1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Olahraga

Pelatih Belarus Dipulangkan Komite Olimpiade

6 Agustus 2021

Kedua pelatih Belarus yang mengusir atletnya kembali ke Minsk kini dipulangkan Komite Olimpiade Internasional, IOC. DW berkesempatan mewawancarai pelari Krystsina Tsimanouskaya yang mendapat visa kemanusiaan di Polandia.

https://p.dw.com/p/3yckO
Krystsina Tsimanouskay kini berada di Warsawa
Krystsina Tsimanouskay, pelari Belarus yang dipulangkan oleh pelatihnya dari ajang OlimpiadeFoto: Darek Golik/REUTERS

Dua pelatih Belarus dipulangkan Komite Olimpiade Internasional, IOC, pada hari Jumat (06/08) setelah diduga merundung pelari cepatnya untuk bertanding di laga yang tak seharusnya. 

Insiden berawal ketika Krystsina Tsimanouskaya memposting video kritis terhadap keputusan Komite Olimpiade Belarus tersebut. Video dan intimidasi oleh dua pelatihnya, yang diidentifikasi oleh IOC di Twitter sebagai Artur Shimak dan Yury Maisevich, kini mengubah jalan hidup sprinter tersebut.

IOC membuka penyelidikan resmi pada awal pekan ini untuk "mengklarifikasi kondisi di sekitar insiden tersebut" dan peran yang Shimak dan Maisevich di dalamnya.

Menemukan rasa aman di Warsawa

Pada hari Rabu (04/08), Tsimanouskaya tiba di Warsawa dengan visa kemanusiaan setelah menolak tuntutan pelatihnya untuk kembali ke Minsk. Dia sempat mencari perlindungan dari polisi Jepang saat berada di bandara Narita.

Pada hari Kamis (05/08), Tsimanouskaya mengatakan kepada DW di Warsawa, "Sekarang saya mendapat dukungan dari seluruh dunia dan dukungan itu membuat saya jauh lebih kuat." Dia merasa lega berada di Polandia, di mana dia menemukan keselamatan dan berharap untuk tetap bersaing di Olimpiade mendatang.

Atlet Krystsina Tsimanouskaya tidak pernah terlibat dalam aksi protes langsung di negaranya, tetapi ia adalah salah satu dari lebih dari 2.000 tokoh olahraga Belarus yang ikut menandatangani surat terbuka yang menyerukan pemilu baru dan pembebasan tahanan politik.

Tsimanouskaya mengatakan neneknya telah menasihatinya untuk tidak kembali ke Minsk setelah dia dinyatakan punya masalah mental di televisi pemerintah. Kepala atletik Belarus Yuri Moiseevich mengatakan kepada TV pemerintah itu, Krystsina Tsimanouskaya ditarik karena "keadaan emosional dan psikologisnya".

Penguasa Belarus Aleksander Lukashenko semakin terisolasi dan bergantung pada pengaruh Moskow untuk mendapatkan dukungan sejak pemilu presiden tahun lalu, yang menyebabkan gelombang protes massa diikuti oleh gelombang represi kekerasan.

Ditanya apa yang terjadi menjelang keberangkatannya dari Tokyo, Tsimanouskaya mengatakan: "Kepala pelatih mengatakan kepada saya bahwa seseorang memutuskan saya harus pulang. Dan itu bukan keputusannya. Itu keputusan dari Minsk."

Apa yang terjadi di Tokyo?

Sebelum berbicara dengan DW, Tsimanouskaya mengadakan konferensi pers di mana dia menceritakan rangkaian peristiwa dramatis yang membawanya mencari keselamatan di Polandia.

Tsimanouskaya menuturkan, dia dijadwalkan untuk menjalankan perlombaan di Olimpiade yang belum pernah dia ikuti. Di media sosial atlet lari Belarus itu mengeluh tentang keputusan pelatihnya, yang mendadak memasukkan dia ke dalam lomba estafet 4x400m dalam waktu singkat, padahal awalnya dia berlatih untuk lari 100m dan 200m. Delegasi Belarus kemudian melarang dia bertanding di nomor 200m.

Inilah yang menyebabkan dia berselisih dengan tim Olimpiade Belarus dan mendorongnya untuk menerbitkan postingan kritis di media sosial. Atlet tersebut mengatakan kepada wartawan bahwa komite tim nasional memerintahkan kepadanya agar mau mengatakan bahwa dia cidera sehingga dia harus kembali ke Belarus, tetapi dia menolak.

Beberapa negara di Uni Eropa menawarkan bantuan. Polandia memberikan Tsimanouskaya visa kemanusiaan.

Tsimanouskaya juga mengatakan bahwa dia mendukung hak sesama warga Belarusia untuk mengekspresikan diri. "Saya ingin memberi tahu semua warga Belarus untuk tidak takut dan jika mereka berada di bawah tekanan, harus bersuara," kata Tsimanouskaya dalam konferensi pers.

Bagaimana masa depannya?

Terlepas dari masalah yang kini menimpanya, Krystsina Tsimanouskaya bertekad tidak ingin menyerah pada karier larinya. "Saya bermimpi untuk melanjutkan karier olahraga saya karena saya masih berusia 24 tahun dan saya ingin bersaing di Olimpiade berikutnya dan mungkin Olimpiade yang berikutnya lagi," katanya dalam wawancara eksklusif dengan DW. "Itu mimpi besar saya, bahkan sebelum situasi ini."

Dalam konferensi pers, Tsimanouskaya mengatakan dia berencana untuk berbicara dengan pejabat Polandia tentang masa depan atletiknya pada hari Jumat (06/08) ini. Pelari cepat itu menyatakan harapannya untuk kembali ke Olimpiade dan bahkan negaranya, namun hanya jika keamanannya terjamin. 

Tsimanouskaya akan segera bergabung dengan suaminya, Arseni Zdanevich, yang meninggalkan Belarus minggu ini, setelah Polandia memberinya visa.

Bagaimana situasi di Belarus?

Beberapa aktivis telah melarikan diri ke Polandia dan negara-negara tetangga lainnya menyusul tindakan keras terhadap pengkritik pemerintahan Presiden Alexander Lukashenko. Lukashenko sebelumnya memimpin Komite Olimpiade Nasional di negara itu selama hampir seperempat abad, sebelum putranya mengambil alih peran tersebut awal tahun ini.

"Dipaksa meninggalkan area Olimpiade adalah salah satu dari banyak contoh represi yang digunakan oleh rezim terhadap warga Belarus," kata Pavel Latushka, mantan Menteri Pemerintahan Belarusia kepada DW.

Aksi protes terhadap Lukashenko menyebabkan lebih dari 35.000 kasus penangkapan aktivis dan jurnalis di Belarus.

Seorang aktivis Belarus terkemuka di Kiev, Ukraina ditemukan tewas tergantung di sebuah taman pada hari Senin (02/08), yang mendorong polisi Ukraina untuk menyelidiki kemungkinan pembunuhan yang direkayasa sebagai upaya bunuh diri.

ap/hp (afp, dpa, dw.com)