1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pakar: Serangan Vanuatu soal Papua Dimanfaatkan Separatis

Detik News
27 September 2021

Guru Besar HI Hikmahanto Juwana menyebut serangan Vanuatu ke Indonesia tentang Papua sering dimanfaatkan tokoh separatis di luar negeri. Isu Papua dianggap isu politik Vanuatu, sehingga terus dibahas mereka di forum PBB.

https://p.dw.com/p/40uF8
Sidang Umum PBB
Ilustrasi foto saat Sidang Umum PBBFoto: EDUARDO MUNOZ/REUTERS

Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menyebut ada beberapa alasan Republik Vanuatu sering menyerang Indonesia soal Papua. Isu tersebut sering dimanfaatkan oleh kelompok separatis.

"Dimanfaatkan oleh para tokoh separatis yang berada di luar negari seperti Benny Wenda untuk selalu disampaikan dalam Sidang Umum PBB," kata Hikmahanto, saat dihubungi Minggu (26/09).

Bagi Hikmahanto, Vanuatu atau negara pasifik lainnya tiap tahun akan mempermasalahkan. Hikmahanto menyebut, ada solidaritas dari sesama negara Pasifik. "Mereka menganggap Papua adalah bagian dari negara-negara Pasifik dan tidak masuk dalam negara Asia," katanya.

Isu Papua pun dianggap sebagai isu politik Vanuatu. Karena itu, mereka akan selalu membahasnya di forum-forum PBB.

"Menjadi platform politik saat politisi berakampanye agar mendapat dukungan dari pemilih, sehingga saat mereka terpilih, akan membahasnya di forum Majlis Umum PBB, di MU PBB setiap negara besar ataupun kecil punya hak untuk menyampaikan pandangan dalam debat umum," katanya.

Indonesia tidak perlu takut dengan pendapat dari Vanuatu atau negara Pasifik lainnya. Isu itu, akan tetap dimainkan oleh Vanuatu.

"Selanjutnya Indonesia perlu membiasakan diri dengan apa yg disampaikan oleh negara-negara Pasifik di MU PBB dan tidak panik," katanya. 

'Kenapa Vanuatu diam saat guru-perawat di Papua dibantai KKB?'

Vanuatu untuk kesekian kalinya mengusik Indonesia terkait masalah Papua di Sidang Umum PBB.

Indonesia pun mempertanyakan sikap Vanuatu yang diam saja atas pembantaian terhadap guru dan tenaga kesehatan (nakes) oleh KKB di Papua.

Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Sekretaris Ketiga Perwakilan Tetap RI New York, Sindy Nur Fitry. Jawaban ini merupakan tanggapan atas pernyataan Perdana Menteri Republik Vanuatu Bob Loughman yang meminta Komisaris HAM PBB datang mengecek kondisi di Papua Barat.

Sindy Nur Fitry mengatakan bahwa Vanuatu terus mengusik kedaulatan negara lain. Padahal, menurutnya, tudingan Vanuatu itu tidak berdasar.

"Saya terkejut bahwa Vanuatu terus-menerus menggunakan forum yang mulia ini untuk mengusik kedaulatan dan integritas wilayah negara lain. Serta terus melakukan agresi dengan maksud tercela dan motif politik untuk melawan Indonesia," kata Sindy dalam Sidang Umum PBB, seperti dilihat dari Channel YouTube Kemenlu, Minggu (26/09).

Sindy mengatakan Vanuatu hanya berpura-pura peduli pada isu-isu HAM. Namun, Vanuatu justru menutup mata atas tindakan teror kelompok kriminal bersenjata.

"Vanuatu berupaya mengesankan diri, seolah-olah negara ini 'peduli' terhadap isu-isu HAM. Pada kenyataannya, HAM versi mereka diputarbalikkan. Dan sama sekali abai terhadap tindak teror keji serta tidak manusiawi yang dilakukan oleh kelompok kriminal separatis bersenjata (KKB)," kata Sindy.

"Vanuatu secara sengaja menutup mata ketika kelompok kriminal separatis bersenjata ini membunuh para perawat, tenaga kesehatan, guru, pekerja konstruksi, dan aparat penegak hukum," sambungnya.

Sindy juga mempertanyakan mengapa Vanuatu diam ketika guru dibantai oleh KKB. "Ketika para guru dibantai tanpa belas kasihan, mengapa Vanuatu memilih diam?" katanya.

Dia meminta agar masalah Papua dilihat secara utuh. Semata-mata agar tak tersesat.

"Seluruh warga negara kami diperlakukan setara tanpa memandang latar belakang sosial budaya, agama, atau ekonomi. Bukalah mata Anda, dan lihat gambar utuhnya, lihatlah semuanya, atau Anda akan tersesat," jelasnya. (pkp/ha) 

Satuan Gabungan TNI-Polri Siap Tindak Tegas KKB Papua

 

Baca selengkapnya di: detiknews

Serangan Vanuatu ke RI soal Papua Dinilai Dimanfaatkan Tokoh Separatis

Diplomat RI: Kenapa Vanuatu Diam Saat Guru-Perawat di Papua Dibantai KKB?