1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pengaruh Debat terhadap Elektabilitas Capres

18 Januari 2019

Pengamat politik memberikan pandangannya terhadap elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden pasca debat perdana. Menurut mereka hal tersebut tidak berdampak signifikan terhadap elektabilitas pasang calon.

https://p.dw.com/p/3BlQz
Indonesien Präsidentschaftsdebatte vor den Wahlen
Foto: picture-alliance/AP Photo/T. Syuflana

Debat pertama pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 telah terlaksana. Kedua pasang calon telah memaparkan visi misi mereka terkait masalah hukum, HAM, korupsi, dan terorisme. Menurut Direktur Eksekutif lembaga survey Charta Politica, Yunarto Wijaya, jalannya debat tidak mempengaruhi nilai elektabilitas kedua pasang calon. "Asumsi saya enggak pengaruh," ujarnya saat dihubungi DW Indonesia.

Pasalnya kedua pasang calon ini sudah memiliki basis pendukung yang loyal. Diketahui persentase kemantapan pemilih Jokowi - Ma'ruf berada di angka 80,9% dan pemilih Prabowo - Sandi berada di angka 79,6%. Yunarto menambahkan, masih butuh waktu untuk melihat tren elektabilitas kedua pasang calon karena harus melihat jalannya debat di sisa empat putaran berikutnya.

Dalam rilis resmi lembaga survey Charta Politica, elektabilitas kedua pasang calon Jokowi - Ma'ruf serta Prabowo - Sandi cenderung stagnan di dua bulan terakhir. Berdasarkan rilis resminya yang dikeluarkan pada 16 Januari 2019, elektabilitas Jokowi - Ma'ruf di bulan Desember berada di angka 53,2% sama dengan  nilai survei di bulan Oktober. Sementara pasangan Prabowo - Sandi diketahui sedikit menurun dari 35,5% di bulan Oktober menjadi 34,1% di bulan Desember.

Baca juga : Survei Y-Publica: Jokowi-Ma'ruf 52,7 %, Prabowo-Sandi 28,6 %

Tercatat visi misi yang ditawarkan calon presiden dan wakil presiden masih menjadi alasan utama pemilih untuk menentukan pilihan mereka. Sebanyak 21,3% mendukung jagoannya karena alasan tersebut. Maka dari itu penting bagi masyarakat untuk melihat lebih jauh pemaparan visi misi kedua psang calon di debat-debat berikutnya.

Hal senada juga diungkapkan pengamat politik, Djayadi Hanan. Menurutnya debat pertama kali ini tidak berdampak signifikan terhadap elektabilitas kedua pasang calon. "Kalau publik menganggap ada pemenang debat, atau ada paslon yang dianggap tampil jauh lebih baik dari lawannya, dia bisa dapat kenaikan elektabilitas sekitar 2 - 3 persen," ujarnya saat dihubungi DW Indonesia.

Namun ia menambahkan, hal ini tergantung perbedaan nilai elektabilitas kedua pasang calon. Jika jarak antara kedua kandidat telihat ketat, maka hasil debat dapat merubah jalannya permainan.

Direktur Eksekutif lembaga survei Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, juga mengatakan hal yang senada. Ia menuturkan pengaruh debat terhadap elektabilitas bisa dilihat berdasarkan sejumlah pengalaman baik di pilkada maupun pilpres 2014. Saat pilpres 2014 contohnya, menurut Burhanuddin banyak orang yang pesimis Jokowi-JK bisa mengimbangi Prabowo-Hatta dalam debat pilpres 2014. Namun faktanya Jokowi-JK mampu menjawab keraguan publik dan meraup suara tambahan. "Di debat pertama Jokowi justru melampaui ekspektasi yang diharapkan oleh publik. Sementara pemilih saat itu sebelum debat merasa Prabowo akan tampil cemerlang di debat,” kata Burhanuddin dilansir Kompas.com.

Ia juga berpendapat capres dan cawapres wajib untuk menguasai jalannya debat, baik dari penguasaan substansi, artikulasi penyampaian, hingga penampilan di atas panggung guna meraup suara yang tinggi.

Optimis Menang

Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf, Jusuf Kalla optimis elektabilitas pasangan nomor urut 01 ini melambung. Terlihat dari jawaban-jawaban mereka saat debat. Ia mengatakan cukup puas melihat jalannya debat kedua pasangan calon. "Jadi debat yang pertama ini kita lihat calon nomor 1 Pak Jokowi dan Ma'ruf Amin lebih siap. Baik lebih siap menjawab, siap juga bertanya," ujar JK dilansir merdeka.com.

Sementara itu juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahean, juga memberikan penilaiannya terhadap jalannya debat. Dalam cuitannya ia menilai pasangan Prabowo - Sandi lebih menguasai jalannya debat.

Debat putaran kedua calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 akan dilaksanakan pada tanggal 17 Februari mendatang, bertempat di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta. Tema yang akan diangkat pada debat mendatang yakni mengenai energi, pangan, sumber daya alam, dan lingkungan hidup. Berbeda dengan debat pertama, debat kedua hanya akan mempertemukan kedua calon presiden.

rap/ts (kompas, merdeka, bbc)