1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pendaki Gunung Legendaris Edmund Hillary Wafat

11 Januari 2008

Sir Edmund Hillary, petualang besar abad ke-20 asal Selandia Baru wafat Kamis malam (10/01) dalam usia 88 tahun. Hillary adalah pendaki pertama yang menjejakkan kaki di puncak tertinggi dunia Gunung Everest.

https://p.dw.com/p/CoDi
Sherpa Tensing Norgay dari Nepal (kiri) dan Edmund Hillary, menaklukkan puncak Everest tahun 1953
Sherpa Tensing Norgay dari Nepal (kiri) dan Edmund Hillary, menaklukkan puncak Everest tahun 1953Foto: AP Photo

„Kami bersama-sama tiba di puncak.“ Itulah jawaban yang selalu diberikan Edmund Hillary bila ada yang bertanya, siapakah orang pertama yang mencapai puncak Gunung Everest, Edmund Hillary sendiri atau pemandunya Sherpa Tensing Norgay.

Beberapa tahun lalu terungkap bahwa Edmund Hillary memang berjalan beberapa langkah di depan Tensing. Tapi bagi Edmund Hillary pendakian gunung tertinggi dunia ini tetap adalah keberhasilan mereka berdua: “Kerja sama dalam tim sangat penting. Tensing dan saya berhasil menaklukkan Everest karena kami saling membantu, kami menyelesaikan masalah bersama sehingga akhirnya kami juga mencapai puncak bersama-sama.”

Tanggal 29 Mei 1953 mengubah hidup Edmund Hillary untuk selamanya. Dalam sekejap seluruh dunia mengenal nama pria berusia 33 tahun yang bekerja sebagai bartender di Auckland, Selandia Baru itu. Ratu Inggris bahkan menganugerahkan gelar bangsawan kepada Edmund Hillary.

„Pendakian gunung Everest adalah awal dan bukan akhir dari segala upaya saya. Itu hanyalah satu etape yang harus saya selesaikan. Setelahnya, masih banyak hal yang saya lakukan.“

Beberapa waktu setelah mencapai titik tertinggi dunia, Edmund Hillary mendaki 23 puncak gunung lainnnya yang belum pernah dijelajahi manusia. Ia adalah orang ketiga dunia yang mencapai Kutub Selatan. Edmund Hillary pernah menelusuri Sungai Gangga dengan kapal boat kecil.

Ia memang seorang petualang dan penjelajah dunia sejati. Pengkritiknya kerap mengatakan, Edmund Hillary terlalu berambisi, keras kepala dan tidak mau tahu perasaan orang lain.

Namun, Hillary tak hanya memanfaatkan ketenaran bagi dirinya sendiri: “Saya kembali ke Himalaya setiap tahun – untuk mendaki tapi juga untuk membangun sekolah-sekolah. Saya mencoba membantu sahabat-sahabat saya di sana, para pemandu gunung atau Sherpa.”

Yayasan yang dibentuk Hillary mendirikan puluhan sekolah, rumah sakit dan klinik bagi para Sherpa yang kebanyakan hidup dalam kemiskinan. Hillary juga membangun lapangan udara dan jembatan serta aktif menjaga kelestarian lingkungan di Himalaya.

Ia tidak setuju kawasan Gunung Everest hanya dieksplorasi secara komersial: “Lima puluh tahun lalu kami harus menaklukkan gunung yang terjal itu sendiri, kami memahat tempat untuk berpijak dalam es. Kami tidak menelusuri jejak orang lain karena memang hanya ada jejak kami di sana.”

Di Nepal, di mana Hillary diangkat sebagai warga kehormatan, para Sherpa di kawasan Gunung Everst kini mendoakan agar pendaki gunung legendaris itu dilahirkan kembali. Katanya, agar ia dapat kembali membantu kawasan Himalaya yang begitu dicintainya.(zpr/zer)