1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Bencana

Pabrik Mercon di Kosambi Pekerjakan Buruh Anak?

27 Oktober 2017

Komisi Perlindungan Anak Indonesia menyelidiki kemungkinan dipekerjakannya anak di bawah umur oleh pabrik mercon yang terbakar di Kosambi. Polisi saat ini masih menunggu kedatangan pemilik pabrik yang berada di Malaysia.

https://p.dw.com/p/2mauV
Indonesien Brand in Feuerwerkfabrik in Tangerang
Foto: picture-alliance/AP Photo/T. Syuflana

Kepolisian masih menyelidiki penyebab kebakaran yang melalap gudang mercon di Tanggerang. Insiden tersebut menewaskan 47 orang. Selain korban jiwa, 46 orang lain mengalami luka bakar serius dan harus menjalani perawatan medis di rumah sakit, termasuk di antaranya remaja di bawah umur.

"Kami memeriksa laporan bahwa anak-anak usia 15 dan 16 tahun termasuk korban luka-luka," kata Susanto, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). "Jika benar, maka perusahaan sudah melanggar Undang-undang, terutama karena pekerjaannya sangat berbahaya," imbuhnya.

Saat ini keluarga masih berusaha mengidentifikasi jenazah korban yang berada dalam kondisi mengenaskan dan sulit dikenali. "Proses identifikasinya akan memakan waktu karena kondisi jenazah," kata Kepala Rumah Sakit Polri, Didi Agus Mintadi.

Pihak rumah sakit sudah mengumpulkan DNA korban jika metode identifikasi melalui sidik jari tidak membawa hasil.

Sementara itu kepolisian masih harus memeriksa pemilik pabrik mercon di Kosambi. Indra Liyono saat ini sedang berada di Malaysia dan sudah dihubungi polisi. Ia mengaku akan segara kembali ke Indonesia untuk menjalani pemeriksaan.

"Yang paling utama akan dilihat penyebab terjadinya kebakaran itu, apakah dia punya safety dalam kegiatan selama berlangsungnya pekerjaan karyawan, kami juga akan mintai keterangan terkait pembuatan kembang api," ujar Kapolres Tangerang Kota Harry Kurniawan kepada Kompas.

Pabrik milik PT Panca Buana meledak pada pukul 09.00, Kamis (26/10) dan baru berhasil dipadamkan sekitar pukul 12:00. Hingga Jumat (27/10) pagi polisi masih menyisir lokasi kebakaran untuk mencari jenazah korban yang kemungkinan tertimbun puing.

rzn/yf (dpa, rtr, kompas)