1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Olimpiade 2012 Belum Sempurna

Andreas Sten-Ziemons 13 Agustus 2012

Pagelaran Olimpiade 2012 dipandang positif: prestasi yang dicapai para atlet, penonton yang bersahabat dan cuaca yang mendukung. Meski demikian masih ada juga kekurangan.

https://p.dw.com/p/15otB
Foto: dapd

“Olimpiade terbaik sepanjang masa,“ demikian pujian mantan Presiden Komite Olimpiade Internasional IOC Juan Antonio Samaranch kepada tuan rumah penyelenggara dalam upacara penutupan Olimpiade 2012. Penerus Samaranch, Jacques Rogge, mengatakan penyelenggaraan Olimpiade kali ini menunjukan hasil luar biasa, baik dari segi panitia penyelenggara, atlet mapun penonton. “Saya berbahagia dan bersyukur, ini merupakan Olimpiade yang luar biasa. Pertandingan yang dilakukan atlet, kompleks Olimpiade semuanya fantastis. Fasilitas yang tersedia berfungsi baik dan penonton pun luar biasa. London berhasil membuat penyegaraan dalam ajang olimpiade.”

Tak salah apa yang diungkap pria Belgia itu. Pertandingan yang berlangsung di London, menyajikan kompertisi menarik para atlet hebat dan hasil pertandingan luar biasa. Meskipun tampilnya atlet-atlet Inggris kurang menunjukan euforia, namun atlet luar Inggris juga mendapatkan dukungan luar biasa atas sportivitas yang mereka tunjukkan. “Kita hanya dapat mengucapkan rasa terima kasih,“ kata wakil IOC Jerman Dr. Thomas Bach. “Terimakasih pada ketua organisasi Sebastian Coe, terimakasih London, terimakasih Inggris.“ Dan tidak ketinggalan, rasa syukur pada cuaca yang mendukung selama 16 hari penyelenggaraan Olimpiade.

Keputusan yang Dipetanyakan

Penonton yang luar biasa dan demikian pula atletnya, penyelenggaraan Olimpiade kali ini bukan tanpa kekurangan. Kekurangannya justru ditemukan pada wasit dan pengawas pertandingan. Jika menilik buku peraturan, sebagian masih dapat dimengerti, namun sangat banyak bula yang tidak. Misalnya kekalahan yang ditelan petinju Jepang, meski telah memaksa lawannya mencium kanvas sebanyak enam kali. Di cabang tinju, dari beberapa kesalahan keputusan yang diambil, hanya satu yang dikoreksi. Di cabang anggar, rekaman video menjadi penentu dari keputusan penting. Tidak jarang selama bermenit-menit para atlet dan penonton harus menunggu keputusan yang menentukan sipa yang menang dan kalah – hal ini tidak selalu dapat dipahami.

Dalam laporan akhirnya, Presiden Komite Olimpiade Jerman Thomas Bach mengeluhkan sejumlah keputusan kontroversial serta kritik terhadap hakim pertandingan, “Jumlah keputusan kontroversial relatif tinggi.“ Namun mantan pemain anggar itu memaklumi situasi yang dihadapi para hakim pertandingan, “Mungkin ini karena semuanya harus berjalan cepat. Saya sekarang tak mau menjadi wasit anggar, karena jenis olahraga itu sekarang sangat cepat bergerak dan dinamis.“

Pihak Keamanan yang Kaku

Topik yang paling hangat dibahas sebelum Olimpiade London 2012 digelar adalah mengenai masalah keamanan. Tahun 2005, sehari setelah diumumkannya London sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Panas ke 30, ibukota Inggris itu diguncang serangan bom. Dengan demikian antisipasi keamanan disiagakan, namun terkadang berlebihan. Misalnya ketika juara Olimpiade cabang lempar cakram Robert Harting merayakan kemenangannya, dan ingin kembali ke kompleks Olimpiade, ia tertahan di gerbang, karena kehilangan kartu akreditasinya ketika berpesta. Bahkan Ratu Spanyol Sophia, Pangeran Felipe dan Putri Leticia dari Spanyol juga ditolak masuk ke kompleks Olimpiade, saat ingin memberikan ucapan selamat kepada Nicolas Garcia Hemme, yang mendapat medali perak dalam cabang taekwondo.

Apakah Olimpiade Berjalan Bersih?

Dalam hal tes doping, Olimpiade London 2012 juga bisa dikatakan mencatat satu keberhasilan. Selama ajang digelar, 5000 tes dilakukan, ini merupakan jumlah terbesar dalam sejarah Olimpiade. Dan secara resmi Komite Olimpiade Internasional menemukan enam kasus doping. Sejumlah atlet dikeluarkan dari asosiasi nasional mereka sebelum atau an selama Olimpiade berlangsung.

Dalam sebuah kompetisi besar hanya pemakai doping yang bodoh yang berhasil tertangkap. Sebaliknya, baru di masa depan dapat ditunjukan apakah pertandingan Olimpiade di London itu bersih dari doping atau tidak. Karena, metode pengujian unsur doping terus dikembangkan dan sampel uji doping di London yang dibekukan disimpan selama delapan tahun untuk pengujian lebih lanjut. Tidak mengejutkan, jika salah satu dari pemenang harus mengembalikan lagi medali kemenangannya antara sekarang hingga tahun 2020.

Setelah berlangsungnya Olimpiade London, paling tidak, neraca positif dapat ditarik. Mungkin Olimpiade 2012 di London, bukanlah yang terbaik sepanjang masa. Namun kita juga harus memberikan penilaian obyektif. Paling tidak, Olimpiade yang baru berlangsung ini, menjadi standar untuk penyelenggraan berikutnya agar lebih tinggi lagi