1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pendukung Moussavi Kembali Gelar Demonstrasi

17 Juli 2009

Aparat keamanan menggunakan gas air mata dan pentungan dalam menghadapi aksi yang dilakukan pendukung Mir Hussein Moussavi ini. Kehadiran Rafsanjani bersama Moussavi menunjukkan posisi yang hendak ditempuh pihak oposisi.

https://p.dw.com/p/Irht
Seorang demonstran singkirkan gas air mata dalam demonstrasi hari Jum'at (17/07) di TeheranFoto: AP

Ribuan pendukung Moussavi dengan tegang menantikan khotbah yang disampaikan mantan presiden Akbar Hashemi Rafsanjanii. Dalam radius tiga kilometer di sekitar Masjid tempat Rafsanjani menyampaikan khotbahnya, para pendukung Mir Hussein Moussavi berkumpul dan melakukan aksi unjuk rasa. Dan untuk pertama kalinya sejak beberapa pekan, Hashemi Rafsanjantampil bersama Mir Hussein Mussawi di depan umum. Rafsanschani merupakan pendukung Moussavi dalam pemilihan presiden tanggal 12 Juni lalu.

Pada awal khotbahnya di Masjid Universitas Teheran, Rafsanjanimenyerukan kepada para pengikut Moussavi agar menciptakan suasana tenang dalam menjalankan ibadah shalat Jumat. Dan menyerukan agar tidak mengganggunya dengan menampilkan slogan anti pemerintah. Ia mengatakan agar memanfaatkan peluang untuk mencapai masa depan yang lebih baik, serta untuk memecahkan krisis yang dihadapi saat ini.

Selanjutnya Rafsandschani menyerukan dilakukannya debat terbuka mengenai hasil pemilihan presiden yang mengundang pertikaian. Ia juga menyerukan agar membebaskan semua pengikut kelompok oposisi yang ditahan dalam aksi demonstrasi sebelumnya.

Dengan tandas Rafsandschani mengatakan, kepercayan rakyat Iran telah lenyap dengan terpilihnya kembali Presiden Mahmud Ahmadinejad dalam pemilihan yang mengundang kontroversi tanggal 12 Juni lalu. Untuk itu kepercayaan rakyat Iran harus kembali dipulihkan. Baik Rafsandschani maupun Moussavi tidak mengakui hasil pemilihan presiden, dan menuduh terjadi manipulasi dan kecurangan. Sementara itu, Moussavi beberapa kali menuntut dilakukannya pemilihan baru.

Dengan kehadiran mantan Presiden Akbar Hashem Rafsanjani bersama Moussavi dalam shalat Jumat di Masjid Universitas Teheran, semakin menunjukkan posisi yang hendak ditempuh kelompok oposisi. Dan ini sekaligus menunjukkan bahwa ketegangan dan krisis yang ditimbulkan oleh hasil pemilihan presiden lalu masih belum berakhir. Kelompok oposisi, menyatakan akan terus melancarkan aksi protes. Hari Minggu (12/07), salah seorang tokoh spritual di Iran Hossein Ali Montazeri mengecam politik yang dijalankan pemerintah di Teheran sebagai merusak citra Islam, karena mempraktekkan sistem tirani dan ketidak adilan.

AR/YF/dpa/afpd