1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Nobel Kimia Untuk Mekanisme Reparasi DNA

9 Oktober 2015

Materi genetika setiap hari mengalami kerusakan. Tapi "bengkel reparasi" dalam DNA terus melakukan perbaikan. Tanpanya manusia akan mati muda. Mekanisme reparasi DNA ini diganjar hadiah Nobel Kimia 2015.

https://p.dw.com/p/1GkM2
DNS DNA Illustration Molekül
Foto: Imago/Science Photo Library

Materi genetika Deoxyribo Nucleic Acid atau DNA terbukti molekul yang tidak stabil dan mengalami kerusakan konstan hingga perlu "reparasi" setiap hari. Selain itu pengaruh luar, berupa radiasi cahaya matahari, kebiasaan merokok, konsumsi obat-obatan serta cemaran lingkungan juga menambah kerusakan pada material genetika kita. Tanpa reparasi terus menerus DNA, manusia akan mati muda.

Nobelpreis 2015 Chemie Tomas Lindahl Paul Modrich Aziz Sancar
Tomas Lindahl, Paul Modrich, Aziz Sancar raih Nobel Kimia 2015Foto: Reuters/F.Sandberg

Tiga ilmuwan yang meneliti secara paralel dan independen, Tomas Lindahl, Paul Modrich dan Aziz Sancar menemukan sedikitnya tiga mekanisme serta sejumlah enzym dan protein yang melakukan reparasi DNA secara konstan pula. Mekanisma inilah yang melindungi DNA dari kerusakan dalam kecepatan tinggi, dan memungkinkan umur harapan hidup lebih panjang. Temuan ini membuahkan hadiah Nobel Kimia tahun 2015 bagi ketiga ilmuwan tersebut.

Setiap kerusakan DNA apapun bentuknya diketahui akan memicu penyakit dan bisa berbahaya bagi kehidupan. Sel-sel dan materi genetikanya mengalami penuaan, bisa mengalami degenerasi menjadi sel kanker. Temuan Lindahl, Modrich dan Sancar menunjukkan tubuh manusia juga secara konstan melakukan pelacakan adanya kerusakan dalam DNA dan mengeliminasinya. Dengan itu ancaman tumbuhnya kanker atau sel mati muda bisa dicegah.

Infografik DNA Englisch
Mekanismé DNA mereparasi diri dari kerusakan

Komite Hadiah Nobel menyebutkan, ketiga ilmuwan itu berhasil membuat pemetaan dan menjelaskan bagaimana sel menjaga serta menyelamatkan informasi genetika. Kehidupan seperti yang kita kenal saat ini, amat tergantung dari mekanisme "reparasi" DNA. Temuan itu memberikan wawasan baru mengenai bagaimana perkembangan kanker serta kemungkinan untuk mencari terapinya.

as/yf (rtr,afp,dpa,ap)