1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Palembang Kembali Diselimuti Kabut Asap, Terparah di 2019

Prihardani Ganda Tuah Purba
14 Oktober 2019

Kabut asap yang menyelimuti Palembang menurut BMKG jadi yang terparah di 2019. Melemahnya badai Hagibis turut mengakibatkan rendahnya intensitas hujan. Tagar #savepalembang ramai suarakan kesulitan yang dihadapi warga.

https://p.dw.com/p/3RER5
Indonesien Smog | Luftverschmutzung
Foto: AFP/A. Qodir

Kabut asap tebal kembali menyelimuti Palembang dan sekitarnya Senin pagi (14/10). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahkan menyebut kabut asap ini menjadi yang terekstrem di tahun 2019. Tercatat Senin pagi jarak pandang terendah berkisar antara 50-150 meter dari pukul 06.30-08.30 WIB dengan kelembapan pada saat itu 95-96% dengan keadaan cuaca asap.

"Kondisi ini menjadikan kondisi terekstrem selama berlangsungnya karhutla dengan indikasi kuantitas dan jarak pandang yang terjadi," kata Kasi Observasi dan Informasi BMKG stasiun SMB II Palembang, Bamban Beni melalui keterangan resminya.

Data BNPB per 14 Oktober 2019 pukul 09.00 WIB mencatat jumlah titik panas di seluruh Indonesia sebanyak 1.184 dengan titik panas dengan titik panas terbanyak berasal dari Sumatera Selatan yaitu 691 titik panas. Pantauan titik panas ini dilakukan berdasarkan citra satelit modis-catalog Lapan dalam 24 jam terakhir. Terpantau titik panas berada di wilayah-wilayah seperti Kabupaten Ogan Komerin Ilir, Banyuasin dan Musi Banyuasin. Dilihat dari sebaran titik panas di wilayah Sumatera, arah angin pada umumnya mengarah dari tenggara ke barat laut. Sementara sebaran asap di Sumatera Selatan menyebar ke arah barat laut.

Sementara itu, dari pantauan BNPB, kualitas udara di wilayah Sumatera Selatan dilihat dari indikator PM 2,5 Senin pagi ini mencapai pada tingkat berbahaya atau pada angka 921. 

Atemwegserkrankungen durch giftigen Dunst in ganz Südostasien
Akibat asap tebal, tujuh penerbangan tertunda di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II PalembangFoto: AFP/C. Mahyuddin

Sekolah diliburkan

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo melalui keterangan resminya mengatakan bahwa melalui pesan digital, Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang telah menginstruksikan kegiatan belajar mengajar di tingkat PAUD, TK, SD dan SMP negeri swasta diliburkan hingga batas yang belum ditentukan. Kegiatan belajar diliburkan sejak hari ini (14/10) karena asap yang menganggu dan membahayakan masyarakat.

Tidak hanya sekolah yang terdampak, 7 penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumatera Selatan ditunda pada Senin pagi, 14 Oktober 2019. Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang Bambang Beny Setiaji mengatakan, penerbangan ditunda akibat tebalnya kabut asap, seperti dilansir dari Tempo.co. 

#SavePalembang menggema di Twitter

Pekatnya kabut asap yang menyelimuti wilayah Palembang menyebabkan masyakarat curahkan keluhannya melalui media sosial Twitter. Mereka berbagai cerita dengan mengunggah foto dan video kondisi Palembang yang diselimuti kabut asap tebal.

Selain panjatkan doa melalui tagar #savepalembang tak sedikit netizen mengeluhkan susahnya bernafas dan mengeluhkan jarak pandang yang semakin terbatas akibat kabut asap

Hujan tak turun karena Hagibis 

Badai tropis Hagibis di Laut Cina Selatan yang melemah, menurut BMKG Sumatera Selatan turut mempengaruhi cuaca secara regional. Masih adanya pusat tekanan rendah di wilayah Laut Cina Selatan mengakibatkan adanya aliran massa udara ke arah pusat tekanan rendah tersebut dari wilayah Indonesia. Hal ini mengakibatkan potensi dan intensitas hujan menurun di wilayah Sumatera Selatan untuk tiga hari ke depan terhitung 14-16 Oktober 2019. Kondisi angin timuran yang menuju pusat tekanan rendah di Samudera Hindia akan membawa uap air dari Laut Cina Selatan dan Laut Jawa menyebabkan potensi hujan di wilayah Sumsel bagian Barat-Utara, meliputi Kab. Musi Rawas, Kota Lubuk Linggau, Kab. Muba, Kab. Lahat, dan Kab. Muara Enim baru terjadi pada tanggal 17-18 Oktober 2019.

Sedangkan secara lokal, kondisi hujan seperti awan konvektif akan tetap berpotensi di wilayah bagian barat Sumsel dikarenakan kelembapan udara lapisan atas cukup memadai untuk pertumbuhan awan, biasanya hujan yang terjadi berlangsung sebentar, sporadis dan berpotensi petir disertai angin kencang. 

BMKG Sumsel sendiri menghimbau masyarakat untuk menggunakan masker dan berhati-hati saat bertransportasi khususnya pada pagi hari (04.00-08.00 WIB) dan sore hari (16.00-20.00) karena pada kurun waktu itu potensi peningkatan partikel asap dan menurunnya jarak pandang. Selain itu, warga juga diminta untuk tidak melakukan pembakaran baik itu sampah rumah tangga maupun dalam pembukaan lahan pertanian/perkebunan. 

Ed: gtp/ts (dari berbagai sumber)