1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

220211 USA Pakistan

23 Februari 2011

Raymond Davis, warga AS yang disebut-sebut sebagai pegawai kedutaan besar AS, ditangkap beberapa waktu lalu dalam kasus pembunuhan di Pakistan.

https://p.dw.com/p/10OAa
Foto: AP

Siapa Raymond Davis? Apa persisnya yang dilakukan oleh pemuda berusia 36 tahun ini di Pakistan? Informasi mengenainya mulai bocor sedikit-sedikit, dan menyebabkan kasus pembunuhan itu terdengar bagai cerita-cerita spion dan menyebabkan hubungan antara Amerika Serikat dan Pakistan menegang. Terutama setelah media di AS memberitakan, bahwa Davis adalah agen rahasia CIA yang bertugas di Pakistan.

27 Januari lalu, Raymond Davis dari dalam mobilnya menembak mati dua orang pemuda bermotor. Sejak itu Davis mendekam di penjara Pakistan. Ketika ditangkap, ia mengaku sebagai penasihat teknis dan administratif untuk Kedutaan Amerika Serikat di Islamabad. Tapi hingga kini semua upaya pemerintah AS untuk membebaskannya gagal.

In Pakistan inhaftierter US Diplomat Raymond Allen Davis
Raymond Allen Davis, yang disebut sebagai pegawai Kedubes ASFoto: AP

Pekan lalu, Presiden Obama mengatakan, "Diplomat kami di luar negeri tidak berada di bawah hukum negara setempat, dan hal itu berlaku bagi para diplomat asing yang berada di negara kami. Kami mengharapkan Pakistan mengakui status diplomat Raymond Davis dan menghormati konvensi yang sudah ditandatanganinya.“

Pemerintah AS mengatakan, bahwa tindakan Davis adalah beladiri karena menghadapi perampokan. Sementara polisi Pakistan menuduh Davis melakukan pembunuhan darah dingin. Direktur CIA, Leon Panetta dan Panglima Militer Mike Mullen turun tangan. Tapi bahkan kunjungan Senator John Kerry ke Pakistan pekan lalu tidak berhasil mendorong maju negosiasi.

Setelah media memberitakan bahwa Raymond Davis adalah agen CIA yang meneliti kelompok militan Pakistan, negosiasinya akan menjadi semakin rumit. Menurut jurnalis New York Times, hal ini menyebabkan friksi antara CIA dengan dinas rahasia Pakistan, ISI. Disebutkan, "Kelompok militan yang tengah diselidiki oleh CIA, dan beroperasi di Pakistan itu didukung oleh ISI"

ISI tidak diberitahu mengenai penugasan Raymond Davis, dan kesalahan ini telah merusak hubungan antara kedua dinas rahasia itu. Begitu tambahnya. Mengutip seorang pejabat AS, harian Washington Post juga menulis bahwa akan semakin sulit untuk membebaskan agen CIA itu.

Pemerintah Pakistan kini menunjukan ketegasan. Amerika Serikat memang bekerja sama dengan Pakistan untuk melawan terorisme. Tapi serangan-serangan pesawat tanpa awak AS di Barat Laut Pakistan tidak disukai. Pakistan secara resmi menentang serangan-serangan itu, dan sebagian rakyat Pakistan mengecam banyaknya korban sipil yang jatuh akibatnya.

Kisruh diplomatis yang terakhir ini kembali memicu sentimen anti Amerika di Pakistan. Ribuan orang berdemonstrasi menentang ekstradisi Davis ke Amerika Serikat, dan Davis kini ditahan ditahan di penjara yang dijaga ketat. Apabila ia sampai dihadapkan ke pengadilan Pakistan, maka Davis terancam hukuman mati. Kini pihak berwenang tengah menyelidiki imunitas diplomatiknya, pengadilan mendatang berlangsung 14 Maret.

Nicole Marwald / Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk