1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Partai Mantan Pejuang Thachi Menangkan Pemilu Kosovo

19 November 2007

Akhir pekan lalu, Kosovo menggelar pemilihan parlemen untuk pertama kalinya. Ini merupakan momentum penting menjelang penentuan status Kosovo sebagai negara yang berdaulat.

https://p.dw.com/p/CP2g
Hashim Thachi memenangkan pemilu di Kosovo.
Hashim Thachi memenangkan pemilu di Kosovo.Foto: picture-alliance/dpa

Pemilihan parlemen pertama di Kosovo ini merupakan pil pahit bagi sejumlah warganya, terutama bagi simpatisan Liga Demokrasi Kosovo LDK, partai politik pimpinan mantan pejuang Kosovo Ibrahim Rugova. Sejak berakhirnya perang di Kosovo, LDK selalu ikut dalam pengambilan keputusan politik di provinsi di kawasan selatan Serbia tersebut. Namun dalam pemilihan parlemen, LDK harus menerima kenyataan pahit bahwa partainya kalah telak. Kini yang tertinggal hanya pilihan, apakah LDK akan beroposisi atau bergabung dengan pemenang pemilu Partai Demokrat Kosovo PDK dalam koalisi.

Sementara suasana gembira menyelimuti simpatisan PDK pimpinan mantan panglima gerilyawan Kosovo UCK, Hashim Thachi. Usai penghitungan suara, Thachi berbicara di malam yang paling bersejarah bagi Kosovo.

Dengan penuh semangat, Thachi menyatakan, dirinya akan menyatakan kemerdekaan Kosovo segera setelah berakhirnya perundingan. Masyarakat internasional mengharapkan apa yang dikatakan Thachi itu dipersiapkan dengan baik. Dunia internasional tentu saja tidak menginginkan terjadinya proklamasi kemerdekaan etnis Albania di Kosovo yang sepihak dan terburu-buru. Pemimpin Administrasi Ad Interim Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Kosovo UNMIK, Joachim Rücker menyatakan:

„Mengungkapkan keinginan politik merupakan hal penting, terutama dalam pemilu. Namun masih harus dipikirkan, terdapat proses perundingan yang masih terus berlangsung dan tidak boleh dilemahkan.“

Hingga tanggal 10 Desember mendatang, pemerintah Serbia dan perwakilan etnis Albania di Kosovo masih terus melakukan perundingan dengan juru penengah Kosovo –Troika, yakni Amerika Serikat, Rusia dan Uni Eropa. Dapat dipastikan perundingan itu tidak mencapai kesepakatan. Tapi Ketua misi UNMIK Joachim Rücker tidak ingin berspekulasi:

„Saya pikir demokrasi sudah hadir beberapa waktu lalu dan jika terjadi perubahan dalam pemerintahan, saya pikir itu adalah hal yang wajar. Mewakili masyarakat internasional dan UNMIK, kami harap Kosovo memiliki pemerintahan yang stabil dan mampu mengatasi tantangan di masa depan.“

Rücker menjelaskan, administrasi internasional di Kosovo tidak akan bermasalah dengan terpilihnya Hashim Thachi sebagai perdana menteri:

„Dalam beberapa tahun terakhir, kami bekerja sama dengan Thachi sebagai pemimpin oposisi. Dia juga merupakan bagian dari tim perundingan. Saya pikir, dia adalah mitra yang dapat diandalkan.“

Masa lalunya sebagai mantan pemimpin gerilyawan tidak mempengaruhi Thachi sebagai politisi. Thachi tidak hanya memiliki hubungan baik dengan negara-negara barat, tapi juga dengan kaum bawah tanah. Tapi menurut pemimpin UNMIK, itu masih harus dibuktikan. UNMIK dan Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa OSCE sempat mengkhawatirkan hasil pemilihan di Kosovo. Hal itu disebabkan oleh sedikitnya jumlah pemilih yang ikut serta dalam pemilu, yaitu hanya 40 persen dari jumlah seluruh warga yang memiliki hak pilih.