1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemilihan Umum di Mozambik Akan Digelar

27 Oktober 2009

Pada tanggal 28 Oktober ini warga Mozambik memilih parlemen, presiden dan juga parlemen daerah. Hari Minggu lalu (25/10), masa kampanye resmi berakhir. Masa kampanye ini dilewati bentrokan berdarah.

https://p.dw.com/p/KH6X
Suasana kampanye Partai Frelimo di Nampula, Mozambik, Minggu (25/10).
Suasana kampanye Partai Frelimo di Nampula, Mozambik, Minggu (25/10).Foto: AP

Presiden Mozambik Armando Emilio Guebuza berada di Nampula untuk menghadiri acara kampanye penutup Partai FRELIMO sebelum berakhirnya masa kampanye pemilu di negara itu.

Presiden Guebuza, yang juga kandidat utama partai yang memerintah Mozambik itu memastikan kemenangan partainya. Katanya, "Frelimo akan mengarahkan segalanya seperti selama ini sudah dilakukannya di Mozambik. Kita pasti menang!”

Keyakinan akan kemenangan partai Frelimo yang artinya "Front Pembebasan Mozambik", mencerminkan situasi politik negara bekas jajahan Portugal itu. Mozambik merupakan negara yang dapat dikatakan tanpa oposisi politis yang berarti. Sejumlah pengamat politik mengatakan, hasil pemilihan parlemen, presiden dan pemilihan daerah tanggal 28 Oktober itu sudah dapat dipastikan. Presiden Guebuza dan partai Frelimonya tidak punya saingan kuat.

Namun pemilu tahun ini sebenarnya dapat berlangsung menegangkan. Selain partai oposisi dan bekas organisasi pemberontak Renamo, muncul partai baru Gerakan bagi Mozambik yang Demokratis (MDM), yang menjanjikan pembaruan, tampil sebagai kekuatan ketiga.

Tetapi, akibat kesalahan profil di daftar pemilihan, MDM hanya diizinkan untuk ikut serta dalam pemilu di empat dari 13 distrik pemilihan nasional. Keputusan Komisi Pemilihan itu sangat mematikan kesempatan MDM, setidaknya dalam pemilihan parlemen.

Walau begitu, Ketua MDM, Daviz Simango, diizinkan tampil sebagai kandidat presiden. Saingannya adalah presiden sekarang ini Armando Guebuza dari Frelimo dan Alfonso Dhlakama dari Renamo, yang sudah tiga kali ikut serta dalam kancah pemilihan presiden tapi selalu kalah.

Ardio Evaristo, juru bicara MDM di Nampula, seperti banyak kaum muda berpendidikan di Mozambik, sudah kehilangan kepercayaan terhadap Frelimo dan Renamo:

"Demokrasi Mozambik berada dalam situasi yang buruk. Partai tua seperti Frelimo dan Renamo selalu mengaku berjasa dalam demokratisasi Mozambik, namun tindakan mereka tidak demokratis. Mereka mengabaikan rakyat dan bersikap ibaratnya pemilik negara ini. Tidak ada demokrasi yang sesungguhnya. Mereka mengumbar kata demokrasi untuk menipu sebagian rakyat,“ kata Evaristo.

Walau pun terdapat kritik terhadap sistem politiknya, di mata internasional Mozambik dikenal sebagai negara percontohan di wilayah selatan Afrika dengan politik pembangunan yang berhasil.

Di Eropa, pemerintah Mozambik dipuji dalam keberhasilannya mengentaskan kemiskinan. Dengan begitu, dana bantuan pembangunan mengalir deras. Masalah seperti korupsi berhasil disingkirkan. Model politik pembangunan Frelimo menguntungkan politisi tingkat tinggi, namun tidak ada perbaikan berarti di kalangan rakyat. Pemilihan umum tanggal 28 Oktober, menurut para pengamat, tidak akan mengubah politik di Mozambik. Banyak kritikus berpendapat, Frelimo dan Presiden Armando Emilio Guebuza hanya memerlukan legitimasi baru untuk dapat melanjutkan kekuasaannya, seperti sebelumnya.

Antonio Cascais/Luky Setyarini

Editor: Dewi Gunawan