1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pengorbanan Politik Pribadi Gordon Brown

11 Mei 2010

Pemerintahan di Inggris menemui jalan buntu, setelah tidak ada partai yang mencapai mayoritas mutlak dalam pemilu. Untuk memuluskan negosiasi partainya dengan Liberal Demokrat, Gordon Brown mundur dari jabatannya.

https://p.dw.com/p/NLA2
PM Inggris Gordon BrownFoto: AP

Perdana Menteri Inggris Gordon Brown akhirnya menyerah. Pada awalnya, Brown ingin tetap berkuasa dan berusaha berkoalisi dengan peraih suara terbanyak ketiga, partai Liberal Demokrat. Namun, menurut berita di media-media Inggris dalam usaha negosiasi dengan pejabat-pejabat tinggi dari Partai Buruh, sosok yang paling menghambat kemungkinan adanya kerjasama adalah Gordon Brown sendiri. Senin kemarin (10/5), di Downing Street, ia mengumumkan kesediaannya untuk mengundurkan diri demi kelangsungan partainya dalam pemerintahan Inggris. Banyak yang menganggap langkah tersebut sebagai 'pengorbanan politik pribadi'. "Saya bermaksud meminta Partai Buruh untuk menjalankan proses yang dianggap perlu dalam memilih pemimpin barunya. Saya harap akan cukup waktunya, sehingga pemimpin baru sudah bisa menduduki jabatannya saat konferensi partai Buruh. Saya tidak akan terlibat dalam pemilihan tersebut dan saya tidak akan mendukung kandidat tertentu."

Pernyataan Brown menandakan awal dari akhir jabatannya sebagai perdana menteri Inggris. Namun, pada waktu bersamaan, ia memperbesar kemungkinan bagi Partai Buruh untuk memperpanjang masa kekuasaannya yang telah berjalan selama 13 tahun jika berkoalisi dengan partai Liberal Demokrat. Pimpinan partai tersebut, Nick Clegg, menyambut keputusan Brown. Sebelum pemilu berlangsung, ia telah mengindikasikan tidak akan berbagi kekuasaan dengan partai Buruh jika Brown tetap bertahan sebagai pemimpin partai. Selain mulai berunding dengan partai Buruh, Clegg sendiri dikabarkan juga tengah bernegosiasi dengan pihak konservatif untuk membentuk pemerintahan koalisi. "Hasil pembicaraan kami sangat baik dan kami telah mencapai kemajuan. Tetapi belum ada kesepakatan untuk membentuk sebuah kerjasama yang komprehensif."

Dari segi ideologi politik, partai Buruh dan Liberal Demokrat sebenarnya lebih dekat dibandingkan Konservatif dan Liberal Demokrat. Namun, berdasarkan jumlah perolehan suara 'The Tories' dan Liberal Demokrat' adalah kombinasi yang lebih kuat. Segala kemungkinan bentuk koalisi pemerintahan Inggris masih terbuka. Kembali Brown berkomentar : "Mr. Clegg telah mengatakan kepada saya, sementara ia melanjutkan perundingan yang telah dimulainya dengan pihak konservatif, ia juga menginginkan perundingan resmi dengan Partai Buruh. Menurut saya ini hal yang masuk akal dan adalah keinginan bangsa untuk meresponnya secara positif."

Media-media di Inggris yang mendukung 'The Tories' mengecam langkah Clegg dan menganggapnya sebagai bentuk pengkhianatan terhadap partai mereka. Partai Konservatif sendiri terus berusaha menjadi 'pilihan' Liberal Demokrat dengan mengajukan tawaran untuk melaksanakan referendum tentang perubahan cara pemberian suara ke sistem suara alternatif, cara baru pemungutan suara yang dianggap Liberal Demokrat sebagai cara yang lebih adil. Pemimpin partai Konservatif David Cameron mengatakan, Selasa (10/5) ini adalah waktunya bagi Liberal Demokrat untuk mengambil keputusan untuk mengakhiri kebuntuan hasil pemilu Inggris. Tetapi partai yang bersangkutan sepertinya akan mengambil waktu sebanyak yang mereka perlukan. Karena mereka mengetahui, tanpa keputusan dari partai Liberal Demokrat, pemerintahan Inggris tidak akan bisa melakukan apa pun.

VLZ/AR/rtr/afp