1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Olmert-Abbas Kembali Bertemu di Yerusalem

27 Desember 2007

Sebagai kelanjutan perundingan Senin lalu (24/12), Kamis (27/12) PM Israel Olmert dan Presiden Palestina kembali bertemu di Yerusalem.

https://p.dw.com/p/CgvS
Akankah pertemuan Olmert dan Abbas kali ini membuahkan hasil?
Akankah pertemuan Olmert dan Abbas kali ini membuahkan hasil?Foto: AP

Rencana Israel untuk membangun rumah baru di kawasan Palestina yang mereka duduki merupakan agenda utama pembicaraan hari ini. Senin malam lalu (24/12) putaran kedua perundingan Israel dan Palestina mengalami kebuntuan akibat sengketa pembangunan pemukiman Yahudi tersebut dan kini kedua kubu bersitegang. Israel ingin tetap melanjutkan pembangunan perumahan baru di pemukiman Yahudi Har Homa dan Maale Adumim serta menganggap perluasan pemukiman itu sebagai hal wajar. Sementara Palestina menuntut Israel untuk menghentikan pembangunan tersebut.

Posisi inilah yang ingin dipertegas oleh Presiden Palestina Abbas terhadap Perdana Menteri Israel Olmert. Seperti yang dikemukakan ketua tim juru runding Palestina, Saeb Erekat, "Intinya adalah kami mendesak pihak Israel untuk menghentikan perluasan pemukiman Yahudi yang disebutnya hal wajar, supaya memberikan kesempatan bagi perdamaian.“

Sekitar 800 rumah baru akan dibangun di kawasan Israel Har Homa dekat Yerusalem yang disebut daerah Jabal Abu Ghneim oleh warga Palestina. Selain itu, 240 rumah baru juga akan dibangun di pemukiman Yahudi Maale Adumim. Kedua daerah Palestina tersebut diduduki Israel sejak Perang Enam Hari tahun 1967. Menurut pandangan pemerintah Israel, kawasan pemukiman tersebut merupakan bagian dari Yerusalem dan Israel mengklaim kedaulatan penuh atas wilayah itu. Israel juga mengklaim bahwa perluasan perumahan Yahudi di kedua wilayah itu tidak melanggar peta perdamaian dan mengganggu jalannya perundingan damai antara Israel dan Palestina. Dalam peta perdamaian Timur Tengah bagi Israel dan Palestina disebutkan bahwa pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah Palestina yang diduduki harus dihentikan.

Israel juga tidak akan membangun pemukiman baru dan melakukan perluasan secara terlihat dari pemukiman Yahudi yang sudah ada, demikian diungkapkan juru bicara Perdana Menteri Israel, Mark Regev. Regev menambahkan, Israel akan melakukan pembicaraan konstruktif dengan Palestina.

"Bagi kami, pembicaraan dengan Palestina merupakan hal yang sangat penting dalam perundingan damai antara pemimpin kedua negara. Ketika kami bertemu, Palestina membawa agenda pembicaraannya dan Israel juga memiliki tema penting untuk dibicarakan. Intinya adalah kedua negara mencari kesamaan pendapat. Dan diharapkan di tahun-tahun mendatang kami melakukan kemajuan nyata, “ ujar Regev.

Guna mencapai kemajuan semacam itu dalam perundingan, tim juru runding Palestina menegaskan, Israel harus segera menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi. Kebijakan pembangunan pemukiman Israel menghalangi kelanjutan perundingan. Konferensi Annapolis di Amerika Serikat bulan November lalu menghasilkan perjanjian mengenai rencana pembentukan negara Palestina tahun depan.

Sengketa perluasan pemukiman Yahudi dari awal telah membebani berbagai perundingan. Pertemuan pertama Israel dan Palestina dua pekan lalu juga dibayangi pengumuman rencana pembangunan perumahan baru di pemukiman Har Homa. Israel bersikap tidak acuh terhadap kritik tajam masyarakat internasional mengenai hal itu. Perwakilan Kuartet Timur Tengah dari Rusia, Amerika Serikat, Perserikatan Bangsa-bangsa, dan Uni Eropa menegaskan, rencana itu mengancam proses perdamaian.