1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Palestina: Israel Tersangka Pembunuh Arafat

8 November 2013

Para penyelidik Palestina, Jumat (8/11) mengatakan Israel adalah “satu-satunya tersangka” dalam kematian Yasser Arafat, setelah hasil uji laboratorium meyakini pemimpin Palestina itu tewas diracun nuklir.

https://p.dw.com/p/1AE73
Foto: Reuters

“Kami mengatakan bahwa Israel adalah tersangka utama dan satu-satunya dalam kasus pembunuhan Yasser Arafat, dan kami akan terus melakukan penyelidikan menyeluruh untuk menemukan dan mengkonfirmasi semua detail dan elemen yang ada dalam kasus ini,” kata kepala penyelidik Palestina Tawfiq Tirawi dalam konferensi pers di Ramallah, Tepi Barat.

Tirawi mengatakan, penyelidikan Palestina telah mempelajari temuan para ilmuwan Swiss, yang dikeluarkan Rabu lalu, yang “cukup” mendukung gagasan bahwa Arafat telah diracun.

”Ini adalah kejahatan abad-21,” kata Tirawi. ”(Tujuan) Utamanya adalah untuk menemukan siapa yang berada di belakang pemusnahan Yasser Arafat.”

Para pejabat Palestina hari Kamis menuntut penyelidikan internasional atas kasus “pembunuhan” Arafat.

“Hasil (penelitian) membuktikan Arafat diracun oleh polonium,” kata pejabat senior Palestine Liberation Organisation (PLO), Wasel Abu Yusef.

Pembunuhan oleh negara

“Zat ini dimiliki oleh negara, bukan orang, artinya adalah kejahatan itu dilakukan oleh negara,” kata dia sambil menyerukan dibentuknya sebuah “komite internasional” untuk menyelidiki pembunuhan tersebut.

Berbicara kepada para wartawan di Lausanne, hari Kamis, tim ilmuwan Swiss mengatakan hasil uji laboratorium tidak mengkonfirmasi atau juga membantah bahwa polonium adalah sumber yang sebenarnya (penyebab) kematiannya, meski mereka memberikan “cukup” dukungan bagi ide bahwa Arafat diracun oleh elemen radioaktif yang tinggi dan langka. Tanggapan hati-hati juga disampaikan oleh para ilmuwan yang diminta berkomentar atas masalah ini.

Mereka mengatakan bahwa jumlah zat mematikan yang ditemukan di jasad mendiang pemimpin Palestina itu menunjuk adanya keterlibatan pihak ketiga.

“Kami tidak bisa mengatakan bahwa polonium adalah sumber kematiannya… atau juga bisa mengesampingkannya,” kata Profesor Francois Bochud dari Lausanne Institute of Applied Radiophysics.

Laboratorium Bochud mengukur bahwa tingkat polonium naik hingga 20 kali lipat lebih tinggi dari yang seharusnya.

Kecurigaan gara-gara kasus Litvinenko

Arafat meninggal di Prancis 11 November 2004 pada usia 75 tahun setelah jatuh sakit sebelumnya, tapi para dokter tidak bisa secara spesifik menyebutkan penyebab kematian dan tidak ada pemeriksaan mayat yang dilakukan setelahnya.

Pada November 2012, jenazahnya digali dan sampelnya diambil, secara khusus untuk menyelidiki apakah ia telah diracun dengan polonium – kecurigaan yang muncul setelah kasus pembunuhan terkenal bekas mata-mata Rusia yang membelot ke Barat, Alexander Litvinenko di London pada tahun 2006.

Sejak kematian Arafat, masyarakat Palestina telah lama mendengar isu bahwa mendiang pemimpin itu dibunuh, dengan Israel sebagai pihak yang paling sering disalahkan. Tapi sejauh ini, tak ada bukti apapun untuk menyokong tuduhan yang telah dibantah oleh pihak Israel itu.

ab/hp (afp,rtr,ap)