1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penampungan Tunawisma di Musim Dingin

18 Desember 2009

Puluhan ribu tunawisma hidup di jalanan kota Berlin. Ketika udara di luar dingin, terutama di saat menjelang Natal, bagi mereka merupakan suatu keberuntungan mendapatkan makanan hangat dan tempat untuk berteduh.

https://p.dw.com/p/L8OD
Berliner KältehilfeFoto: Berliner Kältehilfe

Jumlah tunawisma di Berlin diperkirakan antara 5.000 sampai 10.000 orang. Kebanyakan dari mereka hidup di jalanan. Pada musim dingin mereka mendapat bantuan dari "Berliner Kältehilfe" atau bantuan kota Berlin di musin dingin. Program ini merupakan satu-satunya di Jerman yang membantu tunawisdidirikan tahun 1989 oleh gereja dan organisasi amal.

Di tengah stasiun kereta api utama para sukarelawan misi amal kota Berlin berkumpul untuk berdoa dan bernyanyi bersama. Sekitar 100 tunawisma dapat ditampung di penginapan darurat misi amal kota Berlin ini. Pemondokan itu dibuka pukul sembilan malam.

Seorang laki-laki di kursi roda tampak didorong ke pemondokan, begitu juga seorang cacat kaki yang dibopong dua perawat dan seorang laki-laki pincang. Sejak dua jam mereka menunggu di luar dalam cuaca yang sangat dingin. Sabine Jaeckel-Engler yang mengatur para sukarelawan memaparkan, "Mereka bersedia menunggu lama karena takut kehabisan makanan dan takut tidak kebagian tempat tidur.“

Kemudian Jaeckel-Engler menceritakan, siapapun boleh datang ke tempat penampungan ini, walaupun dalam keadaan mabuk, di bawah pengaruh narkotika atau membawa anjing. Namun ada empat peraturan yang harus ditaati oleh para tamu. "Alkohol, narkotika, senjata dan kekerasan dilarang di sini. Peraturan menyangkut alkohol dan narkotika agak sulit ditaati, karena kebanyakan yang datang ke sini kecanduan. Yang muda kecanduan narkotika, sedangkan yang tua kecanduan alkohol,“ ungkap Jaeckel-Engler.

Siapapun yang hidup di jalan ditampung di pemondokan ini. Di sini, mereka diberi tempat tidur yang hangat dan kering serta makanan hangat. Ruth Winter, yang membantu di dapur, sejak empat tahun perempuan asal Jerman Selatan ini datang ke Berlin untuk menjadi sukarelawan di tempat penginapan misi amal milik kota Berlin itu.

"Iya, saya ingin membantu orang-orang yang situasi hidupnya tidak sebaik kami. Kami punya semuanya. Karena itu, kami ingin memberikan sebagian dari kebahagian hari Natal sebagai hadiah. Karena saya sendiri bersyukur akan situasi saya,“ Ruth Winter memberi alasan kenapa ia bersedia bekerja secara sukarela.

Ruangan pertemuan di pemondokan mulai penuh. Nampak dua laki-laki duduk di tengah ruangan. Sebut saja Thomas dan Andreas. Thomas menceritakan, "Sementara ini saya hidup di jalan, tanpa pekerjaan. Saya menjual koran tunawisma untuk mendapatkan uang tambahan secara legal. Di musim dingin, saya tinggal di penampungan darurat. Saat musim panas di luar.“

Thomas kecanduan narkotika. Sejak lima tahun ia hidup di jalanan. Bagaimana ia akan merayakan Natal? "Saya tidak merayakan natal, karena sejak 16 tahun saya tidak ada urusan dengan keluarga saya. Malam Natal nanti saya akan datang kemari, tetapi bagi saya NNatal tidak penting.“

Andreaspun tidak mengharapkan apa-apa dari natal. Laki-laki berusia 26 tahun itu dulunya bekerja sebagai teknisi komputer. Tiga tahun lalu ia kehilangan pekerjaan dan rumahnya. Sejak itu ia hidup di jalanan. Dan sekarang ia mulai memikirkan rencana untuk tahun depan; mencari tempat tinggal dan hidup teratur.

Bettina Marx/Andriani Nangoy

Editor: Yuniman Farid