1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pembakaran Penampungan Pengungsi Marak di Jerman

Carla Christina Bleiker21 Juli 2015

Kasus pembakaran penampungan pengungsi dan pencari suaka di Jerman makin marak. Aksi merata di hampir seluruh Jerman. Terlihat pertanda mencemaskan naiknya atmosfir kebencian terhadap imigran.

https://p.dw.com/p/1G214
Brand in Flüchtlingsheim in Berlin
Foto: picture-alliance/dpa/G. Fischer

Aksi pembakaran tempat penampungan pemohon suaka di Jerman merupakan indikasi bahwa penolakan terhadap "pengungsi" makin meluas. Statistik menunjukkan, hingga bulan Juni 2015 sedikitnya 179.000 "pengungsi" mengajukan permohonan suaka di Jerman. Realitanya, para pemohon suaka itu bukan hanya terbatas pada pengungsi yang jiwanya terancam, seperti akibat perang saudara di Suriah dan Irak, tapi juga banyak yang mengungsi karena ingin memperbaiki nasib.

Kini makin banyak komunitas warga di seluruh penjuru Jerman menunjukkan dengan jelas, bahwa mereka tidak menghendaki pembangunan penampungan pengungsi di willayahnya. Penolakan bukan hanya dilakukan mengikuti aturan demokrasi, dengan menggelara aksi protes. Tapi juga dengan cara radikal, membakar tempat penampungan atau bakal kamp pengungsi. Dalam semester pertama 2015 tercatat 13 kasus pembakaran semacam itu. Artinya rata-rata ada dua kasus serangan pembakaran setiap bulannya.

Yang juga harus dicermati secara serius oleh pemerintah Jerman, aksi pembakaran tidak hanya terbatas di kawasan yang aktivitas Neo-Nazinya tinggi seperti di bekas Jerman Timur. Aksi pembakaran bakal atau tempat penampungan pemohon suaka juga terjadi di utara, barat dan selatan Jerman yang biasanya terkenal toleran.

Atmosfir makin tegang

Jika melihat statistik, memang aksi pembakaran lebih banyak dilakukan di kawasan yang pengaruh kelompok Neo Nazinya kuat. Aksi ini juga menunjukan bahwa kelompok Neo Nazi mengubah taktik dari demonstrasi ke aksi bakar. "Sikap warga yang membiarkannya, juga mengindikasikan naiknya lagi aktivitas Neo Nazi," ujar Andreas Zick, direktur Institute for Interdisciplinary Research on Conflict & Violence di Universitas Bielefeld kepada DW.

Sangat sulit mencegah aksi pembakaran bakal atau tempat penampungan pemohon suaka, jika warga tidak menunjukan pengertian dan siap menampung pengungsi. Para pakar menyarankan aksi penyuluhan dan pemberian informasi lebih intensif kepada warga Jerman, menyangkut situasi horror dan perang saudara di tanah air pengungsi.

Tapi diakui, saat ini atmosfir di Jerman tetap tegang. Tingginya jumlah pengungsi yang memohon suaka di Jerman makin memicu ketidaksenangan warga. Juga realita bahwa tidak semua pengungsi terancam jiwanya akibat perang, membuat makin maraknya aksi protes warga yang tidak ingin di kawasannya ada kamp penampungan pengungsi. Jika konflik tidak tuntas lewat cara demokrasi, serangan pembakaran jadi jalan pintas paling gampang.