1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemilu Parlemen Belanda Akan Didominasi Isu Pandemi Corona

12 Maret 2021

Belanda akan menggelar pemilu pada 17 Maret, PM Mark Rutte perlu mitra koalisi. Bintang baru dari Hijau Kiri Jesse Klaver jadi tandingan politisi anti-Islam Geert Wilders. Pandemi corona jadi fokus utama.

https://p.dw.com/p/3qUnU
Jesse Klaver, pemimpin Kiri Hijau GroenLinks dan penggemarnya
Jesse Klaver, pemimpin Kiri Hijau GroenLinksFoto: Reuters/F. Lenoir

"Pemerintah saat ini agak lebih populer, setidaknya perdana menteri, memang pada masa krisis orang cenderung berbaris di sekitar bendera," kata politisi ultra kanan Geert Wilders kepada kantor berita AFP dalam sebuah wawancara.

"Masalah lain seperti keimigrasian masih penting. Bagi pendukung saya, masih itu masih yang nomor satu, tapi kalau melihat rata-rata orang Belanda, corona memang tema utama."

Belanda saat ini masih menerapkan pembatasan ketat karena pandemi corona. Mulai jam 9 malam  semua kafe, restoran, dan kedai kopi ganja ditutup. Orang hanya bisa memesan makanan untuk dibawa pulang. Banyak toko-toko hanya bisa dikunjungi kalau sebelumnya sudah ada janji.

Pandemi juga membuat musim kampanye tidak semarak seperti biasanya. Partai-partai politik harus menjangkau pemilih terutama melalui media televisi dan media sosial. Perdebatan politik akan makin jarang.

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
Perdana Menteri Belanda Mark RutteFoto: picture alliance/AP Photo/P. Dejong

Banyak isu tertutup pandemi corona

Satu-satunya partai yang mengadakan aksi-aksi besar adalah partai populis Forum untuk Demokrasi FvD pimpinan Thierry Baudet, yang skeptis dengan penerapan lockdown dan menolak pembatasan-pembatasan karean corona.

Analis mengatakan, fenomena baru dalam pemilu kali ini adalah munculnya gabungan untuk menyusun kekuatan bersama. Perdana Menteri Mark Rutte dari PVV, tetapi untuk membentuk pemerintahan dia kemungkinan besar harus membentuk koalisi baru. Salah satu partai yang sekarang banyak disorot dan naik daun adalah Hijau Kiri GroenLinks, dengan tokoh mudanya Jesse Klaver.

"Sesuatu sedang berubah ... mungkin saja ada kejutan," kata Jesse Klaver kepada AFP. Ketua partai hijau GroenLinks ini memang berharap bisa meraup cukup cuara dan masuk koalisi  pemerintahan, meskipun saat ini tema-tema yang biasanya diusung, misalnya isu perubahan iklim, tertutup oleh debat tentang pandemi dan lockdown.

Politisi anti-Islam Geert Wilders
Politisi Geert WildersFoto: Reuters/D. Martinez

Bintang baru Kiri Hijau yang bertekad perangi rasisme

Jesse Klaver, 34 tahun, adalah politisi karismatik yang sedang populer. Pada pemilu 2017, GroenLinks muncul sebagai partai oposisi terbesar kedua. Ini suatu prestasi di kancah politik Belanda yang punya banyak partai kecil.

GroenLinks tetap mengusung isu perubahan iklim selama kampanye, dan Jesse Klaver mengatakan dia optimis bisa menggalang dukungan pada pemungutan suata 17 Maret mendatang.

"Hanya setahun lalu, kami sanggup mengumpulkan orang-orang jauh lebih banyak dari sekarang. Setahun yang lalu, jalan-jalan dipenuhi terutama orang-orang muda yang turun ke jalan dan menuntut keadilan iklim."

Politisi Hijau Kiri yang ayahnya keturunan Maroko dan ibu campuran Indonesia-Belanda ini menambahkan: "Kami kali ini ingin bergabung dengan pemerintah, meskipun itu berarti Mark Rutte menjadi Perdana Menteri lagi." Dia berharap ada koalisi sayap kiri Beölanda dengan partai-partai progresif yang bisa turut menentukan haluan politik.

"Saya tidak ingin masuk pemerintahan untuk menjaga status quo," tegasnya.

Dengan latar belakang keluarganya, Jesse Klaver juga bertekad memerangi masalah rasisme di Belanda, mulai dari sikap rasisme politisi sayap kanan Geert Wilders dan populis Thierry Baudet, hingga rasisme institusional.

hp/vlz (afp)