1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pekan Hijau Digelar di Berlin: Amarah Petani Masih Membara

19 Januari 2024

Pameran pertanian terbesar sedunia “Grüne Woche“ di Berlin dari 19 hingga 28 Januari dibayangi tuntutan para petani untuk mengkaji ulang politik pertanian dan birokrasi yang terlalu membebani petani.

https://p.dw.com/p/4bSs0
Ribuan petani Jerman gelar protes besar-besaran menentang pemotongan subsidi diesel
Ribuan petani Jerman gelar protes besar-besaran menentang pemotongan subsidi dieselFoto: Patrick Pleul/dpa/picture alliance

Di Arena Pekan Hijau atau "Grüne Woche" di Berlin yang merupakan pameran pertanian dan ekonomi bahan pangan terbesar sedunia, para petani biasanya memamerkan produk terbaik mereka. Tapi pameran tahun ini tidak menunjukkan suasana positif.

Aksi demonstrasi puluhan ribu petani Jerman yang marah menentang kebijakan pemerintah, dengan aksi memblokir jalanan menggunakan traktor mereka selama seminggu yang digelar beberapa hari sebelum pekan hijau dibuka masih sangat segar dalam ingatan para pemamer. Para petani terutama memnprotes rencana pemerintah koalisi untuk menghentikan subsidi bahan bakar diesel di sektor pertanian

"Saya tidak ingat lagi, apakah setelah penyatuan kembali Jerman, ada aksi protes para petani dalam bentuk dan cara seperti ini, untuk memuntahkan dan menegaskan kemarahan mereka terhadap politik", ujar Joachim Rukwied, ketua Perhimpunan Petani Jerman.

Warga Jerman lebih suka belanja barang murah

Pemotongan subsidi, sejatinya hanya merupakan salah satu pemicu dari aksi protes aktual. Pertanian merupakan salah satu sektor yang paling tinggi disubsidi. Pasalnya sejak beberapa tahun belakangan, para petani tidak bisa hidup dari hasil kerja mereka.

Pada sejumlah pertanian bahkan sekitar separuh dari pendapatan mereka berasal dari uang subsidi, terutama dari Uni Eropa. Inlah yang memicu frustrasi.

Dalam komparasi di Eropa, warga Jerman relatif lebih sedikit mengeluarkan uangnya untuk membeli bahan pangan. Kementrian untuk pertanian dan bahan pangan federal Jerman melaporkan, pda tahun 2022 rata-rata warga Jerman membelanjakan 11,5 persen pendapatannya untuk bahan pangan. Sebagai pembanding, swarga Italia kuotanya 14,4% dan warga Prancis 13,3% dari pendapatannya untuk belanja bahan pangan.

Pertanian Perkotaan Solusi Naiknya Harga Bahan Pangan

Supermarket murah mendikte harga

Satu penyebab utamanya adalah harga bahan makanan yang murah di supermarket. Ini merupakan bukti kekuatan pasar dari perusahaan dagang besar. Rantai supermarket Edeka, Rewe, Lidl dan Aldi berbagi pangsa pasar di Jerman.

Perusahaan-perusahaan inilah yang mendikte harga kepada produsen bahan makanan. Mereka yang tidak mau memasok dengan harga murah, akan disingkirkan dari rak-rak penjualan. Dalam beberapa tahun terakhir banyak pengusaha kecil bangkrut, sebaliknya supermarket terus bertambah besar.

Para petani yang berada di rantai terbawah pemasokan bahan makanan, baik itu gandum, sayuran, daging, susu sapi atau sayuran yang terkena dampaknya. Seringkali mereka tidak mendapat laba dari produk pertaniannya.

Dalam waktu bersamaan tuntutan regulasi dari pemerintah dalam beberapa tahun terakhir, untuk perlindungan iklim, perlindungan keragaman hayati sampai kenyamanan hewan ternak terus meningkat dan makin membebani para petani.

 "Pertanian tidak dapat lagi memenuhi tuntutan kinerja tinggi dari Masyarakat dan karenanya memproduksi bahan pangan murah. Ada celah besar yang harus ditutup”, ujar Martin Schulz, ketua kelompok kerja ekonomi pertanian.

Warga tidak siap membayar ongkos lingkungan

"Terlalu banyak tuntutan perubahan sekaligus, dan di sisi lain juga terlalu banyak penolakan”, demikian analisis menteri pertanian Jerman Cem Özdemir dari Partai Hijau.

"Mayoritas warga ini lebih banyak perlindungan hewan, perlindungan iklim dan perlindungan keragaman hayati, tapi tidak mau membayar ongkonya saat berbelanja”, kata Özdemir lebih lanjut.

Dari protes besar-besaran para petani, menteri pertanian Jerman itu melihat ada peluang, misalnya harga daging secara bertahap dinaiikkan. ”Sekarang kita punya instrumen untuk menaikkan harga daging, katakanlah secara simbolis sebagai kenaikan untuk kenyamanan hewan ternak”, ujar Özdemir.

Data pemerintah Jerman menunjukkan, untuk memenuhi tunutan "kenyamanan hewan ternak” sampai tahun 2040 mendatang, diperlukan tambahan biaya 3,6 miliar euro per tahunnya.

Terlalu banyak aturan, traktor akan kembali protes di jalanan

Jerman tidak lagi atraktif sebagai tempat investasi di sektor pertanian. Selain terlalu banyak aturan, harga energi lebih tinggi, ongkos pegawai yang tinggi juga rumitnya birokrasi membuat sektor pertanian Jerman menciut drastis.

Jajak pendapat dari perhimpunan industri bahan pangan Jerman-BVE, sekitar 6% perusahaan akan menutup sepenuhnya usaha mereka, 43% akan menguranginya dan hanya 10% yang akan meningkatkan usaha pertaniannya di Jerman. "Uangnya akan lebih banyak diinvestasikan di luar negeri", ujar Christoph Minhoff, komisaris utama BVE saat pembukaan Grüne Woche di Berlin.

"Masalahnya, petani normal di Jerman tidak punya kemungkinan investasi semacam itu", ujar ketua perhimpunan petani Jerman Rukwied. Di arena pekan hijau di Berlin itu, ia mengumumkan, para petani akan melanjutkan aksi protes mereka dengan traktor di jalanan, jika pemerintah tidak bersedia mengubah kebijakan subsidi diesel untuk pertanian.

"Sejumlah perhimpunan petani Eropa di luar Jerman juga sudah memberikan sinyal akan mendukung aksi protes iu", ujar ketua perhimpunan petani Jerman itu. Banyak yang harus disetel ulang dalam politik pertanian, dan juga ada pertimbangan dari para petani di beberapa anggota Uni Eropa lainnya, untuk juga menggelar aksi protes serupa.

(as/hp)

 

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!