1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pengunjuk Rasa Menyerang Kantor PBB di Afghanistan

1 April 2011

Massa yang berdemonstrasi menentang pembakaran Al-Quran di Amerika dua pekan lalu, mengamuk dan membunuh tujuh pegawai PBB. Dua diantaranya dilaporkan tewas setelah disembelih lehernya.

https://p.dw.com/p/10mBC
Asap membumbung dari kantor PBB di Mazar-i- Sharif.Foto: dapd

Aksi demonstrasi berdarah di depan markas PBB di Mazar-i Syarif, utara Afghanistan, Jumat (1/3) berujung tewasnya sembilan orang. Korban tewas merupakan tujuh pegawai asing PBB, lima di antaranya berasal dari Nepal dan bekerja sebagai petugas keamanan, begitu laporan kepolisian lokal. Sedangkan di antara para demonstran juga terdapat dua korban jiwa.

Seorang pegawai PBB mengatakan kepada kantor berita Reuters, jumlah korban jiwa dapat bertambah menjadi 20 orang.

Aksi tersebut dipicu oleh aksi pembakaran Al-Quran di sebuah gereja di Florida, genap dua pekan silam. Para demonstran yang diliputi amarah dilaporkan bertindak brutal. Munir Ahmad Farhad, Jurubicara pemerintahan provinsi mengatakan, mereka menyembelih leher dua pegawai PBB.

Bermula dari Mesjid

Menurut kesaksian Farhad, aksi bermula seusai iabdahJumat di sebuah mesjid di ibukota provinsi Balkh dan berubah menjadi kerusuhan ketika gelombang massa tiba di depan kantor pusat PBB. Penduduk sekitar mengatakan, jumlah demonstran diperkirakan sekitar 2000 orang. Mereka meneriakkan yel-yel anti Amerika Serikat dan PBB.

Afghans carrying a man, who got wounded following an attack on UN's office during a demonstration to condemn the burning of a copy of the Muslim holy book by a Florida pastor, in Mazar-i- Sharif north of Kabul, Afghanistan on Friday, April. 1, 2011. An Afghan official says seven people have been killed at a U.N. office in the northern city of Mazar-i-Sharif when a Quran burning protest turned violent. (AP Photo/Mustafa Najafizada)
Pengunjuk rasa membawa korban luka ke rumah sakit.Foto: AP

Para demonstran dilaporkan membakar gedung dan melempari polisi dan petugas keamanan yang berada di sekitar dengan batu dan benda keras.

Padahal Mazar-i Syarif selama ini dikenal sebagai wilayah yang aman. Ibukota provinsi termasuk ke dalam kawasan yang akan berada di bawah tanggungjawab militer Afghanistan saat penyerahan komando pada Juli mendatang.

Sementara itu Presiden AS Barack Obama mengutuk munculnya tindak kekerasan di utara Afghanistan itu. Menurutnya, para pegawai PBB mengabdi untuk "kepentingan rakyat" dengan berupaya membangun "Affghanistan yang lebih kuat," katanya.

Kerusuhan Didalangi Taliban?

Kepolisian memperkirakan, kelompok ekstremis telah menyusup di antara pengunjuk rasa untuk memanfaatkan aksi demonstrasi tersebut. "Di depan kantor PBB tiba-tiba muncul sejumlah pria bertopeng dengan pisau dan senjata api. Mereka lalu membuka tembakan terhadap petugas keamanan," kata jurubicara kepolisian, Ahmadzai.

Seorang saksi mata memberikan keterangan serupa. Menurutnya tindak kekerasan itu muncul tanpa diduga, "aksi kami awalnya sangat tertib," kata Syarifullah, seorang murid madrasah di Mazar-i-Syarif. "Kami hanya ingin membacakan pernyataan di depan kantor PBB dan lalu pulang."

Menurut pria 28 tahun tersebut, tembakan pertama datang dari aparat keamanan. Namun keterangan itu dibantah oleh kepolisian.

Rizki Nugraha//dpa/ap/rtr
Editor: Vidi Legowo