1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sejarah

Para Pahlawan Penentang NAZI di Jerman

Rosalie Engels
22 Juli 2019

Tidak terlalu banyak, tapi ada warga Jerman yang aktif melawan kekuasaan NAZI dan Hitler, dan membayar dengan nyawanya. Siapa mereka? Kunjungan ke German Resistance Memorial Center di Berlin.

https://p.dw.com/p/3MXKN
Wolfsschanze
Foto: DW/David Crossland

Kompleks bangunan Bendlerblock di Berlin-Tiergarten didominasi warna abu-abu. Tempat ini sempat menjadi terkenal setelah jadi lokasi syuting film "Valkyrie" yang dibintangi aktor tenar Tom Cruise. Film itu berkisah tentang Claus Schenk Graf von Stauffenberg, tokoh utama dalam plot 20 Juli 1944, sebuah upaya membunuh Hitler dengan bom untuk menghentikan politik mata gelapnya.

Aksi itu gagal. Bom yang disimpan Stauffenberg dalam ruang rapat meledak, tapi Hitler selamat. Stauffenberg dan kelompoknya ditangkap, digiring ke Bendlerblock, markas militer Jerman selama kediktatoran Nazi, dan diseksekusi. Sekarang, lokasi eksekusi ini menjadi Pusat Peringatan Perlawanan Jerman, Gedenkstätte Deutscher Widerstand (GDW).

"Sebagian besar wisatawan yang datang mengunjungi kami di sini tertarik dengan situs bersejarah. Mereka ingin tahu apa yang terjadi pada 20 Juli 1944. Namun, pameran kami jauh lebih luas, ia menyediakan informasi tentang seluruh spektrum perlawanan Jerman terhadap Rezim Nazi," kata Johannes Tuchel, Direktur GDW.

Drehbeginn in Potsdam-Babelsberg: Tom Cruise als Stauffenberg
Tom Cruise berperan sebagai Claus Schenk Graf von Stauffenberg dalam film "Valkyrie"Foto: AP Photo/Studio Babelsberg AG, Frank Connor

Para pahlawan tak dikenal

"Oleh karena itu, kami menyerukan kepada Anda: Jangan biarkan kehendak bebas Anda, hal paling berharga yang Anda miliki, dihilangkan."

Kata-kata tertulis pada pamflet buatan Helmuth Hübener pada tahun 1941. Dia adalah penentang Nazi termuda yang dieksekusi rejim buas ini. Dia ditangkap dan dihukum mati tahun 1942 pada usia 17 tahun, kepalanya dipenggal. Di Jerman, Helmuth Hübener kurang dikenal. GDW di Berlin didirikan justru untuk meperkenalkan perlawanan yang dilakukan warga Jerman terhadap Nazi, yang kurang diketahui masyarakat di dalam dan luar negeri.

Pusat Peringatan Perlawanan Jerman di bendlerblock memang sering dikunjungi turis mancanegara.

"Saya tidak tahu bahwa begitu banyak anak muda, anak-anak sekolah dan siswa, yang terlibat dalam perlawanan. Beberapa dari mereka bahkan mengambil risiko yang sangant besar karena mereka yakin mereka melakukan hal yang benar," kata Katherine, pelajar perempuan asal London, yang saat ini belajar bahasa Jerman di di Berlin.

Pengunjung lain, Gabriel dari Mexico City mengatakan: "Ini pertama kalinya saya di Jerman.. Saya menonton banyak film tentang Perang Dunia Kedua, juga tentang kekuasaan Hitler dan pejuang Jerman (yang menentangnya). Terasa agak aneh sekarang untuk benar-benar melihat semua tempat-tempat bersejarah yang sejauh ini hanya saya temui dalam film."

Am 20. Juli - Gedenken an Widerstand gegen Hitler (Ausschnitt)
Informasi tentang Stauffenberg di Pusat Peringatan Perlawanan Jerman terhadap rejim Nazi "Gedenkstätte Deutscher Widerstand" di Bendlerblock, BerlinFoto: picture-alliance/dpa/G. Bergmann

Bertaruh nyawa dan dipandang sebagai pengkhianat

"Saya suka ada museum yang didedikasikan untuk orang-orang ini. Mereka mempertaruhkan hidup mereka pada saat tidak banyak orang yang mau berenang melawan arus," kata Kumiko, turis dari Jepang, yang sudah dua kali berkunjung ke Berlin.

Direkut GDW Johannes Tuchel mengatakan, di Jerman sendiri tokoh perlawanan seperti Claus Schenk Graf von Stauffenberg masih belum diterima semua kalangan. Banyak juga yang memandang dia sebagai pengkhianat, karena berencana membunuh pemimpin negara, ketika negara sedang terlibat perang melawan musuh.

"Perlawanan Jerman masih sering dipandang negatif... Butuh waktu lama bagi gerakan perlawanan di Jerman untuk dihargai oleh masyarakat Jerman."

Pada tahun-tahun setelah 1945, tidak ada peringatan resmi terhadap perlawanan Jerman. Mereka yang terlibat dalam perlawanan masih dilihat sebagai "pengkhianat" atau "pelanggar sumpah" setia kepada negara. Stauffenberg sendiri, yang punya pangkat cukup tinggi di militer, menyadari hal itu. Sebelum melaksanakan pemboman gelap di maarkas Hitler pada 20 Juli 1944, dia mengatakan kepada seorang kawan perempuannya: "Siapa pun yang berani bertindak, bagaimanapun harus menyadari, bahwa mereka cenderung dicatat sejarah sebagai pengkhianat."

Sekarang, 75 tahun setelah plot 20 Juli 1944, situasi sudah berubah. Gedenkstätte Deutscher Widerstand  tahun lalu dikunjungi lebih dari 120 ribu orang, dan jumlah pengunjung terus bertambah. (hp/yp)