1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

031011 Israel Moschee

3 Oktober 2011

Sebuah mesjid di desa Israel sebelah utara yang dihuni warga Arab, terbakar Senin subuh (3/10). Tokoh-tokoh setempat dan Israel mengutuk serangan itu.

https://p.dw.com/p/12l4b
Masked Jewish settlers hurl stones at Palestinians in the West Bank city of Hebron Sunday Jan. 15, 2006. Eight settler families were given until Sunday to evacuate a Hebron neighborhood they took over four years ago. They are to be removed forcibly within a month if they disregard the evacuation order. In recent days, settlers outraged by the order have hurled stones at Palestinian homes in Hebron and tried to force their way into off-limits Palestinian areas of the city.(AP Photo/Oded Balilty)
Pemukim Yahudi di Hebron, Tepi Barat melempari warga Palestina dengan batu (tahun 2006)Foto: dpa

Senin malam (3/10), Presiden Israel,  Simon Peres mengunjungi Tuba Zangariyah, lokasi terbakarnya sebuah mesjid yang terletak di sebelah utara danau Genesaret, Israel.  Simon Peres menyebut tindak kekerasan itu sebagai aib bagi Israel: "Saya ingin menyampaikan rasa terkejut yang mendalam mengenai insiden yang benar-benar buruk itu, pembakaran di Tuba Zangariah. Sangatlah memalukan bahwa seorang Yahudi merusak rumah suci agama lain. Ini bukan tindakan yang bersifat Yahudi. Ini ilegal dan tidak bermoral serta sangat memalukan kami."

Tidak hanya Presiden Israel, Simon Peres yang menduga bahwa warga Yahudi radikal yang bertanggung jawab atas perusakan itu. Di dinding mesjid pelaku mencoret kata-kata "balas dendam" dan menulis bahwa Palestina harus membayar aksi kekerasan yang mereka lancarkan terhadap warga Israel. Peristiwa ini sebetulnya bukan hal baru di sana. Imam Tuba Zangariyah, Fuad Zangariyah memperingatkan: "Saya bisa saja punya segala rupa masalah dengan seseorang, tetapi melibatkan sebuah rumah ibadah, misalnya mesjid atau sinagoga, semuanya itu melukai orang-orang. Ini membuat orang tidak enak hati."

Penduduk desa menduga bahwa para pelaku berasal dari kawasan tersebut. Zamal Zangariyah, seorang warga mengatakan: "Di Safet, di kalangan tertentu sekitar Rabi Eliyahu terkonsentrasi semacam rasisme terhadap warga Arab. Kata-kata juga dapat membunuh. Saya pikir bahwa penghasutan semacam itu telah mempengaruhi seseorang yang dipenuhi kemarahan rasis terhadap orang Arab. Desa Tuba Zangariyah menjadi sebuah sasaran empuk."

Namun Rabi Eliyahu yang pernah terang-terangan mengatakan agar tidak menyewakan rumah kepada warga Arab-Israel menolak tudingan itu. Ia mengatakan bahwa belum pasti orang Yahudi yang melakukan pembakaran. Rabi Eliyahu justru menganggap bahwa konflik antar warga yang memicu insiden tersebut. Ia mengaku belum pernah melihat seorang Yahudi membakar mesjid dan tidak ada bukti untuk itu.

Sementara itu, pemimpin oposisi Israel, Tzipi Livni mengatakan, Israel harus memeriksa sendiri tindak kekerasan itu. Senin pagi (3/10) sekitar 300 warga desa memblokir sebuah jalan cepat untuk memprotes pembakaran tempat ibadah. Sejumlah demonstran melemparkan batu dan membakar ban mobil. Polisi terpaksa menggunakan gas air mata untuk menghalau demonstran. Pengamanan khusus kini dilakukan terhadap bangunan milik muslim di seluruh Israel.

Torsten Teichmann/Christa Saloh

Editor: Andy Budiman