1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Terorisme

Pelaku Penusukan Wiranto Diduga Anggota Kelompok Teror JAD

10 Oktober 2019

Dua tersangka pelaku penusukan Menkopolhukam, Wiranto, diklaim tidak hanya terpapar ideologi Islamic State, tapi juga diidentifikasi sebagai anggota JAD. Wiranto sebelumnya pernah menjadi target pembunuhan.

https://p.dw.com/p/3R24K
Indonesien General Wiranto in Jakarta
Foto: picture alliance/ZUMA Press/A. Hikmal

Kamis (10/10) sore, Presiden Joko Widodo menjenguk Menkopolhukam, Wiranto yang tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, akibat terkena tusukan di perutnya. 

Presiden Jokowi, mengatakan kondisi Wiranto masih sadar namun harus menjalani operasi. Presiden menyebut pelakunya berasal dari jaringan teroris.

"Tadi hanya beberapa menit setelah kejadian penusukan dengan pisau oleh teroris kepada Menkopolhukam, bapak Wiranto saya langsung dapat laporan dan langsung perintahkan yang ada di lapangan untuk segera dibawa dengan heli menuju ke Jakarta, RSPAD," ujarnya.

Presiden tegas mengatakan bahwa jaringan terorisme harus diberantas. Presiden mengajak masyarakat turut serta memerangi radikalisme bersama-sama.

"Tadi siang langsung saya perintahkan Kapolri, kepala BIN dan didukung TNI untuk mengusut tuntas dan menindak tegas terhadap pelaku dan seluruh jaringan yang terkait dengan peristiwa tadi siang," ujarnya.

Aparat telah mendeteksi jaringan teroris JAD 

Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN), Budi Gunawan mengatakan, dua pelaku yakni SA alias Abu Rara dan istrinya berinisial FA, telah diidentifikasi sebagai bagian dari kelompok Jamaah Ansarud Daulah (JAD) Bekasi, dan terpapar ISIS.

"Kita tahu bahwa saudara Abu Rara ini dulu adalah dari sel JAD Kediri kemudian pindah. Sudah kita deteksi pindah ke bogor, kemudian karena cerai dengan istri pertama pindah ke menes. Dan difasilitasi oleh salah satu abu syamsudin, JAD dari menes utk tinggal di sana," ujarnya.

Budi menambahkan, aparat sebenarnya sudah mendeteksi pergerakan kelompok-kelompok ini, namun sistem selnya bergerak sendiri-sendiri.

"Pertama cukup banyak, karena mereka pergerakannya sistem cell. Cell itu kan titik kecil, orang per orang, kelompok per kelompok. Kita mohon bantuan dari seluruh warga masyarakat utk mengawasi bibit-bibit," ujarnya.

Pihak kepolisian sedang dalam pengembangan untuk menangkap anggota dalam jaringan teroris.
pkp/rzn