1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pelapor Khusus PBB Dilarang Masuki Zimbabwe

29 Oktober 2009

Zimbabwe batalkan rencana pertemuan dengan pelapor khusus PBB untuk urusan penyiksaan, Manfred Nowak dan melarangnya masuk ke Zimbabwe Rabu malam (28/10) waktu setempat di bandara Harare, ibukota negara Afrika tersebut.

https://p.dw.com/p/KIPU
Harare, ibukota ZimbabweFoto: picture-alliance/ dpa

Pelapor khusus Michael Nowak terbang ke Zimbabwe untuk memenuhi undangan dari pemerintahan negara yang sedang dilanda krisis itu untuk mengumpulkan informasi mengenai keadaan Zimbabwe hingga 4 November mendatang. Namun hari Rabu (27/10) pejabat tinggi seputar Presiden Robert Mugabe mengambil keputusan lain dan pada menit-menit terakhir membatalkan undangannya.

Pelapor khusus PBB itu menyatakan bahwa ia tidak pernah diperlakukan seperti itu di negara lain. Meski kedatangannya kini ditolak, Nowak masih tetap mempertahankan rencananya mengunjungi negara itu. "Ini merupakan insiden diplomatik yang penting", ujarnya. Sementara media Zimbabwe menyatakan bahwa Nowak memaksa untuk memasuki negeri itu tanpa izin, padahal sudah diberitahukan, kunjungannya ditunda. Demikian menurut harian "Herald" yang dikuasai oleh partai dari Presiden Robert Mugabe. Harian itu mengutip Joey Bimha dari Kementrian Luar Negeri yang menyatakan, pembatalan itu dilakukan karena waktunya bersamaan dengan kunjungan tiga menteri dari Komunitas Pembangunan negara-negara di Afrika Selatan SADC.

Bulan Februaru lalu, Menteri Kehakiman Patrick Chinamasa mengundang pelapor khusus PBB Michael Nowak untuk datang ke Zimbabwe menyusul laporan-laporan internasional mengenai penyiksaan meluas oleh aparat keamanan rezim Mugabe. Sedangkan pembatalan undangan baru disampaikan ke kantor PBB beberapa saat sebelum Nowak terbang dari Jenewa ke Zimbabwe.

Nowak mengatakan, ia telah menghubungi Perdana Menteri Zimbabwe, Morgan Tsvangirai agar mengupayakan kedatangannya meski sudah dibatalkan. Selanjutnya dikatakan bahwa kantor Tsvangirai menyetujui permintaannya dan meyakinkan bahwa pertemuan dapat dilangsungkan di Zimbabwe hari Kamis (29/10).

Tetapi pejabat imigrasi tidak mengindahkan surat dari Tsvangirai. Pelapor khusus PBB serta dua asistennya dipaksa untuk menginap di bandara Harare dan dikirim dengan pesawat terbang berikutnya ke Johannesburg di Afrika Selatan.

Sekitar satu tahun yang lalu, ketika Zimbabwe terjebak dalam kekerasan politik dan ekonomi yang hancur berantakan, kunjungan dari sekelompok tokoh politik senior internasional juga sempat ditunda pada menit-menit terakhir. Delegasi itu terdiri dari mantan presiden Amerika Serikat Jimmy Carter, mantan Sekjen PBB Kofi Annan dan Graca Machel, pegiat hak asasi dan isteri mantan presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela.

Pemerintahan kesatuan Zimbabwe yang labil, terdiri dari partai bekas oposisi MDC dan ZANU-PF dari Mugabe. Ketua MDC PM Morgan Tsvangirai pertengahan bulan ini menghentikan untuk sementara waktu kerjasama dengan koalisi yang dituduh tidak menunjukkan sikap hormat dan kepercayaan. Pemerintahan kesatuan ini disepakati setelah mediasi internasional. Dalam pemilu terakhir, kubu Mugabe dikalahkan MDC meskipun tekanan-tekanan keras dan berdarah yang dilakukan terhadap pihak oposisi saat itu.

CS/HP/dpae/dpa/rtraf