1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Organisasi Bantuan Sulit Capai Lokasi Bencana Banjir di Pakistan

4 Agustus 2010

1500 orang dikabarkan telah tewas dalam bencana banjir di Pakistan. Para korban banjir di Pakistan mulai merasa putus asa dengan lambatnya usaha penyelamatan di kawasan yang terkena musibah.

https://p.dw.com/p/ObiS
Foto: DW

Ratusan orang melakukan aksi protes di Nowshera. Mereka menganggap pemerintah gagal menyuplai mereka dengan bahan pangan dan obat-obatan yang sangat diperlukan. Presiden Asif Ali Zardari dikritik karena tengah berkunjung ke Inggris dan Perancis, di saat negaranya berjuang menghadapi banjir terparah dalam 80 tahun terakhir.

Berusaha Meninggalkan Lokasi Banjir

Warga provinsi Khyber-Pakhtunkhwa masih berjuang mengatasi banjir. Begitu juga di provinsi Sindh. Lebih dari 200 ribu orang telah dievakuasi. Di Peshawar, warga harus meninggalkan rumah mereka, karena tanggul terbesar ke tiga di Pakistan terancam bobol. "Warga berusaha mengungsi dari daerah tersebut, tetapi permukaan air terus meninggi dan karena itu mereka tertahan di sini. Jalanan juga tertutup," dikatakan seorang warga.

Jembatan penghubung terpenting di sungai Swat telah rubuh. Sehingga, bahan bantuan yang dibutuhkan para korban pun sulit untuk dibawa para organisasi bantuan ke sana. Militer Pakistan berusaha menyeberangkan warga melalui jembatan buatan darurat dan perahu. Tetapi ini memakan waktu yang lama. "Kami datang ke sini setiap hari selama lima hari. Hari ini kami datang pagi-pagi. Tapi sampai sekarang belum ada dari kami yang berhasil menyeberang. Kami sudah menunggu selama 5 jam."

Korban Butuhkan Bantuan Sesegera Mungkin

Badan pangan dunia PBB, WFP, mengatakan 1,8 juta orang akan membutuhkan suplai bahan pangan dalam enam bulan ke depan, setelah banjir merusak jutaan hektar sawah dan menghancurkan persediaan bahan pangan di banyak wilayah. 980 ribu warga kehilangan rumah mereka atau harus diungsikan ke tempat lain untuk sementara waktu. Setidaknya satu juta warga membutuhkan bantuan segera dan puluhan ribu terancam terkena wabah penyakit.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton telah mengumumkan paket bantuan dari negaranya sebesar 10 juta Dollar, termasuk kapal, jembatan dan persediaan air minum. Pemerintahan Inggris menjanjikan bantuan delapan juta Dollar. Bantuan langsung juga berdatangan dari negara-negara lain, berupa, makanan, perlengkapan sanitasi, tenda, air bersih dan obat-obatan yang disalurkan melalui badan-badan PBB dan organisasi bantuan lainnya. Indonesia menyiapkan bantuan senilai 1 juta Dollar termasuk pengiriman bahan bantuan dan tim kesehatan.

Sebelum bencana banjir pun, jutaan warga Pakistan terpaksa mengungsi dari tempat tinggal mereka di wilayah barat laut, karena pertempuran antara militer dan kelompok Taliban. Jika banjir memperdalam masalah yang ada, ini bisa merusak usaha pemerintah untuk menghimbau warga agar kembali ke rumah mereka.

Vidi Legowo-Zipperer/rtr/dpa/afp

Editor: Hendra Pasuhuk