1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
BencanaIndia

Pencarian Disetop, India Ungkap Sebab Tabrakan KA di Odhisa

5 Juni 2023

Sedikitnya 275 orang tewas dan ratusan lainnya luka ringan akibat tabrakan tiga kereta di Odhisa, India timur. Setelah pencarian intensif, operasi penyelamatan telah dihentikan.

https://p.dw.com/p/4SBeI
Foto sejumlah petugas penyelamat mengenakan pakaian berwarna oranye tengah melakukan operasi penyelamatan dari luar gerbong kereta
Sejumlah petugas penyelamat tengah melakukan evakuasi di gerbong-gerbong kereta yang terlibat kecelakan di Balasore, Odhisa, IndiaFoto: Javed Dar/Xinhua/IMAGO

Operasi pembersihan dilakukan pada Sabtu (03/06) usai sejumlah kereta tergelincir di negara bagian Odisha, India timur. Dugaan sementara penyebab kejadian ini telah diidentifikasi oleh Kementerian Perkeretaapian India.

Sedikitnya 275 orang tewas dan 900 lainnya terluka dalam kejadian yang terjadi pada Jumat (02/06) malam, kata pihak berwajib kepada wartawan. Jumlah korban saat itu terus meningkat sepanjang malam.

"Pada pukul 10 malam (Jumat, 2 Juni 2023) kami berhasil mengevakuasi para korban yang selamat. Kemudian, kami memindahkan jasad para korban," kata Direktur Pemadam Kebakaran Odhisa Sudhanshu Sarangi kepada kantor berita Associated Press.

"Ini sangat tragis. Saya tak pernah melihat kejadian seperti ini di sepanjang karier saya," tambahnya.

Sarangi mengatakan tim penyelamat membutuhkan waktu untuk memotong bagian gerbong kereta yang hancur untuk dapat menemukan korban yang kemungkinan masih hidup dan terjebak.

Foto dari udara yang memperlihatkan pascakecelakaan kereta api di Odisha
Gambar dari drone yang memperlihatkan para pekerja tengah memindahkan gerbong yang rusak setelah tabrakan kereta di Odisha, Minggu (04/06)Foto: REUTERS

Penyebab kecelakaan kereta api

Penyebab kecelakaan kereta yang dahsyat ini disebut telah teridentifikasi, termasuk pihak-pihak yang diduga bertanggung jawab, kata Menteri Perkeretaapian India Ashwini Vaishnaw pada Minggu (04/06).

Kecelakaan yang melibatkan tiga kereta api itu terjadi di sekitar Kota Balasore, negara bagian Odhisa, India timur.

Menteri Ketua Odhisa Naceen Patnaik dan Menteri Perkeretaapian India Ashwini Vaishnaw mendatangi tempat kejadian pada Sabtu (03/06) pagi untuk melakukan peninjauan situasi. Sementara itu, Perdana Menteri Narendra Modi turut melakukan kunjungan di hari yang sama. Dia berjanji bakal mengusut kejadian ini.

Menteri Vaishnaw menyebut kecelakaan yang terburuk dalam beberapa dekade belakangan ini diduga disebabkan oleh "perubahan yang terjadi pada sistem elektronik interlocking kereta." Istilah ini merujuk pada sistem sinyal kompleks yang mengatur pergerakan kereta di jalur agar terhindar dari tabrakan.

Namun, dia menyebut "belum tepat" untuk membeberkan detail penyebab kecelakaan ini sebelum adanya laporan investigasi akhir.

Rangkaian gerbong kereta api berpenumpang dan pengangkut barang yang saling bertabrakan
Sejumlah rangkaian gerbong kereta api berpenumpang dan pengangkut barang terlihat saling bertabrakanFoto: Satyajit Shaw/DW

Sebuah masalah pada sistem sinyal elektronik menyebabkan kesalahan yang membuat sebuah kereta mengganti jalurnya, kata Vaishnaw.

"Pihak yang diduga melakukannnya serta alasan dilakukannya perubahan itu bakal disampaikan dalam sebuah penyelidikan," tambah Viashnaw dalam sebuah wawancara untuk jaringan televisi New Delhi.

Namun, urutan kejadian yang menyebabkan ketiga kereta itu mengalami kecelakaan masih dalam perdebatan.

Laporan warga setempat menyebutkan bahwa Coromandel Express, kereta penumpang berkecepatan tinggi, menerima sebuah sinyal untuk masuk ke lintasan utama. Namun, sinyal itu kemudian dibatalkan, hanya saja kereta itu malah memasuki rel lingkar yang berdekatan dan menabrak kereta api kedua yang mengangkut barang.

