1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemerintahan Transisi Berdiri di Kirgistan

9 April 2010

Setelah Kurmanbek Bakiyev digulingkan, oposisi mengambil alih kekuasaan di Kirgistan. PM sementara Roza Otunbayeva menilai revolusi berhasil dan mengumumkan diadakannya pemilu dalam waktu dekat.

https://p.dw.com/p/MraT
Seorang demonstran menutupi tubuhnya dengan bendera nasional Kirgizstan di depan gedung pusat pemerintah di Bishkek (08/04)Foto: AP

Sebagian besar Kirgistan telah berada di bawah kekuasaan oposisi. Demikian dinyatakan oposisi, Kamis, 8 April kemarin. Sekarang pemerintahan sementara telah terbentuk, dan bercita-cita untuk mengadakan pemilihan umum dalam enam bulan mendatang. Sampai pemilu dapat terlaksana, tiga langkah penting harus diambil. Demikian dikatakan pemimpin oposisi Roza Otunbayeva yang sekarang menjadi perdana menteri sementara dalam konferensi pers.

Kirgistan Kirgisien Rosa Otunbajewa in Bischkek
Pemimpin oposisi Roza OtunbayevaFoto: AP

Yang pertama adalah, pemerintahan rakyat mengambil alih kekuasaan sebagai pemerintahan sementara atas nama rakyat. Kedua, konstitusi Kirgistan yang diterima rakyat melalui referendum tetap berlaku sampai konstitusi baru disahkan. Ketiga, pemerintahan rakyat juga untuk sementara menduduki posisi presiden dan kepala pemerintahan, yang ditetapkan melalui undang-undang dasar.

Situasi Masih Bisa Memburuk

Hanya daerah Osh dan Jalal-Abad yang belum berada di tangan pemerintahan transisi. Wilayah selatan dianggap sebagai kubu pendukung Presiden Kurmanbek Bakiyev yang digulingkan beberapa hari lalu. Berbeda dengan berita yang tersebar luas, Bakiyev belum meletakkan jabatan, demikian dinyatakan Roza Otunbayeva. "Situasi masih bisa memburuk. Bakiyev berada di selatan. Ini berarti, perlawanan akan terus berlangsung di sana. Kami menyerukan kepada militer untuk tidak menggunakan kekerasan. Dan kami menyerukan rakyat untuk tidak mengadakan perusakan."

Kirgistan Kirgisien Feuer vor Regierungssitz in Bischkek
Demonstran berkumpul di depan gedung pusat pemerintahan di pusat ibukota Bishkek (08/04)Foto: AP

Bakiyev sekarang hanya dapat mengundurkan diri. Parlemen telah dibubarkan pemerintahan transisi, dan tugas terpenting, sesegera mungkin mengadakan perubahan konstitusi dan undang-undang pemilu. Demikian ditekankan Otunbayeva yang pernah menjadi menteri luar negeri Kirgistan. Undang-undang tentang pembentukan partai politik serta kebebasan bermusyawarah dan bergerak akan dilonggarkan. Dalam waktu dekat sejumlah dekrit akan dikeluarkan, sehingga perusahaan-perusahaan yang penting bagi rakyat kembali berada di tangan negara. Standar gaji juga akan dikembalikan seperti dulu dan harga listrik diturunkan.

Pemerintahan sementara juga menekankan, semua perjanjian internasional tetap berlaku. Pangkalan militer Manas milik AS tetap dibuka. Melalui pangkalan militer ini disalurkan perlengkapan bagi pasukan internasional yang bertugas di Afghanistan. Kirgistan juga menjadi benteng yang menghalangi masuknya ekstrimis Islam dari Iran dan Afghanistan ke Barat.

Presiden Yang Otoriter

Kirgisistans Präsident Bakijew
Kurmanbek BakiyevFoto: AP

Selama menjadi presiden lima tahun terakhir, Bakiyev menjadi semakin otoriter. Hak rakyat sangat dibatasi. Kebebasan pers dan partai oposisi ditekan. Berkaitan dengan penggulingan Bakiyev, Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin mengatakan, "Saya masih ingat, ketika Bakiyev menjadi presiden ia mengkritik Akayev yang baru digulingkan karena menempatkan keluarga dan kerabatnya pada posisi penting di dunia politik dan ekonomi. Saya mendapat kesan, Bakiyev melakukan kesalahan yang sama. Tetapi semua yang terjadi di Kirgizstan adalah urusan dalam negeri negara itu."

Melalui telefon Putin juga menawarkan pemerintahan transisi bantuan kemanusiaan. Rusia tetap akan bekerjasama sebagai partner strategis dengan Kirgistan, demikian diutarakan Putin. Rabu lalu (08/04) terjadi bentrokan antara oposisi dan aparat keamanan. Menurut keterangan resmi sedikitnya 74 orang tewas, dan lebih dari 500 luka-luka.

Christina Nagel / Marjory Linardy

Editor: Asril Ridwan