1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemulihan Kembali Borobudur Butuh Waktu Lama

29 November 2010

Pasir dan abu vulkanis akibat letusan Gunung Merapi telah menutup hampir semua bagian Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Akibatnya, selain terancam rusak, aktifitas pariwisata di situs bersejarah ini lumpuh.

https://p.dw.com/p/QKq5
Candi BorobudurFoto: picture-alliance / dpa

Pelataran parkir Taman Wisata Candi Borobudur yang biasa dipenuhi pedagang cinderamata kini masih nampak lengang. Terlihat hanya beberapa pedagang memperbaiki kios dari terpaan tebalnya abu vulkanis yang sesekali beterbangan tersapu angin. Atau duduk dan ngobrol menunggu pengunjung datang. Seperti yang dilakukan Sapari, pedagang kartu pos.

"Belum laku. Disini nunggu tamu kalau ada. Kalau tidak ada cuman nongkrong begini. Saya jualannya di zona 2 di dalam sana. Tapi sementara ini tidak ada, pengunjung aja tidak bisa naik ke Borobudur," dikatakan Sapari.

Tanpa kunjungan para wisatawan lokal dan mancanegara yang biasanya ribuan jumlahnya, tidak banyak aktifitas. Dari ratusan kios cinderamata dan makanan, hanya segelintir yang buka. Johan, pedagang cinderamata terpaksa beralih berjualan masker.

Letusan Merapi yang mengeluarkan material hingga 150 juta meter kubik ini telah melumpuhkan perekonomian tiga ribu lebih pedagang yang menggantungkan hidup dari pariwisata di Borobudur. Kepala Unit Taman Wisata Candi Borobudur, Pujo Suwarno, mengatakan bahwa kini wisatawan sudah boleh masuk, tetapi hanya di tamannya. Ia juga menambahkan, penurunan pengunjung akan terasa hingga tahun 2011 depan.

Sementara itu, Kepala seksi pelayanan teknis Balai Konservasi Candi Borobudur, Iskandar Mulia Siregar, mengatakan, penutupan harus dilakukan karena batuan candi, vegetasi dan sarana infrastruktur di Candi Borobudur rusak dan tertutup abu vulkanis dengan ketebalan hingga 3 sentimeter. Dikhawatirkan abu vulkanis, yang bersifat asam ini, akan dapat mempercepat pelapukan batu. Sehingga tidak memungkinkan untuk dikunjungi.

Menurut Iskandar Mulia Siregar, uji laboratorium menunjukkan pelapukan terjadi karena abu vulkanik Merapi mengandung zat silica dan sulfur yang bersifat korosiff dengan tingkat keasaman hingga 5. Sehingga bebatuan, stupa dan relief candi harus segera dibersihkan untuk mencegah kerusakan.

Sedikitnya 60 tenaga Balai Konservasi Candi Borobudur dan tiga ribu lebih relawan dari berbagai elemen dilibatkan untuk proses pembersihan. Dan ini merupakan kasus pertama di dunia, sehingga proses pembersihan harus dilakukan dengan hati-hati.

"Untuk Indonesia ini sebuah eksperimen yang luar biasa, karena kita sudah mencari literatur dari mana-mana ternyata tidak ada yang menangani masalah ini. Terkait world heritage standarnya berbeda. Belum pernah world heritage mengalami seperti ini. Makanya kita sedang dicermati orang banyak," dijelaskan Direktur Peninggalan Purbakala Kementrian Budaya dan Pariwisata Yunus Satrio Atmodjo.

Sehingga menurutnya, butuh waktu lama hingga sebulan lebih untuk menyelesaikannya. Dan keberhasilannya nanti akan menjadi tolak ukur bagi dunia. Memang butuh waktu untuk memulihkan candi peninggalan Raja Samaratungga di abad ke 8 ini hingga nafas kehidupan mulai bisa berdenyut kembali seperti sebelumnya.

Noni Arni

Editor: Edith Koesoemawiria