Pelaku Serangan di Domodedovo Teridentifikasi
30 Januari 2011Hari Sabtu (29/01) dinas terkait Rusia secara resmi mengumumkan, mereka berhasil cukup jauh mengungkapkan serangan bunuh diri di bandar udara Miskow, Domodedovo. Namun, apa yang diutarakan Vladimir Markin dari komisi pemeriksaan bukan merupakan sesuatu yang benar-benar baru: "Pelakunya sudah teridentifikasi. Pria usia 20 tahun itu berasal dari sebuah republik di Kaukasus utara. Komisi pemeriksaan kenal pelaku ini. Tetapi demi kepentingan pemeriksaan yang masih berlangsung, komisi untuk sementara tidak mengumumkan namanya. Tersangka lainnya, dalang dan yang ikut terlibat dalam aksi teror ini, masih diburu."
Media Rusia sejak lama menduga bahwa jejak serangan akan menuju Kaukasus Utara. Namun, hingga saat ini, tak seorang pun menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu. Pekan lalu sempat timbul berbagai reaksi akibat pernyataan Perdana Menteri Vladimir Putin yang mengatakan, ia menepis kemungkinan bahwa pemberontak Chechnya yang berdiri di belakang aksi teror itu. Namun Putin tidak menerangkan kenapa ia mengeluarkan kesimpulan semacam itu.
Dugaan diarahkan kepada Doku Umarov
Kini tampaknya dugaan semakin kuat bahwa dalang serangan berasal dari republik lainnya di Kaukasus utara, misalnya Dagestan atau Ingushetia. Demikian pendapat yang juga diutarakan Presiden Ingushetia, Junus Bek Jevkurov. Dia mengatakan, adalah mungkin bahwa Doku Umarov dalang serangan berdarah itu. Pemimpin pemberontak itu sebelumnya telah menyatakan bertanggung jawab atas serangan-serangan di kereta bawah tanah Moskow dan kereta cepat Newski Express. Berbagai kelompok Islamis berjuang di wilayah itu untuk dapat melepaskan diri dari Moskow dan membentuk Emirat Kaukasus. Doku Umarov berulang kali mengancam, mengalihkan pertempuran dari wilayah Kaukasus utara ke kota-kota Rusia.
Sudah tentu orang cenderung untuk menghubungkan berbagai aksi teror itu satu dengan lainnya. Namun penyidik Rusia menunjuk kualitas baru dalam serangan bunuh diri yang dilancarkan hari Senin pekan lalu (24/01). Kembali juru bicara Vladimir Markin: „Saya terutama ingin menegaskan bahwa aksi teror ini tidak kebetulan dilakukan di ruang kedatangan bandara. Para pemeriksa yakin bahwa serangan itu terutama ditujukan kepada warga asing."
Kebijakan yang terburu-buru?
35 orang tewas dalam serangan bunuh diri di bandara Moskow itu dan sekitar 180 orang cedera, sebagian sangat parah. Tentu serangan itu melemparkan pertanyaan. Misalnya, sejauh mana keamanan terjamin pada peristiwa-peristiwa besar seperti Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sotschi atau Piala Dunia 2018 di Rusia? Serangan teror di bandara internasional jelas merupakan petanda buruk bagi Rusia yang ingin menjadi tuan rumah peristiwa internasional tersebut. Rusia hingga kini berupaya menanganinya dengan kebijakan segera. Misalnya, memecat pejabat tinggi terkait dan sejumlah perwira.
Perdana Menteri Vladimir Putin diharapkan untuk merumuskan sebuah konsep keamanan baru bagi transportasi publik. Parlemen Rusia, Duma telah mengesahkan pemakaian tingkatan siaga dengan kode warna. Para pengkritik melihat kebijakan itu sebagai tindakan yang terburu-buru. Yang pasti, dalam perang melawan teror Rusia tidak maju selangkah pun juga.
Stephan Laack/Christa Saloh
Editor: Andriani Nangoy