1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PBB Ijinkan Aksi Militer Untuk Lumpuhkan Pasukan Gaddafi

18 Maret 2011

9 suara dibutuhkan untuk meloloskan sebuah resolusi dewan keamanan PBB. Pada akhirnya, 10 negara setuju dan 5 memilih untuk abstain.

https://p.dw.com/p/10bzC
Dewan Keamanan PBBFoto: AP

Resolusi PBB 1973 kini memberikan kewenangan bagi semua negara anggota untuk mengambil langkah yang dianggap perlu untuk melindungi warga sipil di Libya, termasuk zona larangan terbang di wilayah udara negara itu. Beberapa jam setelah PBB menyetujui opsi serangan militer terhadap rezim Gaddafi, Eurocontrol dinas lalu lintas udara Eropa melaporkan Libya telah menutup wilayah udaranya sampai batas waktu yang belum ditentukan. Amerika Serikat, Inggris dan Perancis diperkirakan akan mengerahkan jet tempur untuk melawan pasukan Gaddafi.

Juru bicara pemerintah Perancis Francois Baroin mengatakan aksi militer akan berlangsung hanya dalam kurun waktu beberapa jam mendatang. Baroin menambahkan, intervensi ini bukan berarti pendudukan Perancis di Libya dan ia juga meragukan apakah aksi militer akan bisa menyadarkan Gaddafi atau tidak. Amerika Serikat yang dalam dua hari terakhir memperkuat posisi mereka menyangkut Libya, menyerukan langkah yang lebih dari sekedar zona larangan terbang. Duta besar Washington untuk PBB Susan Rice mengatakan Amerika Serikat siap untuk bertindak.

Sementara NATO sedang membicarakan peranan anggotanya dalam aksi militer ke Libya, negara-negara seperti Cina, Polandia, Australia, Rusia dan Jerman telah mengindikasikan bahwa mereka tidak akan terlibat. Dalam pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB, Jerman memilih untuk abstain. Namun, duta besar Jerman bagi PBB Peter Wittig menegaskan, negaranya sepakat dengan kritik yang dilancarkan terhadap rezim Gaddafi. Alasan Jerman tidak melakukan intervensi di Libya dijelaskan oleh Menteri Luar Negeri Guido Westerwelle : "Bagian resolusi yang menyepakati sanksi lebih keras kami dukung. Tetapi kami telah mempertimbangkan resiko yang mungkin timbul dalam aksi militer. Kami memutuskan untuk tidak melibatkan tentara Jerman dalam perang di Libya dan karena itu lah kami memilih abstain di Dewan Keamanan PBB."

Warga Libya yang mendukung kelompok pemberontak menyambut resolusi PBB. Mereka juga mengatakan tidak sabar menantikan aksi nyata secepatnya dari dunia barat untuk menyelamatkan negaranya dari kehancuran. Namun, putra Gaddafi, Seif al Islam, dalam wawancaranya dengan ABC News mengatakan keluarganya tidak takut dengan keputusan PBB. Ia menyebut resolusi tersebut sebagai hal yang tidak adil dan negara barat tidak membantu warga Libya dengan serangan bom yang juga akan menewaskan warga Libya. Ia yakin, rakyatnya tidak akan senang dengan keputusan tersebut.

Nathan King / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Agus Setiawan