1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

250811 Myanmar Menschenrechtsgespräche

25 Agustus 2011

Presiden baru Myanmar Thein Sein umumkan keinginan untuk pelunakan politik dan pendekatan kelompok-kelompok etnis di Myanmar. Pemerintahnya akan mendengarkan oposisi, ujar Thein Sein saat bertemu Suu Kyi minggu lalu.

https://p.dw.com/p/12NTX
Aung San Suu Kyi saat kunjungi Provinsi Bago (14/08)Foto: picture alliance/dpa

Setelah pertemuan dengan utusan khusus urusan Hak Asasi Manusia untuk Myanmar, pimpinan oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi menyampaikan nada positif mengenai perkembangan politis negaranya. Ia bertemu dengan utusan khusus urusan hak asasi manusia PBB Toma Ojea Quintana, di kediaman Suu Kyi di Yangun, Rabu (24/08) kemarin

Dua jam lamanya pembicaraan pimpinan oposisi  Myanmar itu dengan Ojea Quintana mengenai situasi Myanmar dan dimulainya pendekatan perlahan antara pemerintah dan oposisi.

Setelah pertemuan kedua pihak tidak memberikan keterangan rinci, hanya Aung San Suu Kyi menyampaikan secara singkat usai pertemuan.

"Pertemuan dengan Bapak Quintana sangat menyemangati saya. Ia adalah pakar hak asasi manusia dan ingin memajukan situasi di Myanmar. Bagi kami itu adalah hubungan sangat penting dan dapat diandalkan."

Selanjutnya pemenang hadiah nobel perdamaian itu mengatakan kepada para jurnalis, ia percaya bahwa Presiden Myanmar Thein Sein benar-benar meninginkan perubahan politik di negara itu.

Tomas Ojea Quintana hari ini (25/08) bertolak meninggalkan Myanmar. Kemarin dalam lawatan beberapa hari di negara itu utusan khusus urusan hak asasi PBB itu juga mengunjungi penjara Insein. Penjara yang terkenal sebagai tempat penahanan sebagian besar dari 2000 tahanan politik di negara itu. Kunjungan ke penjara Insein juga dimengerti sebagai tanda membuka diri dari pemerintah Myanmar dan menjanjikan harapan pemberian amnesti bagi para tahanan, yang kebanyakan dikenai hukuman 20 sampai 30 tahun penjara.

Pemerintah Myanmar yang setelah pemilu kontroversial November lalu anggotanya mayoritas berasal dari pemerintahan lama junta militer, dua bulan lalu masih memperingatkan Aung San Suu Kyi agar tidak beraktivitas politik. Namun sekitar dua pekan lalu pimpinan oposisi Myanmar itu dapat tanpa halangan melakukan perjalanan ke provinsi Bago dan menyampaikan pidato dalam sebuah demonstrasi. Dalam kesempatan itu Suu Kyi meminta pendukungnya bersikap sabar.  "Saya tahu apa yang kalian inginkan, dan saya akan melakukan yang terbaik untuk mencapainya selangkah demi selangkah. Rincian pembicaraan saya baru dapat saya sampaikan jika kesepakatannya sudah pasti."

Partai dari Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi memboykot pemilu November lalu dan kemudian dibubarkan. Pemerintah Myanmar dua pekan lalu menjanjikan akan mengijinkan kembali Liga Nasional untuk Demokrasi agar partai itu dapat berpartisipasi dalam proses perdamaian.

Udo Schmidt/Dyan Kostermans

Editor: Hendra Pasuhuk