1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pakistan Lanjutkan Operasi Militer Gempur Taliban

18 Oktober 2009

Militer Pakistan yang mengerahkan 30 ribu serdadunya, melanjutkan gempurannya ke posisi Taliban di Waziristan selatan, di wilayah perbatasan Pakistan ke Afghanistan.

https://p.dw.com/p/K9Z4
Militer Pakistan bersiap untuk patroli di Bannu, Waziristan selatan.
Militer Pakistan bersiap untuk patroli di Bannu, Waziristan selatan.Foto: AP

Militer melaporkan terjadinya pertempuran hebat dan korban tewas dari kedua belah pihak. Laporan terakhir, Pakistan mengklaim dalam waktu 24 jam terakhir telah menewaskan 60 anggota milisi Taliban. Seorang juru bicara pemerintah Pakistan menyatakan, militer telah berhasil menguasai daerah kantung ekstremis Spinkai Raghzai.

Di hari kedua operasi militer besar-besaran itu, Taliban mengerahkan roket dan senjata berat melakukan perlawanan sengit di Sharwangi, wilayah hutan lebat di pegunungan, ketika pesawat tempur militer membombardir posisi tersebut, demikian dinyatakan pemerintah Pakistan.

Daerah pegunungan Waziristan selatan merupakan medan pertempuran yang sangat sulit. Setidaknya 10 ribu anggota Taliban diduga bersembunyi di daerah tersebut, 1000 di antaranya merupakan anggota Al Qaida, demikian dinyatakan juru bicara militer Athar Abbas kepada stasiun televisi Pakistan. Lanjutnya, "Mayoritas mereka adalah orang Uzbek-Asia Tengah. Namun ada juga yang orang Arab dan Afrika dari negara Afrika utara yang muslim."

Dilaporkan, enam serdadu Pakistan tewas sejak operasi militer mulai dilancarkan, termasuk seorang yang tewas ketika kelompok militan meluncurkan serangan roket semalam setelah serangan udara besar-besaran terhadap Taliban dan Al Qaida.

Militer Pakistan mengarahkan operasinya ke kawasan Makeen, daerah kekuasaan Hakimullah Mesud. Mesud adalah pemimpin Tehrek e Taliban, kelompok jaringan Taliban yang terpenting di Pakistan. Hakimullah Mesud disebutkan sebagai otak yang merancang sejumlah serangan yang mengguncang Pakistan sejak awal Oktober ini. Kelompok ini, menurut keterangan militer Pakistan, menggunakan senjata mesin dan senjata penangkis panser.

Sementara itu tentara pemerintah mengerahkan artileri berat dan granat mortir serta didukung oleh pesawat tempur. Namun kemenangan bagi militer Pakistan masih belum terlihat. Kelanjutan operasi militer Pakistan, menurut perkiraan para perwira tinggi, akan ditentukan dari pertempuran di kawasan pegunungan dan hutan wilayah penyangga yang dikuasai kelompok suku.

Keluarga yang mengungsi dar Waziristan selatan di Dera Ismail Khan, Pakistan, Minggu (18/10).
Keluarga yang mengungsi dar Waziristan selatan di Dera Ismail Khan, Pakistan, Minggu (18/10).Foto: AP

Di lain sisi, lebih dari 100 ribu warga terpaksa mengungsi dari Waziristan selatan, wilayah penyangga yang dikuasai para ketua suku, yang disebut pemerintah Amerika Serikat sebagai kawasan paling berbahaya di dunia. Pemerintah Pakistan mengkhawatirkan jumlah pengungsi dari Waziristan selatan akan meningkat menjadi 200 ribu.

Bulan April lalu, militer Pakistan melancarkan operasi besar-besaran menumpas Taliban di Lembah Swat. Waktu itu sekitar dua juta warga sipil terpaksa mengungsi.

Pekerja badan PBB urusan Pengungsi UNHCR dari Jerman, Kilian Kleinschmidt, hari Minggu (18/10), kepada stasiun televisi Al Jazeera, menyerukan sangat diperlukannya bantuan kemanusiaan di Pakistan, "Ini merupakan respons darurat terbaik bagi warga Pakistan yang ditunjukkan di masa lalu, yaitu menampung keluarga, kerabat, dan warga suku-suku dan dalam kasus Swat, merupakan cara paling efisien untuk mengatasi krisis. Namun, sangat jelas diperlukan bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar. Inilah yang kami lakukan selama lima, enam bulan terakhir ini."

Menurut keterangan militer Pakistan, 100 ribu warga yang mengungsi akan ditampung di beberapa kamp pengungsi yang terletak di sejumlah provinsi yang berbatasan.

LS/AS/SM/ap/afp