1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemberontak Suriah Boikot Perundingan Damai

3 Januari 2017

Pemberontak Suriah mengancam akan memboikot rencana negosiasi damai bulan Jnauari ini di Kazakhstan. Pemberontak menuding pemerintah Suriah melanggar kesepakatan gencatan senjata.

https://p.dw.com/p/2VBWk
Syrien Gefechte um Dabiq
Foto: Getty Images/AFP/N. Al-Kathib

Sepuluh kelompok pemberontak Suriah, yang menyebut dirinya non-jihadis menyatakan menolak turut serta dalam rencana negosiasi damai dengan pemerintah Suriah. Kelompok pemberontak ini menuding militer Suriah yang didukung milisi Iran melanggar kesepakatan gencatan senjata yang baru berumur 4 hari.

Syria rebel groups suspend peace talks

Rencana negosiasai perdamaian yang akan digelar bulan Januari ini di ibukota Kazakhstan, Astana adalah kelanjutan dari kesepakatan gencatan senjata ini. Perundingan damai terutama digagas oleh Rusia dan Turki dengan didukung pemerintah Suriah serta milisi Iran.

Sebelumnya, Rusia yang menjadi pendukung rezim Assad dan Turki yang menyokong aksi pemberontak anti pemerintah di Damaskus menyepakati gencatan senjata sementara akhir Desember lalu. Juga kesepakatan gencatan senjata yang dilanjutkan rencana negosiasi damai di Kazahkstan itu dipuji oleh Dewan Keamanan PBB.

Kelompok pemberontak yang kebanyakan terganung dalam Free Syrian Army dalam pernyataannya menuduh rezim Assad dan pendukungnya milisi yang dibacking Iran, terus melanjutkan serangan. Pemberontak menyebutkan, pelanggaran kesepakatan gencatan senjata terutama dilakukan di kawasan Wadi Barada yang jadin kubu kaum pemberontak.

 

Saling menyalahkan

Wadi Barada sekitar 15 kilometer dari ibukota Damaskus merupakan sumber air bagi warga Damaskus. Sejak 2015 militer pemerintah didukung milisi Hisbullah Libanon yang didukung Iran terus berusaha merebut kawasan strategis penting itu dari tangan pemberontak.

Pemerintah Suriah menuduh kaum pemberontak meracuni infrastruktur suplai air untuk warga Damaskus dengan membocorkan saluran minyak ke sumber air. Atau mereka menutup total pasokan air.

Damaskus juga menuding, kelompok afliasi Al Qaeda, Fateh al-Sham Front bersembunyi di kawasan itu. Juga organisasi HAM, Syrian Observatory for Human Right menyebutkan, pertempuran di Wadi barada juga melibatkan kelompok ex-Al Qaida itu. Namun tudingan ini dibantah oleh kelompok pemberontak.

Seperti kesepakatan gencatan senjata sebelumnya, kesepakatan terbaru juga sangat goyah. Walau begitu sebagian besar wilayah mentaati gencatan senjata ini. Konflik berdarah di Suriah yang memasuki tahun keenam tetap rumit, karena banyak aktor dan negara yang terlibat di dalamnya. Sejak 2015 Rusia secara demonstratif mendukung rezim Bashar al Assad. Sementara Turki mendukung kaum pemberontak dan menggempur milisi Kurdi yang berjuang melawan Islamic State ISIS.

as/rzn(rtr,afp,dpa)