1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Laboratorioum Riset Envihab Teliti Dampak Gravitasi.

Fabian Schmidt15 Juli 2013

Tubuh manusia diketahui bereaksi terhadap pengaruh lingkungan tanpa bobot maupun gravitasi tinggi dalam misi ruang angkasa. Tapi bagaimana mekanismenya sejauh ini belum banyak diteliti.

https://p.dw.com/p/196t5
Die folgenden Bilder habe ich am 5. Juli selbst in beim DLR in Köln-Wahn aufgenommen. Bildüberschrift: Envihab: Außenansicht Bildbeschreibung: Die Außenansicht des medizinischen Forschungslabors Envihab (Environment-Habitat) des Deutschen Zentrums für Luft- und Raumfahrt (DLR) in Köln. Davor steht das Modell eines Flugschiffs für suborbitale Parabelflüge (Foto: Fabian Schmidt/DW)
DLR Deutsches Zentrum für Luft- und RaumfahrtFoto: DW/F. Schmidt

Untuk meneliti berbagai dampak misi ruang angkasa terhadap kesehatan astronot, pusat penerbangan dan antariksa Jerman (DLR) di kota Köln mulai pengoperasian laboratorium riset Envihab. Ini gabungan dari riset Environment (lingkungan ) und Habitat (ruang hidup). Hasil penelitian bukan saja berguna bagi sektor antariksa, tapi juga bisa dimanfaatkan dalam bidang kedokteran.

Di laboratorium baru itu, para ilmuwan dapat membuat simulasi pengaruh lingkungan tertentu, dan meneliti dampaknya pada kesehatan manusia. Inti dari instalasi riset baru ini adalah ruang isolasi bagi para relawan riset. "Kami bisa menutup semua jendela, hingga sinar matahari tidak masuk, dan ruangan hanya menggunakan cahaya buatan", kata kepala lab Rupert Gerzer.

Riset panjang

Para relawan yang bersedia ikut serta dalam penelitian, harus siap dikurung dalam habitat buatan itu selama beberapa minggu dalam kondisi tidak nyaman. "Relawan harus terus berbaring dengan kepala lebih rendah 6 derajat dibanding badannya. Ini merupakan simulasi situasi tanpa bobot", ujar pakar fisiologi antariksa Bergita Ganse.

"Semua kegiatan harian harus dilakukan dalam posisi berbaring seperti itu", tambah dia. Makan, minum, mandi, pemeriksaan medis dan hal lain dilakukan sambil berbaring. "Dengan itu hendak diketahui, bagaimana pengaruh misi ruang angkasa cukup panjang terhadap sistem metabolisme dan sirkulasi darah serta jantung", ujar Ganse.

Die folgenden Bilder habe ich am 5. Juli selbst in beim DLR in Köln-Wahn aufgenommen. Bildüberschrift: Envihab: Kopftieflage Bildbeschreibung: Probanden beim medizinischen Forschungslabor Envihab (Environment-Habitat) des Deutschen Zentrums für Luft- und Raumfahrt (DLR) in Köln werden in sechs-Grad-Kopftieflage für Wochen gelagert, um die Kreislaufeffekte eines Weltraumfluges zu simulieren. (Foto: Fabian Schmidt/DW)
Relawan harus terus berbaring selama riset berminggu-minggu.Foto: DW/F. Schmidt

Para peneliti, terutama memantau hormon Melatonin yang mengatur siklus tidur dan bangun manusia. Dalam kondisi normal, cahaya matahari yang mengatur produksinya. Matahari pagi berspektrum biru, dan memicu orang untuk melek. Sementara matahari senja berspektrum merah,yang membuat orang mengantuk.

Dalam Envihab paparan spektrum cahaya bisa diatur dan direkayasa. Dengan begitu, para periset dan meneliti bagaimana pengaruh cahaya terhadap fungsi tidur.

Pengaruh bising dan stress

Para peneliti juga merekayasa kebisingan seperti di dalam stasiun ruang angkasa, ataupun kebisingan di kota besar. Tambahan lagi, para relawan dibangunkan dari tidurnya, setelah 4 jam mereka pulas. Ini merupakan stress tambahan bagi tubuh.

"Jika kondisi seperti ini terus berlangsung selama seminggu berturut-turut, orang akan jadi sangat peka. Sebab tubuh juga bereaksi berbeda dari normal", ujar para dokter pengawas riset.

Selain itu kelembaban udara serta komposisi udara bisa diatur. Hendak diteliti, apakah manusia bisa bertahan dengan udara yang mengandung lebih banyak karbondioksida dan nitrogen. Prasyarat ini mirip dengan kondisi di kabin pesawat terbang jarak jauh dan di stasiun ruang angkasa.

Gravitasi dan organ tubuh

Dalam ekperimen pengaruh gravitasi, para peneliti bukan hanya mengamati dampak pada kondisi tanpa bobot. Melainkan juga jika gaya gravitasi jauh lebih tinggi dari kondisi normal di bumi.

Dalam perangkat sentrifugal hendak diteliti pengaruh kecepatan rotasi pada fungsi organ tubuh. "Sentrifugal itu bisa dipercepat hingga enam kali kecepatan rotasi bumi", ujar Guido Petrat, pimpinan teknisi perangkat sentrifugal Envihab.

Die folgenden Bilder habe ich am 5. Juli selbst in beim DLR in Köln-Wahn aufgenommen. Bildüberschrift: Envihab: Kurzarm-Zentrifuge Bildbeschreibung: Eine kurzarm-Zentrifuge für Experimente mit erhöhter Schwerkraft beim medizinischen Forschungslabor Envihab (Environment-Habitat) des Deutschen Zentrums für Luft- und Raumfahrt (DLR) in Köln (Foto: Fabian Schmidt/DW)
Perangkat sentrifugal canggih untuk memeriksa pengaruh gravitasi pada tubuh manusia.Foto: DW/F. Schmidt

Satu dari empatr sentrifugal yang ada, dilengkapi peralatan seperti pada unit perawatan intensif di rumah sakit, antara lain perangkat ultra sonografi yang dikendalikan dari luar. Dengan begitu, saat sentrifugal diputar cepat, perubahan pada jantung atau pembuluh darah, bisa diamati lebih cermat.

"Kami bisa mengamati bagaimana reaksi pembuluh balik di kaki atau paha, jika mendapat beban gravitasi lebih berat. Apakah bisa memicu penyakit atau kerusakan pada pembuluh darah", tutur Petrat.

Juga calon astronot Jerman Alexander Gerst, yang akan diluncurkan ke ISS tahun 2014, harus melewati rangkaian test tersebut. "Saya astronot sekaligus ilmuwan. Saya memang kelinci percobaan, tapi saya bahagia bisa ikut serta dalam riset ini," tegasnya.