1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perubahan Iklim Ancam Masa Depan Semua Anak-Anak

20 Februari 2020

Tidak ada satu negara pun yang berbuat cukup untuk melindungi anak-anak dari dampak perubahan iklim, kata laporan bersama WHO dan UNICEF.

https://p.dw.com/p/3Y030
Symbolbild | Klimawandel | Dürre | Honduras
Foto: AFP/Getty Images/O. Sierra

Masa depan setiap anak di dunia terancam karena negara-negara di seluruh dunia gagal meredam dampak perubahan iklim dan menyediakan lingkungan yang bersih dan sehat yang penting bagi kesejahteraan mereka, kata PBB dalam laporan bersama yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO, UNICEF dan jurnal medis The Lancet.

"Perubahan iklim, degradasi ekologis, migrasi penduduk, konflik, ketidaksetaraan yang meluas, dan praktik predator komersial mengancam kesehatan dan masa depan anak-anak di setiap negara," kata laporan itu.

Sementara anak-anak di negara-negara kaya memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup dan mendapat kesejahteraan, namun negara-negara kaya itu justru secara tidak proporsional berkontribusi pada emisi karbon yang mengancam masa depan semua anak di dunia.

Lebih lanjut disebutkan, tidak ada satu pun negara yang memiliki kinerja baik dalam tiga kategori yang diukur: pertumbuhan anak, keberlanjutan, dan pemerataan.

"Negara-negara perlu merombak pendekatan mereka terhadap kesehatan anak dan remaja, untuk memastikan bahwa kita tidak hanya menjaga anak-anak kita hari ini, tetapi juga melindungi dunia yang akan mereka warisi di masa depan," kata mantan Perdana Menteri Selandia Baru Helen Clark, yang kini menjadi salah satu ketua komisi internasional yang menyusun laporan itu.

Praktik komersial yang eksploitatif

Laporan tersebut juga menyoroti ancaman terhadap anak-anak yang ditimbulkan oleh sektor komersial. Paparan pemasaran dan iklan junk food serta makanan berlemak dan sarat gula sangat berkaitan dengan terjadinya obesitas di kalangan anak-anak.

Jumlah anak-anak dan remaja yang mengalami obesitas meningkat sepuluh kali lipat dari 11 juta pada tahun 1975 menjadi 124 juta pada tahun 2016, kata para penulis laporan itu.

Anak-anak juga terpapar iklan produk yang ditujukan untuk orang dewasa - seperti alkohol, tembakau, dan judi – sehingga meningkatkan peluang bagi mereka menjadi konsumen dari barang-barang yang diiklankan.

Anak-anak dalam konteks SDG

Laporan tersebut menyerukan agar anak-anak ditempatkan sebagai pusat dalam upaya untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan SDG (Sustainable Development Goals) yang telah disepakati pada tahun 2015.

"SDG menyampaikan visi ganda: untuk melindungi planet kita dari masa depan yang berbahaya dan tidak pasti, dan untuk memastikan bahwa kita memberikan kehidupan yang aman, adil, dan sehat untuk generasi mendatang. Anak-anak berada di jantung visi ini, dengan kepentingan, hak, dan kebutuhan mereka sendiri" kata laporan PBB itu.

Laporan mengenai situasi anak-anak dan dampak perubahan ikllim itu diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet, yang memuat kinerja 180 negara dalam hal tingkat kelangsungan hidup anak, pendidikan dan gizi.

(Ed: hp/gtp)  (afp, reuters)