Akibat kecelakaan ini, sejumlah gerbong Coromandel Express terbalik hingga ke jalur lain, tempat jalur untuk kereta penumpang ketiga, Yesvantpur-Howrah Express datang, dan kemudian menabraknya.

Jika ditotal, Coromandel Express dan Yesvantpur-Howrah Express setidaknya mengangkut lebih dari 2.000 orang.

Operasi pencarian dihentikan

Vaishnaw menyebut fokus saat ini adalah memperbaiki jaringan rel, yang ditargetkan bakal beroperasi normal pada Rabu (07/06) pagi waktu India.

Kecelakaan tragis ini memicu operasi pencarian dan penyelamatan besar-besaran yang melibatkan ratusan penyelamat dari pemadam kebakaran hingga kepolisian yang datang membawa anjing pelacak.

Pada Sabtu (03/06) sore, Vaishnaw mengumumkan bahwa operasi pencarian telah selesai dan "upaya pemulihan telah dimulai" untuk membersihkan sisa-sisa kecelakan di lokasi kejadian. Pada hari itu juga, Pemerintah Odisha menyatakan hari berkabung, sebagai tanda penghormatan kepada para korban.

Kementerian Perkeretaapian India juga mengumumkan bakal ada kompensasi untuk para korban dan keluarganya, pengumuman ini dimuat pada akun Twitter resmi milik Menteri Ashwini Vaishnaw.

Dalam cuitan itu, dia menyebut pemerintah bakal menyantuni sebesar 10 Lakh Rupee (sekitar Rp179 juta) kepada keluarga korban yang meninggal dunia, 2 Lakh Rupee (sekitar Rp36 juta) kepada korban yang mengalami luka parah, dan 50.000 rupee (sekitar Rp9 juta) untuk korban luka ringan.

Penumpang ceritakan kronologis yang mencekam

Penduduk Balasore dan desa di sekitar tempat kejadian perkara berhamburan menuju lokasi untuk menyelamatkan para penumpang setelah mendengar kabar sejumlah gerbong kereta bertabrakan, kata sebuah laporan.

"Penduduk setempat benar-benar berusaha keras membantu kami. Mereka tidak hanya menarik penumpang keluar gerbong, tetapi juga membantu mengambil barang bawaan kami dan mengambilkan kami air minum," kata Rupam Banerjee, seorang korban selamat dalam kejadian itu, kepada PTI.

Korban selamat lain, Vandana Kaleda, menggambarkan para penumpang kereta "berjatuhan" di dalam gerbong saat kereta bergoncang keras dan keluar dari jalur.

"Saat saya keluar dari kamar kecil, tiba-tiba kereta miring. Saya kehilangan keseimbangan ... Segalanya menjadi kacau. Orang-orang mulai berjatuhan. Saya kaget dan tidak tahu apa yang terjadi. Saya bingung saat itu," kata dia.

Penumpang lain yang selamat mengaku dia sempat melihat orang lain dengan anggota tubuh yang patah dan wajah rusak.

Kecelakaan harusnya bisa dihindari

Pemerintahan Modi terus menghadapi kritik dari pihak oposisi akibat kejadian ini. Berbagai unggahan berita resmi di media sosial terkait kecelakaan ini menyerukan agar Menteri Perkeretaapian Vaishnaw mengundurkan diri dari jabatannya.

Menteri Kepala Benggala Barat sekaligus mantan Menteri Perkeretaapian Mamata Banerjee mengatakan semestinya kecelakaan ini dapat dihindari jika perangkat antitabrakan yang dikenalkan di masa pemerintahannya diterapkan.

Perdana Menteri Narendra Modi meninjau lokasi kejadian kecelakaan kereta
Perdana Menteri Narendra Modi mengunjung lokasi kecelakaan kereta di Balasore, Odisha, India, Sabtu (03/06)Foto: India's Press Information Bureau/REUTERS

Pada Minggu (04/06) Vaishnaw menanggapi komentar tersebut.

Dia menyebut, sistem antitabrakan yang dimaksud Mamata "tidak ada hubungannya" dengan penyebab kecelakaan ini, seraya menambahkan bahwa pernyataan Mamata itu merupakan "pengetahuannya yang terbatas."

Kecelakaan ini terjadi di tengah upaya pemerintah dalam memodernisasi jaringan kereta api India, yang sebagian besar dibangun pada masa penjajahan Inggris.

Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai macam upaya untuk meningkatkan keselamatan dan infrastruktur kereta api, ratusan kecelakaan terjadi tiap tahunnya. Hal ini mengundang banyak tanya soal keampuhan peningkatan yang dilakukan pemerintah.

mh/ha (AFP, AP, Reuters, dpa)