1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pasukan Suriah Serbu Kota Homs

11 Juli 2011

Di tengah berlangsungnya dialog nasional, pasukan Suriah menyerbu kota terbesar di Suriah, Kota Homs. Sementara kelompok-kelompok oposisi memboikot jalannya perundingan tersebut.

https://p.dw.com/p/11su8
Dialog Nasional di DamaskusFoto: dapd

Pasukan keamanan Suriah menyerbu pusat kota Homs, sehari setelah putaran perundingan yang digagas pemerintah diboikot oleh kelompok-kelompok oposisi.

Organisasi HAM The Syrian Observatory of Human Rights menyebutkan seorang tewas dan 20 lainnya terluka ketika pasukan keamanan dari dalam kendaraan lapis baja menembaki kawasan di Homs. Di halaman internet, Komitee Koordinasi Lokal Suriah LCC menyatakan: dengan menghujani tembakan, kendaraan lapis baja itu menyisir hingga ke Bab al-Shiba.

Operasi militer yang berlangsung hari Senin (11/07) ini merupakan yang terberat di kota ketiga terbesar di Suriah tersebut, sejak militer mulai menghancurkan gerakan protes yang berlangsung di negeri itu.

Ditambahkan LCC, deru tembakan juga terdengar di berbagai distrik di kota tersebut. Di kota ini pula, jam malam diberlakukan, sementara pasokan listrik dari jalan-jalan utama diputus.

Organisasi HAM menyebutkan, lebih dari 1400 warga sipil dan 350 personil keamanan terbunuh, 12 ribu orang ditahan, semenjak demonstrasi meletup Maret lalu. Warga yang protes menginginkan reformasi yang lebih maju dan turunnya Presiden Bashar Al Assad dari jabatannya.

Dialog Nasional yang digagas Assad, dan berlangsung sejak hari Minggu (10/07) kemarin, diboikot oleh kelompok-kelompok utama oposisi, yang menyerukan agar pemerintah menghentikan dulu aksi kekerasan terhadap demonstran sebelum menggelar dialog.

Mereka juga menuntut agar pemerintah mengizinkan berlangsungnya aksi protes secara damai, melepas para tahanan poltik dan mengizinkan media asing meliput dengan bebas aksi protes di negeri itu.

Treffen zum nationalen Dialog‎ in Syrien in Damaskus NO FLASH
Situasi di tengah digelarnya Dialog NasionalFoto: dapd

Pertemuan Dialog Nasional yang akan disarikan hasilnya Senin (11/07) ini, membahas sejumlah amandemen konstitusional dan undang-undang pemilu, media dan pembentukan partai-partai politik di luar Partai Baath yang berkuasa.

Dalam pertemuan, di depan para hadirin, sebagian besar merupakan orang-orang dekat rezim, Wakil Presiden Farouk al Sharaa mengatakan: Kami ingin mengarahkan peralihan Suriah menjadi negara multipartai dengan dialog nasional ini. Setiap orang diharapkan ikut serta dalam pembangunan bangsa kita."

Farouk al-Sharaa NEU
Wapres Suriah : Farouk al-Foto: AP

Kata-kata indah seperti itu juga sering diucapkan Assad. Maka dari itu gerakan protes seluruh negeri tidak percaya janji semacam itu. Salah seorang tokoh independen yang mengikuti jalannya konferensi dari siaran langsung televisi, mengritik pertemuan itu. Tajib Tisini: „Dialog ini tidak berguna pada saat rakyat terus ditembaki, di Hama, Homs atau tempat lain."

Wakil Presiden Farouk al Sharaa juga mengungkapkan bahwa pemberlakuan keadaan darurat negara masih akan terus dilanjutkan: „Situasi saat ini mengakibatkan beberapa reformasi konstitusi sulit diterapkan, misalnya pencabutan pemberlakuan keadaan darurat negara."

Pemberlakuan keadaan darurat negara ini sudah berlangsung selama 50 tahun terakhir ini. Akibatnya, semua hak sipil dibatasi dan aparat negara bisa langsung menindak rakyat dengan penangkapan atau persidangan tanpa dasar hukum. Karena kata-kata itulah, oposisi di Suriah tidak sudi berdialog dengan rezim. Tidak dengan penguasa yang ini, yang membungkam sebagian besar rakyatnya dengan kekerasan keji. Terlalu sedikit dan terlambat, itulah bagaimana oposisi menyebut sikap siap berunding yang diperlihatkan pemerintah.

dpa / Leidholdt / Setyarini / Purwaningsih

editor : Saloh/Koesoemawiria