1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pandangan Armin Laschet soal Hubungan Jerman dan Rusia

15 Juni 2021

Kandidat Kanselir Armin Laschet mengatakan Jerman harus mencari bidang kerja sama dengan Rusia, sembari mendorong kembali isu-isu kritis. Dia mengatakan strategi Berlin menghadapi Moskow juga bergantung pada sekutunya.

https://p.dw.com/p/3uuqs
Kandidat kanselir Jerman dari Partai CDU, Armin Laschet
Kandidat kanselir Jerman dari Partai CDU, Armin LaschetFoto: Philipp Böll/DW

Armin Laschet, kandidat kanselir Jerman dari kubu konservatif Partai Persatuan Kristen Demokratik (CDU) dalam wawancara eksklusifnya kepada DW, mengatakan bahwa Jerman dan Uni Eropa harus menjaga komunikasi dengan Moskow tetap terbuka.

Laschet menekankan bahwa terlepas dari perbedaan dengan Rusia mengenai isu-isu utama, salah satunya soal invasi Rusia di Semenanjung Krimea, Jerman tidak boleh berusaha mengisolasi Rusia dari sudut pandang diplomatik.

"Orang-orang yang menyerukan pendekatan yang lebih keras perlu mengatakan apa yang mereka maksud dengan pendekatan yang lebih keras," kata Laschet, Senin (14/06). "Kami memiliki sanksi, tetapi memutuskan hubungan diplomatik atau semacamnya itu salah."

Laschet yang merupakan perdana menteri negara bagian terpadat di Jerman, Nordrhein-Westfalen, menyambut baik fakta bahwa Presiden AS Joe Biden akan segera bertemu dengan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin.

"Ketika keadaan menjadi sulit, Anda harus berbicara lebih banyak, bukan lebih sedikit," kata Laschet. "Itulah mengapa Joe Biden, Presiden Amerika, akan bertemu dengan Presiden Putin dalam beberapa hari ke depan. Presiden Amerika dan Rusia akhirnya bertemu lagi. Itu lebih penting daripada sebelumnya di saat krisis."

'Koalisi demokrasi'

Laschet juga menyambut baik upaya Biden untuk berkonsultasi dengan Uni Eropa mengenai upaya untuk melawan tindakan provokatif oleh Cina dan Rusia.

"AS kembali bergabung ke Badan Kesehatan Dunia, terlibat di PBB lagi, dan menghidupkan kembali proses G7, seperti yang baru saja kita lihat akhir pekan ini," kata Laschet. "Dan saya yakin kita harus memanfaatkan momen ini."

"Gagasan presiden tentang koalisi demokrasi di seluruh dunia yang bekerja sama secara erat adalah kesempatan khusus bagi Eropa dan Jerman untuk terlibat secara kuat," ujar Laschet.

Untuk tujuan ini, kata Laschet, kebijakan Rusia di Jerman perlu menjadi bagian dari pendekatan di seluruh Uni Eropa.

Proyek pipa gas Nord Stream 2

Proyek pipa gas Nord Stream 2 di bawah Laut Baltik yang membentang dari Rusia ke Jerman juga merupakan salah satu isu lainnya dalam hubungan kedua negara. Proyek tersebut memungkinkan Moskow untuk melewati Ukraina, Polandia, dan negara-negara lain, yang memungut biaya transit untuk pengiriman gas Rusia ke Eropa.

Laschet mengatakan prasyarat dari proyek itu adalah bahwa Rusia tidak boleh menggunakannya untuk menekan negara-negara tersebut.

"Proyek pipa ini tidak boleh digunakan untuk memeras Ukraina, atau negara-negara Baltik atau Polandia," kata Laschet. "Tapi, begitu dibangun, itu akan menjadi bagian tambahan yang bagus dari pasokan energi."

"Ketika gas mulai mengalir, kita perlu mengawasi aturan geopolitik ini dan perlindungan Ukraina," tutur Laschet. "Dan itu juga telah disepakati di tingkat Eropa."

Sanksi terhadap Belarus

Laschet mengatakan sanksi yang lebih keras bisa menjadi pilihan dalam merespons tindakan kekerasan Belarus terhadap perbedaan pendapat sejak pemilu pada tahun 2020 lalu. Selain itu baru-baru ini Belarus juga memaksa turun pesawat Ryanair yang membawa seorang jurnalis oposisi.

Laschet mengatakan pejabat yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia, secara langsung atau tidak langsung, harus dikenakan sanksi. Ia menilai beberapa individu memiliki kepentingan bisnis mereka sendiri, termasuk Presiden Alexander Lukashenko.

"Aktivitas mereka, perusahaan mereka, perlu masuk ke dalam rezim sanksi Uni Eropa," ungkap politikus Jerman ini. "Itu belum terjadi. Itulah yang ingin saya lihat: memperluas sanksi untuk meningkatkan tekanan yang ditargetkan pada Presiden Lukashenko." (rap/ha)

Wawancara untuk DW dilakukan oleh Manuela Kasper-Claridge