1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penemuan Gelombang Gravitasi Diragukan

23 Juni 2014

Maret silam dunia Astronomi merayakan penemuan gelombang gravitasi. Kini peneliti Harvard mengakui kelemahan dalam analisa mereka. Sinyal yang didapat dinilai bisa berasal dari debu kosmik, bukan gelombang gravitasi.

https://p.dw.com/p/1CON5
Astronomie Teleskop Bicep2 am Südpol
Foto: picture-alliance/dpa

Tim astronom asal Amerika Serikat yang sempat membuktikan teori gelombang gravitasi beberapa bulan silam, kini mengakui adanya kemungkinan kesalahan dalam analisa data satelit. Temuan tersebut awalnya sempat mengguncang dunia pengetahuan karena menjelaskan bagaimana alam semesta terbentuk setelah dentuman dahsyat.

Jika temuan tersebut terbukti benar, gelombang gravitasi yang telah diperkirakan Albert Einstein dalam teori relaivitas umumnya itu akan mengkonfirmasikan pemuaian cepat alam semesta 13,8 miliar tahun silam.

Bukti pertama inflasi kosmik diumumkan Maret silam oleh fisikawan Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics. Teori inflasi menyebut alam semesta memuai 100 trilyun trilyun lebih cepat ketimbang kedipan mata.

Efek Kontaminasi

Temuan tersebut dibuat dengan menggunakan teleskop BICEP2 di Kutub Selatan.

Namun sejak awal publikasi hasil penelitian tim Harvard sudah mendulang kritik. Sebagian menyayangkan karena temuan tersebut tidak diuji terlebih dahulu oleh pakar independen.

Sumber perkara adalah apakah tim astronom Harvard sudah menghitung efek kontaminasi pengukuran melalui teleskop BICEP2.

Kini tim peneliti yang dipimpin oleh John Kovac itu mengakui, sinyal yang berhasil direkam "bisa jadi" bukan bersal dari gempa kosmik pertama di alam semesta, melainkan dari debu kosmik. Kemungkinan tersebut "tidak tertutup", tulisnya dalam jurnal ilmiah, Physical Review Letters.

Tipuan Debu Antariksa

Debu antariksa juga "memancarkan radiasi polarisasi," kata fisikawan Princeton, David Spergel. "Kita lihat fenomena ini di mana-mana. Dan apa yang kami jelaskan dalam tulisan kami adalah bahwa pola yang mereka lihat sama konsistennya seperti debu kosmik dan gelombang gravitasi."

Kejelasan terkait pembuktian gelombang gravitasi dan teori inflasi baru akan dibuat Oktober mendatang. Pada saat itu peneliti Badan Antariksa Eropa yang menggunakan Teleskop Max Planck untuk menelusuri jejak dentuman dahsyat akan memublikasikan hasil temuannya.

Tim tersebut mencari gelombang gravitasi di enam frekuensi yang berbeda. Sementara peneliti Harvard cuma mencari di satu frekuensi, kata Spergel.


rzn/hp (afp,rtr)

BICEP2 Beleg für den Knall nach dem Urknall
Foto: picture-alliance/dpa