gelap yang datang menggunakan perahu motor untuk mencari suaka ke Australia dilaporkan meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Para pencari suaka biasanya datang dari negara seperti Afghanistan, Iran dan Irak. Mereka biasanya datang dengan menggunakan perahu motor dan melewati perairan Indonesia sebagai gerbang menuju Australia. Sebagian dari mereka ditangkap patroli laut Indonesia dan dibawa ke tempat penampungan sementara di Bogor dan sejumlah lokasi lainnya.

Pemerintah Australia, telah meminta bantuan Indonesia untuk membendung gelombang para pencari suaka yang akan masuk ke negara tersebut. Australia memberi dana dan pelatihan kepada polisi laut Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mereka menghalau para imigran gelap. Meski begitu, masih banyak pencari suaka yang lolos masuk perairan Australia, karena lemahnya patroli laut Indonesia.

Andy Budiman

Editor: Yuniman Farid